dulu sewaktu masih lajang, pernah suatu hari pergi ke puskesmas kecamatanku. periksa gigi waktu itu (karena kalau ke puskesmas itu cuman babagan gigi kalau dulu. gigi yang impaksi. nanti tak tulis deh kpan2).
pagi itu aku antri di poli gigi. namanya juga puskesmas, tempatnya kecil jadi antrian antar poli kelihatan. aku duduk mengantri di depan poli gigi. seberang agak ke kiri, ada antrian poli kia. salah satu pengantrenya adalah mbak2 muda dengan wajah penuh peluh dan kondisi badan yang tidak sehaat, hamil besar pula. pemandangan yang bagi 'si takut hamil' sepertiku sangat mengerikan. antrian di poli kia waktu itu cukup banyak. jadi mbak yang kesakitan tadi harus menunggu cukup lama untuk diperiksa bidan.
aku, waktu itu meminta pada rabku untuk memberiku kesempatan hamil pada usia dimana segala hal mengenai duniaku sudah tumpah2. uang yang bisa kugunakan untuk periksa kehamilan di tempat yang bagus, personil medis yang berkualitas, alat2 canggih. bukan di puskesmas.
maklumlah, aku adalah wanita yang sejak remaja selalu ketakutan akan hal berbau kewanitaan. kalau ada pelajaran biologi yang membahas mngenai kewanitaan, lebih baik aku remidi daripada harus mempelajari seluruh materi yang menakutkan itu. aku takut hamil, takut melahirkan. takut sakitnya, takut ada apa2 dengan anak tidak terlihat dirahimku, takut lahiran normal sekaligus takut operasi. bagiku pokoknya hamil adalah urusan nanti kalau segala duniaku sudah lebih dari cukup.
sayangnya, manusia mana yang dapat meramal dan menentukan takdirnya. menikahnya pasangan adalah ketetapan, hamilnya seorang ibu adalah ketetapan, lahirnya jabang bayi juga ketetapan. dan tanpa pernah kubayangkan, aku menikah diusia 23 tahun 1 bulan dan hamil diusia 23 tahun 4 bulan.
mulanya aku begitu terkejut ketika bidan menyatakan aku hamil. aku tidak bahagia waktu itu. aku takut. takut pada banyak hal. ketakutan yang sejujurnya sama sekali tidak penting tapi kupikir teramat sangat. pertama kali dinyatakan hamil, usia kandunganku 6 minggu. pada minggu ke 8 aku melakukan usg. dan, itu pertama kalinya aku bisa merasa bahagia dengan keberadaan janīn di rahimku. belum ada yang terlihat kecuali titik kecil sebenarnya. tapi entah mengapa ketakutanku yang banyak seketika hilang. dan aku begitu bahagia menatap titik kecil yang akan menjadi anakku itu.
meskipun sampai usia kehamilan 17 minggu kondisiku masih belum stabil, tapi aku tetap bahagia dengan kehamilanku.
jadi, untuk kalian yang takut hamil, takut menikah, hilangkan segala ketakutan itu dan lakukan saja. karena menatap titik kecil di rahim saja bikin hati bahagia.
jujur saja, diawal pernikahan, aku memohon pada suami untuk menunda kehamilan. suami bersedia. tapi selalu bilang padaku kalau tidak memiliki anak adalah kepedihan terbesar pasangan. bagiku waktu itu, 'si takut hamil', berpikir, apa yang harus ditakutkan hanya karena tidak adanya anak. dan 3 bulan setelah pernikahan kami, aku hamil. sampai usia kehamilan 17 minggu ini aku sadar bahwa kebahagiaan seorang ibu tidak akan lengkap tanpa menatap anak dalam rahimnya.
berbahagialah wanita yang hamil. dan jangan bersedih bagi yang belum hamil. bagi yang menunda kehamilan, ingat bahwa hamil adalah kebahagiaan. bagi yang takut hamil, sungguh itu ketakutan yang fana. SUNGGUH..