Memanglah hidup tidak pernah menjanjikan kemulusan jalan. Ada kalanya begitu lapang, sampai lupa bahwa manusia hanya hamba. Ada kalanya sangat sempit, sampai lalai bahwa tujuan penciptaan manusia adalah beribadah pada RabbNya.
Yang tidak bisa dikerja adalah mendikte Rabb Semesta dijalan lapang atau sempit manusia berada. Tapi Allah Maha Adil, manusia diberi kemampuan memilih untuk menjalani lapang dan sempitnya jalan dengan bahagia atau duka.
Lapang bukan definisi bahagia dan sempit bukan berarti duka. Banyak orang dilapangkan jalan tapi selalu merasa ada yang kurang. Dan tidak sedikit yang sedang sempit tapi tidak pernah merasa terhimpit.
Bagaimana berwujudan rasa bahagia itu?
Ya, syukur dan sabar. Selalu syukur atas segala kelapangan, dan bersabar ketika sedang disempitkan.
Mereka yang taat adalah mereka yang percaya bahwa lapang bukan berarti mulia dan sempit bukanlah nista. Mereka yang taat adalah mereka yang dalam lapang maupun sempit selalu menyandarkan diri pada bantal keikhlasan.
Ya, jadikan syukur dan sabar sebagai pilihan maka hidupmu bahagia, Insya Allah.