1B301

on Minggu, 20 Oktober 2013


Bapak,
Sejujurnya siang itu saya tidak benar-benar memahami pernyataan bapak

Naif sekali memamerkan ibadah yang jadi rutinitas untuk meraih popularitas. Telusurilah lebih lanjut, iyakah dia merupakan output?  Jika anda mengatakan, ibadah merupakan output dari masukan yang bernama imana, maka perhatikan, ia bukan hasil dari kuatnya iman pada Tuhan. Setiap jiwa memiliki fitrah kembali pada Allahnya, sebut saja naluriah, bukan input yang menghasilkan ibadah yang baik.”

Dan siang tadi saya diingatkan pada pembelajaran bertahun lalu, mengenai ideologi sederhana, namun kekuatan magisnya luar biasa. Kita biasa menamainya keyakinan. Iman.
Bahwasanya, ketika seorang hamba mengutamakan Rabb-nya, sejatinya ia sedang mengutamakan urusan dunianya sendiri. Allah berjanji akan memudahkan setiap urusan dan Ia  tak mungkin lupa dengan ikrarnya sendiri. Barang pasti, Allah akan memberi setiap dunia yang hamba minta.

Sesederhana itu, namun butuh berminggu untuk saya mencerna pernyataaan ganjil bapak. Sesederhaan itu, diperantarai orang-orang hebat yang mengejek tingkah saya karena masih nyaman duduk di belakang sebagai penonton pertunjukan, hanya antusias memberi tepuk tangan.

Ya, iman merupakan fitrah diri. Melalui ibadah yang baik, setiap hamba akan memperoleh dunia yang ia minta. Luar biasa. Bahwa iman, bukan masukan yang diharapkan memiliki taget keluaran.

witen by @niahaji

0 komentar:

Posting Komentar