Memang kadang hidup terasa sedikit ‘bullshit” dalam banyak hal. Seperti kisahku, saat ibuku sakit, aku harus pergi meninggalkan
rumah selama 45 hari yang katanya untuk mengabdi. Sementara dulu, aku banyak
lupa pada ibu padahal waktuku banyak berlalu untuk hal-hal yang sifatnya tidak
mendesak.
Ibu, walaupun sering uring-uringan tidak jelas, namun saat
mendengar batukmu dikala aku memenangkan egoku untuk pekerjaan lain dari pada
membantumu rasanya hatiku membara, menanya diriku apa makna balas budi itu?
Lalu aku berpikir, apa gunanya mengabdi, membangun desa
tetangga namun lupa pada sosok yang melahirkan kita? Dimana hati nuranimu, kau
pembuat kebijakan? Ramadhan adalah waktu dimana rumah menjadi idaman setiap
orang untuk pulang. Barangkali, ini ramadhan terakhir kami menikmati buka
bersama keluarga. Mengapa tega memisahkan kami dengan mereka? Terlebih,
orang-orang yang sepertiku, kuliah sambil membantu orang tua mengumpulkan
rupiah. Ramadhan merupakan waktu dimana tidak ada toko yang sepi. Siapa yang
akan membantu ibuku mengurus toko saat aku harus pergi? Kalian pembuat
kebijakan, yang tahunya hanya uang, aku benar-benar heran.
witen by @niahaji
0 komentar:
Posting Komentar