Aku heran sama medsos yang melulu meributkan ibu pekerja dan ibu di rumah; sama-sama bagus, nggak ada jeleknya, lallalala. Kok menurutku mereka ngomongnya ngawur gitu ya. Padahal jelas hlo, di al-qur'an tertulis kalau wanita lagi menyusui, ada baiknya untuk fokus menyusui. Biar suami yang cari duit kalau memang mampu. Kalau nggak mampu, ya nggak paap wanitanya ikut bantu cari duit. Ada keringanan untuk mereka.
Nah, ini sayang bgt. Nggak tau orang sekarang mikirnya pakai dasar apa. Mereka kerja untuk aktualisasi diri. Ya monggo yang berpikiran demikian. Aku sih, masih memercayai tentang dongeng ibu yahudi jaman SMA dulu ya. Cuman kalau dipikir lagi masuk akal juga kenapa ibu yahudi memilih membuang semua hasrat aktualisasi diri itu ketika masa menyusui anaknya. Sesuai amanat qur'an.
Belum lagi tentang me time atau quality time sama suami. Anak tinggal di rumah dijagain orang lain. Pernah terpikir nggak sih, kalau anak pasti kangen berat sama ibunya. Secara hlo, sembilam bulan sama-sama terus. Habis diia keluar dari perut, masa malah sering ditinggal. Kalau dia bisa mengungkapkan perasaannya, mngkin dia akan bilang kalau nggak mau pisah sama ibu barang sedetik pun. Sama-sama terus kayak dulu masih di perut. Herannya juga, kok orang sekarang nitipin anak enteng aja. Asal ada ASIP, selesai perkara. Tinggal JJS bentar nggak papa lah, asal waras. Wehladalah. Bolehlah me time, anak tinggal di rumah. Cuman ya nggak tiap hari juga keles. Tur ya kalau bisa diusahain yang jaga anak tetep bapaknya, bukan embahnya apalagi pengasuh. Toh, bukannya kalau anak masih new born kitanya keluar rumah buat beli sayur gitu aja udah adem ayem ya di ati. Nggak perlu ngemol berjam-jam dan anak ditinggal gitu aja.
Masalah qtime sama suami. Toh, bisa kaan pas malem waktu anak tidur. Di kamar sambil kelonin anak juga bisa kan, nggak perlu leha-leha duduk sambil jajan di kedai kopi.
Entaran kalau menurut keyakinan dan kepercayaan anak udah boleh diajak pergi, baru jalan-jalan sekeluarga. Qtime sama anak juga. Kenapa banget harus pnya waktu qtime sama suami dan ninggalin anak? Sadarlah mak, palingan nanti dia kelas 2 SD udah nggak mau jalan sama kamu, udah nggak butuh kamu blas. Nikmati masa itu. Ngomong ke diri sendiri sih, ini wkwk.
Bukannya aku nggak ada yang dititipin Kaisar ya, jadi aku cuap-cuap gini. Ada mbah tiku ada ibuku yang alus banget dalam urus bayi. Tapi sedari Kaisar kecil, aku emang nggak minat nitipin, sih. Mending ajak aja kemanapun aku pergi. Bisa nen langsung terus. Lagian kalau anak masih piyik gitu, payudara juga suka sakit kalau dalam berapa jam enggak dinenenin. Aku nggak perah sih, ya. Mngkin yang perah pada nggak ngrasain sakit karena toh jalan-jalan tetep sambil pumping, yee kaan? (Nggak masuk nalarku blas ibu-ibu model gini. Menyusui cuy, mengasihi, dan nggak sebercanda itu).
Jadi, aku nyinyirin ibu bekerja sama ibu yang suka wara wiri ninggal anak, nih? Iya, aku lagi nyinyir BANGET ini. Aku nyinyir ibu yang nekat kerja padahal suami mereka duitnya banyak dan kerjaannya bagus. Cukup banget kalau cuman mau makan tiap hari, nabung, inves, dan dana darurat. Nggak kurang pokoknya. Tapi istrinya nekat kerja karena aktualisasi.
"Hlo, entar nggak ada dokter wanita, njut piye no?" Wahai bu, nyusui berapa lama sih. Dua taon aja, kan. Golden age anak sampai umur tiga. Palingan kamu ngendon di rumah tiga taon doang. Sesusah itu? Aktualisasi diri bisa ngapain aja, kok. Planning masa depan anak, planning masa depan keluarga, ajarin anak banyak hal ke anak, nulis, dll. Ya, nggak? Atau mungkin muroja'ah hafalan qur'an yg sempat terlupakan lol.
Yakinlah, kalaau kamu pinter, kapanpun dan dimanapum akan tetep kelihatan pinter. Tetap banyak wawasan. Tetap bisa kerjain soal matematika wkwk. Iya hloh, aku serius. Analisismu juga masih tajam. Asal sering-sering aja gunain otakmu. Bukan mentang-mentang nganggur jadi nggak belajar sama sekali. Ingatlah bahwa jadi ibu itu belajar seumur hidup dan kamu harus memampukan dirimu untuk ditempa kehidupan sekeras apapun.
Tapi, kamu yang bekerja karena memang harus. Semangat yaa. Allah kasih keringanan, kok. Pakai aja keringanan itu. Kalian hebat dan Allah sayang kalian. Insya Allah anak-anak kalian adalah orang baik yang suayaaang sekali sama ibunya.
Jadi, kalian yang kerja cuma buat seneng-seneng doang, aku Bu Ainun garis keras lol. Bukkannya aku benci, cuman aku aware kalian. Apalagi kalau kalian muslim dan Allah nomor satu. Maka, kembalilah.
written by @niahaji
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
- April (1)
- Maret (1)
- Maret (1)
- Februari (7)
- November (6)
- Oktober (2)
- September (26)
- Agustus (2)
- Juli (10)
- Juni (2)
- Januari (4)
- November (6)
- Oktober (9)
- Juli (4)
- April (9)
- Juni (1)
- Januari (2)
- November (2)
- September (2)
- Mei (1)
- April (2)
- Desember (3)
- November (6)
- Juli (6)
- Mei (1)
- Maret (1)
- Januari (15)
- November (4)
- Oktober (11)
- September (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- April (5)
- Maret (15)
- Februari (22)
- Januari (6)
- Desember (3)
- November (2)
- Oktober (8)
- September (21)
- Juli (4)
About Me
- niahaji
- I'm not the best, but I always try to work better. I'm nothing, but I have Allah who is everything.
my name's..
welcome to my life story :)
selamat dataang.. jangan kaget dengan kegilaan tulisan saya yang tidak bernilai.. saya hanya ingin mengaktualisasi diri lebih lagi..
I'm not the best, but always try to work better.. I'm nothing, but I have Allah who is everything..
niahaji. Diberdayakan oleh Blogger.
- nothing :D
selamat datang di dunia yang saya rancang untuk kesenangan saya. semoga pembaca merasakan nikmat yang sama. Amiin..
- choose one, please :)
Labels
- aqila today (8)
- Dasar-dasar Akuntansi Keuangan (1)
- Ekonomi Pembangunan (6)
- Kewirausahaan (2)
- nianianiaa (20)
- Strategi Belajar Mengajar (3)
- thedeepestinside (89)
0 komentar:
Posting Komentar