siapa paras itu?

on Rabu, 04 Juli 2012
lima atau enam tahun lalu,
kita hanya tahu nama masing-masing tanpa menyelami dimensi hati
bertumbuh menyambut remaja dengan paut umur berbilang tak seberapa
aku dan kecipak lari kecilku
dan kau dengan cerita yang aku tidak banyak tahu

sesisih kisah ini merupakan mula sisi gelapmu 
mencintai yang tulusnya benar kau dalami
namun berbalas dengan pengkhianatan atas butanya mata tak menghargai
menyulut panas dendammu yang menyesak dada
terlampiaskan dengan noktah yang kau hitamkan pada garis kehidupan beberapa jiwa yang bungahnya menyambut remaja tidak diintegrasi dengan pemaknaan akan hidup itu sendiri
bulatan hitam sama tebalnya dengan milikmu

rasa-rasanya ia begitu kau seseorangkan
istimewa dan berpengaruh luar biasa
meski saat rasa itu kau semai, umurnya masih balita
sampa-sampai hancurnya hatimu bukan lagi keping batu, namun butir pasir
batapa ia kuat mendominasi, mematikan kerja sadar otak..
secantik apa ia gerangan?
atau, selebih apa ia kiranya?

mendadak sayang,
aku dikejutkan oleh liar pikir yang entah dari mana berasal
penasaran dalam bisu, seandainya,, seandainya,,
aku tidak sanggup, namun sebagian diriku mengingkan jawaban
"seandainya ia kembali, apakah kau menyambutnya dengan girang senyum manis?"

maafkan aku..
tidak usah diperdengarkan jika jawabannya "YA" 
tapi aku ingin tahu..
bagiku tenang adalah apabila kau tahu perasaan orang disekitarmu meski menyakitkan
sayangnya kali ini seakan slogan itu sedang tidak berlaku

ah, bukankah berkali sudah kau katakan
aku adalah urutan pertama dari daftar nama yang pernah singgah di hatimu
mereka hanya mampir sebentar
sementara aku menetap dan merehabilitasi bagian-bagian sakit yang digores kerasnya takdir
mengapa tidak bungkam dan percaya saja?

sayang dengar..
dikhianati berkorelasi positif dengan kau dijauhkan dari orang yang nantinya akan lebih menyakitimu di masa depan
mengapa tidak kau terima dengan lapang sikap jiwa yang kau lebeli "cinta" itu?
akan lebih bijaksana bukan kedengarannya.
sudahlah, itu lampau yang tidak membaik meski diratapi
aku mencintai dirimu, menyontoh lebihmu, menerima kurangmu.
menghargai lalumu, menyertai kinimu, mengharap masih menggenggam tanganmu di masa depan







0 komentar:

Posting Komentar