kembali

dulu tidak punya siapa-siapa..
saat libur tiba tidak merencana hendak kemana atau akan apa
jika timbul luka tidak berkesah pada manusia nyata,,
tidak ada hand phone,,
tidak ada pesan singkat,,
tidak ada yang memberi penguatan
cukup aku dan kamar 3x3 ku..

keluar kamar hanya untuk hal-hal yang menyangkut kebutuhan manusia,,
selebihnya,, menopangkan dagu di bingkai jendela..
menyilakan kaki,, dan tangan terlipat di dada..
jika bosan,, berbaring dikasur sambil mengangangkan
tapi sungguh, angan itu kini sama sekali tidak ada..

ya, aku dan kamar 3x3 ku..
sesekali meneriki kertas atas kekesalanku pada hidup..
menatap langit, dedaunan yang jatuh karena kering, merasakan angin semilir yang melewati tubuhku, dan tentu saja, menunggu lelaki itu lewat ..
tapi sungguh, kebiasaan itu kini sama sekali tidak ada.. 

kadang aku begitu kagum pada diriku sebelum setahun belakangan
aku yang menyukai sendiriku dengan intensitas kebahagiaan tinggi
sendiri namun tidak pernah merasa sepi..
setidaknyaman apapun kondisi sekitar,,
aku masih bisa bertahan,,
di tempat ini

jujur saja,,
hari ini aku ingin berlari..
menangis sesenggukan dibahu seseorang..
serasa,, seluruh tubuhku memar,,
beberapa sudah lebab namun nyerinya masih belum samar..
sayangnya aku tidak tahu harus kemana ku bawa diri melanglang,,
atau pada siapa kutumpahkan perihku yang menyiksa..

sudahlah,
dulu aku sendiri, tidak punya siapa-siapa, tidak tahu harus kemana
tapi tempat ini selalu menjadi temanku berbagi, arakhku lari..
hari ini,,
aku ingin menyongsong pagi seperti waktu dimana angan itu masih ada..
melewati hari penuh harap dengan segala sesak..
tidak mendengar suara, atau membalas tatapan mata..
hanya aku..
aku dengan sendiriku yang harmonisasinya mengalahkan nada-nada mozart..