sesimpul cita

on Sabtu, 01 September 2012
pernah aku memimpikannya, dulu, dulu sekali
menuliskan "ibu rumah tangga" di kolom cita-cita
tidak sedikit yang mencela atau sekedar verifikasi dengan mengulang tanya langsung padaku
"apakah benar begini?", "ibu rumah tangga jelas cita-cita seorang wanita, yang dimaksud disini adalah karir"
iya, menginginkan diriku berkarir sepenuhnya untuk anak perempuanku, suamiku, rumah mungilku..
tanpa mengkolaborasikan dengan kegiatan wanita karir lain.

melamunkan  ..
rumah mungil yang elegan
sesosok pria yang bersedia membagi waktu sibuknya untuk keluarga, suamiku
riuh tawa anak perempuan ketika keluarga kecilku berkumpul

belakangan karir ibu rumah tangga itu memudar dalam anganku
sejak setahun yang lalu mungkin

namun semenjak kedekatan kita -kurasa- bukan omong kosong remaja dimabuk cinta -lagi-
sesimpul citu itu mengiang -lagi-
kali ini tidak bergeming memandangiku
bahkan mengeratkan ikatannya lebih kencang agar aku tak lari menjauh -lagi-

rumah mungil yang elegan
sesosok pria yang bersedia membagi waktu sibuknya untuk keluarga, suamiku
riuh tawa anak-anak ketika keluarga kecilku berkumpul

bangun pagi, menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anakku
mencium tangan dan pipi saat suamiku pergi bekerja
mengantar anak-anak berangkat sekolah
membersihkan rumah
rutinitas ibu rumah tangga yang sudah pasti amat mebosankan
justru itulah letak uniknya
disaat wanita bosan dengan apa yang sebenarnya menjadi kodrat lahiriyah
berlomba mencari sanjungan dunia melupakan anak-anak dan suami
jika aku dapat menakhlukkan rutinitas membosankan yang tanpa gelar, tanpa bayaran, tanpa sanjungan,
mungkin akan setimpal dengan cemerlangnya kehidupan anak-anakku di masa dewesa mereka

ibu rumah tangga
yang disayang keluarga, berpengetahuan mumpuni, kebanggaan anak-anak dan suami
ah, betapa mengesankannya :)

0 komentar:

Posting Komentar