MAKALAH
TEORI-TEORI
PEMBANGUNAN EKONOMI
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan
Pengampu
: Prof. Dr. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd
Kelompok
:
1. Margaretha
Arum P K7411093
2. Nia
Vita Kusuma H K7411108
3. Noor
Anisa Listyana K7411110
4. Nur
Rahmi Akbarini K7411115
5. Rina
Valia K7411131
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
TEORI-TEORI
PEMBANGUNAN EKONOMI
A.
ALIRAN
KLASIK
1.
Teori
Adam Smith
Berlangsungnya
perkembangan ekonomi diperlukan spesialisasi atau pembagian kerja agar
produktivitas tenaga kerja bertambah. Smith juga menitik beratkan pada luas
pasar yang artinya pasar harus seluas mungkin agar dapat menampung hasil
produksi, sehingga petdagangan internasional menarik perhatian. Jadi pasar
terdiri dari pasar dalam negeri dan luar negeri.
Bukunya yang
terkenal: "An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of
Nations" (1776). Meyakini doktrin hukum alam dalam persoalan ekonomi à
orang dibiarkan mengembangkan kepentingan pribadinya à setiap individu akan
dibimbing oleh suatu "kekuatan yang tidak terlihat" atau invisible
hand, yaitu pasar persaingan sempurna. Jadi, jika semua orang dibiarkan bebas
akan memaksimalkan kesejahteraan mereka secara agregat.
Teori pertumbuhan ekonomi:
(1) pembagian kerja,
(2) proses pemupukan modal,
(3) agen pertumbuhan ekonomi,
(4) proses pertumbuhan.
(1) pembagian kerja,
(2) proses pemupukan modal,
(3) agen pertumbuhan ekonomi,
(4) proses pertumbuhan.
Pembagian kerja:
meningkatnya keterampilan kerja, penghematan waktu dalam memproduksi barang,
penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga. Proses pemupukan modal: kaum
kapitalis dan tuan tanah yang mampu menabung, sedangkan kelompok pekerja
diperkirakan tidak mampu menabung. Mengapa pemilik modal menanamkan modalnya?
Iklim investasi? Tingkat suku bunga?
2.
Teori
David Ricardo
Buku David
Ricardo: "The Principles of Political Economy and Taxation"(1917).
Teori
distribusi, dengan asumsi:
a.
seluruh
tanah digunakan untuk produksi gandum dan angkatan kerja dalam pertanian
membantu menentukan distribusi industri,
b.
berlaku
"law of diminishing return" bagi tanah,
c.
persediaan
tanah tetap,
d.
permintaan
akan gandum inelastis,
e.
buruh
dan modal merupakan input variables,
f.
keadaan
pengetahuan teknis adalah tertentu atau given,
g.
upah
buruh cukup untuk hidup minimal,
h.
harga
penawaran buruh tertentu dan tetap,
i.
permintaan
akan buruh tergantung pada pemupukan modal,
j.
terdapat
persaingan yang sempurna,
k.
pemupukan
modal dihasilkan dari keuntungan.
Atas dasar
asumsi tersebut di atas, Ricardo membangun teorinya tentang saling hubungan
antara tiga kelompok dalam perekonomian yaitu tuan tanah, kapitalis, dan buruh.
Masing-masing kelompok mendapatkan uang sewa, keuntungan, dan upah. Sewa per
unit buruh adalah perbedaan antara produk rata-rata dan produk marginal. Atau
keseluruhan sewa sama dengan perbedaan antara produk rata-rata dengan produk
marginal dikalikan dengan banyaknya tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam
pengolahan tanah. Tingkat upah ditentukan oleh cadangan upah dibagi dengan
jumlah buruh.
Keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan untuk pembentukan modal, yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kemampuan dan kemauan untuk menabung.
Keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan untuk pembentukan modal, yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kemampuan dan kemauan untuk menabung.
B.
TEORI
KARL MARX
1.
Sejarah
Perkembangan Masyarakat
Karl Marx
mengemukakan teorinya berdasar atas sejarah peerkembangan masyarakat dimana
perkembangn itu melalui lima tahap:
·
Masyarakat
Komunal Primitif
Dalam tahap ini
masyarakat masih menggunakan alat yang sederhana untuk bekerja, alat yang
digunakan milik komunal. Dalam masyarakat ini tidak ada surplus produksi diatas
konsumsi karena orang membuat sendiri barang-barang atas kebutuhannya. Makin
lama sedikit demi sedikit orang mengetahui alat produksi yang lebih baik. Hal
ini menyebabkan adanya perubahan sosial dan kemudian terjadi pembagian kerja
dalam produksi.
·
Masyarakat
perbudakan
Dalam tahap ini
hubungan produksi antara orang-orang yang meiliki alat produksi dengan
orang-orang yang hanya bekerja untuk mereka merupakan dasar terbentuknya
masyarakat perbudakan. Pembagian kerja dan spesialisasi semakin jauh dalam
bidang pertanian, kerajinan tangan dan lain sebagainya. Spesialisasi ini
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan mendorong perbaikan alat
produksi.
·
Masyarakat
feodal
Dalam tahap ini
kaum bangsawan memiliki alat produksi yang paling utama yaitu tanah. Para
petani kebanyakan terdiri dari bekas budak yang dibebaskan. Hubungan produksi
semacam ini mendorong adanya perbaikan alat-alat produksi terutama di sektor
pertanian. Kepentingan kedua kelas ini berbeda-beda, maka perkembangan ini
menyebabkan timbulnya alat produksi kapitalis menghendaki hapusnya sistem
feodal
·
Masyarakat
kapitalis
Dalam tahap ini
hubungan produksi didasarkan pada pemilikan individu masing-masing kapitalis
terhadap alat produksi. Hubungan produksi semacam ini memungkinkan perkembangan
yang pesat akan alat produksi karena adanya keuntungan yang besar. Perubahan
alat produksi selanjutnya menyebabkan perubahan dalam kehidupan ekonomi
masyarakat.
·
Masyarakat
sosialis
Dalam tahap ini
pemilikan alat-alat produksi didasarkan atas hak milik sosial. Sistem ini
memberikan kesempatan kepada manusia untuk maju baik di lapangan produksi
maupun dalam kehidupan kemayarakatan. Dalam sistem sosialis tidak ada lagi
kelas-kelas masyarakat.
2.
Runtuhnya
sistem kapitalis
Setiap tingkat
keadaan ekonomi dan sosial masyarakat dengan teknologi dan semangat yang
khusus, menimbulkan jenis-jenis pertentangan kelas yang berakhir dengan
runtuhnya fase tersebut, dan timbul fase berikutnya yang sifatnya lebih tinggi
daripada fase sebelumnya.
Karl Marx
bersikap pesimis mengenai perkembangan sistem kapitalis karena kapitalisme
tidak saja akan mengalami staknasi juga akan mengalami keruntuhan yang
disebabkan oleh perkembangan kapitalisme itu sendiri. Karl Marx mendasarkan
pendapatnya atas adanya hukum gerak, yaitu:
a.
Konsentrasi
Dalam masyarakat kapitalis persaingan
bebas menjadi cara bekerja, maka perusahaan-perusahaan yang kuat dapar bertahan
dan perusahaan kecil akan bangkrut dengan demikian pemusatan perusahaan menjadi
perusahaan besar jumlahnya menjadi sedikit.
b.
Akumulasi
Perusahaan yang sudah menggabungkan akan
bertambah besar karena banyak perusahaan yang sudah besar memiliki kedudukan
monopoli, sehingga kekayaan semakin menumpuk.
c.
Kesengsaraan
Akibat dari persaingan perusahaan kecil
menjadi bubar dan mereka menggabungkan diri kepada para buruh, dan buruh
menjadi banyak jumlahnya, maka upah dapat ditekan dan mereka masih dapat
didesak oleh kaum kapitalis, akibatnya kemelaratan semakin meluas.
d.
Krisis
Daya beli masyarakat semakin berkurang
karena pendapatan buruh semakin berkurang sehingga terjaid kelebihan produksi
atas konsumsi (over production)
sehingga harga barang merosot dan produksi terpaksa ditahan, pabrik-pabrik
banyak yang ditutup dan terjaid krisis.
3.
Proses
Perkembangan Ekonomi
Kemajuan
teknologi merupakan faktor yang penting bagi perkembangan, dengan teknik
produksi yang baik keuntungan akan bertambah, kemudian diinvestasikan lagi dan
seterusnya, tapi hal itu tidak dapat berjalan terus, perkembangan ekonomi
kapitalis itu tidak saja macet tetapi bahkan mengalami kehancuran.
C.
ALIRAN
NEO KLASIK
Aliran
neo klasik mempelajari tingkat bunga, yaitu harga modal yang menghubungkan
nilai pada saat ini dan saat yang akan datang. Perkembangan ekonomi dapat
diikhtasarkan sebagai berikut:
1.
Akumulasi
Kapital
Tingkat bunga dan tingkat pendapatan
menentukan tingginya tingkat tabungan dan investasi. Jika bunga rendah, maka
investasi akan tinggi, dan seterusnya.
2.
Perkembangan
sebagai proses yang gradual
Menganggap bahwa perekonomian sebagai
kehidupan organik yang tumbuh dan berkembang perlahan-lahan sebagai proses yang
gradual.
3.
Perkembangan
sebagai proses yang harmonis dan kumulatif
Proses ini meliputi berbagai faktor
dimana faktor itu tumbuh bersama-sama, misalnya teknik produksi baru akan
menaikkan produksi total atau akan menaikkan pendapatan total untuk menambah
produksi tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan lebih pandai,
sehingga ada kenaikan permintaan terhadap produksi itu.
4.
Optimis
terhadap perkembangan ekonomi
Kaum neo klasik bnerpendapat dan yakin
bahwa ada kemampuan manusia untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan itu.
Kemajuan-kemajuan dan perbaikan-perbaikan dalam kualitas buruh cenderung
menciptakan pendapatan yang kebih banyak. Juga kemajuan kemampuan teknik secara
gradual dan kuntinyu.
5.
Aspek
internasional dan perkembangan ekonomi
Dengan adanya pasar yang luas, produksi
dapat dilaksanakan secara besar-besaran, spesialisasi dapat lebih mendalam dan
produktivitas naik, sehingga penghasilan naik.
D.
TEORI
SCHUMPETER
1.
Jalannya
perkembangan ekonomi
Perkembangan
ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis ataupun yang gradual, tetapi
merupakan perubhaan yang spontan dan terputus-putus (discontinous) yaitu
merupakan gangguan-gangguan terhadap keseimbangan yang telah ada. Salah satu
pendapat Schumpeter yang penting dan merupakan landasan bagi teori
pembangunannya adalah keyakinannya bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem
yang paling efisien utnuk menciptakan pembangunan ekonomi yang cepat.
2.
Runtuhnya
sistem kapitalis
Dengan anggapan
tersebut, dasar ekonomi dan sosial sistem kapitalis itu akan runtuh. Ia
mendasarkan pendapatnya itu atas tiga hal, yaitu:
a.
Usangnya
fungsi wiraswasta
Kemajuan teknologi dilakukan oleh para
ahli dalam industri yang besar. Wiraswasta tak lagi berhak menaikkan peranannya
dalam perekonomian.
b.
Runtuhnya
rangka kehidupan masyarakat kapitalis
Kecenderungan pada konsentrasi oada
perusahaan yang besar akan menyebabkan lenyapnya dasar yang penting bagi
kapitalisme yaitu hak milik perseorangan dan kebebasan untuk mengadakan
kontrak.
c.
Runtuhnya
golongan-golongan politikus
Raja feodal membantu tumbuhnya industri
dan perdagangan secara politis, artinya memberi peraturan-peraturan yang
menguntungkan mereka. tetapi dalam kapitalisme yang sudah maju kaum
industrialis dan pedagang meruntuhkan kaum feodal, sehingga mereka memasuki
bidang pemerintahan/politik supaya kekuatan/kejayaan terjamin.
E.
ANALISIS
POST-KEYNESIAN
Untuk
analisisnya Keynes mengunakan anggapan berdasarkan atas keadaan waktu sekarang.
Post-Keynesian hendak memperluas sistem ini menjadi teori produksi dan
kesempatan kerja dalam jangka panjang, yang menganalisis fluktuasi jangka
pendek untuk mengetahui adanya perkembangan ekonomi jangka panjang.
1.
Analisis
Harrord dan Domar mengenai pertumbuhan yang mantap (Steady Growth)
Pada dasarnya
teori tersebut dikembangkan oleh kedua ahli ekonomi tersebut secara terpisah,
karena inti dari teori tersebut sangat sama maka dikenal sebagai teori Harrord
dan Domar. Teori Harrord dan Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes
mengenai ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Analisis Keynes
dianggap kurang lengkap, karena tidak menyinggung mengatasi
permasalahan-permasalahan ekonomi dalam jangka panjang. Analisis yang dibuat
Harrord dan Domar bertujuan untuk menutupi kelemahan ini. Teori tersebut pada
intinya menganalisis persoalan berikut:
Syarat apakah atau keadaan yang bagaimanakah yang
harus tercipta dalam perekonomian untuk menjamin agar dari tahun ke tahun
kesanggupan memproduksi yang selalu bertambahsebagai akibat dari penanaman
modal pada tahun sebelumnya akan selalu sepenuhnya digunakan?
Kelemahan teori
Harord Domar adalah karena teori ini berdasarkan pada sumsi yang sukar.
Faktor-faktor penting seperti hasrat menabung dan rasio kapital output dianggap
tetap, sedangkan pada kenyataannya, faktor tersebut berubah-ubah dalam jangka
panjang sehingga mengubah syarat yang dibutuhkan untuk adanya pertumbuhan yang
mantap.
2.
Teori
Evsey D. Domar
Investasi menaikkan
kapasitas produksi juga pendapatan, maka kenaikan investasi diciptakan agar
kenaikan pendapatan sama dengan kenaikan kapasitas produksi. Dasar anggapan
lain perekonomian sudah berada dalam tingkat full employment income. Jadi perekonomian menghadapi suatu
persoalan, bila tidak cukup investasi hari ini, maka pengangguran akan terjadi
sekarang.
3.
Teori
Harrord
Harord
menyelidiki keadaan ekonomi yang terus menerus dan menunjukkan cara yang
mungkin dapat ditempuh untuk mencapai perkembangan ekonomi, dimulai dengan
menyatakan bahwa tabungan sama dengan investasi.
4.
Teori
Stagnasi Sekular
Stagnasi sekular
menunjukkan suatu fase perkembangan kapitalis yang telah masak dimana tabungan
bersih pada pengerjaan penuh cenderung bertambah, sedangkan investasi bersih
pada pengerjaan penuh cenderung turun. Hal ini menunjukkan kecenderungan
pengurang kegiatan ekonomi dalam jangka panjang. Perekonomian mengalami tekanan
yang kronis. Makin besarnya gap antara kesempatan kerja potensial dan kerja
riil/aktual.
a.
Peranan
Faktor Eksogen
Tokoh stagnasi
sekular yang menonjol dalam faktor-faktor eksogen adalah A. Hansen, menurut
pendapatnya perkembangan penduduk yang cepat, pembukaan daerah baru dan
kemajuan teknologi akan mendorong investasi dan menaikkan pendapatan.
b.
Perubahan-perubahan
dalam Lembaga-lembaga Sosial
Campur tangan
pemerintah terutama dalam sistem pajak, investasi pemerintah dan organisasi
buruh makin bertambah kuat dan makin tidak senang terhadap kepentingan
kapitalis. Pada suatu tingkat dan keadaan politik, serta sikap sosial tertentu,
kelompok kapitalis dapat terus-menerus menaikkan pendapatan riil. Menurut
Schumpeter, sistem kapitalis menyababkan timbulnya politik dan sistem sosial
yang merusak kapitalisme.
c.
Peranan
Faktor Endogen
Perubahan
struktural dalam faktor-faktor endogen mengembangkan monopoli dan oligopoli
yang dapat memperbesar laba. Akan ada kapitalis lebih dalam peekonomian
menyebababkan turunnya tingkat perumbuhan kapital.
0 komentar:
Posting Komentar