Rasa-rasanya aku ingin menangis disini atau berteriak
kencang-kencang sampai kerumunan itu menoleh ke arahku. Namun semua tertahan
oleh entah apa. Mungkin lebih suka ku sebut “semangat”.
Ya, aku pasti bisa. Pasti diijinkan, sudah garisnya kulewati ini
dengan siap siaga.
Ah, iya. Betapa air mata mulai enggan bersembunyi dibalik
keangkuhannya. Sesekali aku ingin, atau seringkali - mungkin- menyerah saja dan
kembali. Begitu banyak, berapa besar, tanggungan yang diamanahkan. Bahkan aku
sendiri tidak menyadari, atau sekedar lupa menanyai diri sendiri “sekuat apa
kakiku mampu menahan?”.
Setidak kuat apa aku bertahan, toh nyawa masih setia membersamai
raga sampai detik ini. Cukup itu yang meyakinkanku bahwa gugurnya dedaun sore
ini akan diganti seminya musim esok pagi. Musim semi yang indah. Mekarnya
bebunga, sengatan sinar sang surya, menghijaunya alam, adalah suatu harmini
yang sinkronasi nadanya menyentuh nurani.
--when I can do NOTHING.. just waiting for!--
It will come to you soon.
Please, smile too sweet, honey :)
UPT MKU, 10 januari 2013
at 09:31 am
0 komentar:
Posting Komentar