Hikmah DITOLAK

on Selasa, 29 Januari 2013


 


Rasa-rasanya aku ingin menangis disini atau berteriak kencang-kencang sampai kerumunan itu menoleh ke arahku. Namun semua tertahan oleh entah apa. Mungkin lebih suka ku sebut “semangat”.
Ya, aku pasti bisa. Pasti diijinkan, sudah garisnya kulewati ini dengan siap siaga.
Ah, iya. Betapa air mata mulai enggan bersembunyi dibalik keangkuhannya. Sesekali aku ingin, atau seringkali - mungkin- menyerah saja dan kembali. Begitu banyak, berapa besar, tanggungan yang diamanahkan. Bahkan aku sendiri tidak menyadari, atau sekedar lupa menanyai diri sendiri “sekuat apa kakiku mampu menahan?”.
Setidak kuat apa aku bertahan, toh nyawa masih setia membersamai raga sampai detik ini. Cukup itu yang meyakinkanku bahwa gugurnya dedaun sore ini akan diganti seminya musim esok pagi. Musim semi yang indah. Mekarnya bebunga, sengatan sinar sang surya, menghijaunya alam, adalah suatu harmini yang sinkronasi nadanya menyentuh nurani.



--when I can do NOTHING.. just waiting for!--
It will come to you soon.
Please, smile too sweet, honey :)

UPT MKU, 10 januari 2013 at 09:31 am

0 komentar:

Posting Komentar