Betapa
kesulitan dan kemudahan itu sejatinya berjalan beriringan. Ibunda Hajar yang
tidak tahu harus melakukan apa untuk menghentikan tangis Ismail kecil
memutuskan untuk berlari dari safa ke marwa tujuh kali lalu lalangnya. Berharap
ada khafilah melintas di gurun serupa
dengannya.
Namun sungguh,
tawakal itu mendatangkan kemudahan yang tak terpikir akal. Tersemburlah mata
air dari dalam tanah yang manfaatnya dirasajan bukan hanya Hanjar dan Ismail,
melainkan umat sedua. Buah dari ketakwaan pada Ia Sang Pemudah J
My room, Mingggu 28
oktober 2012 at 01:37 pm
0 komentar:
Posting Komentar