LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI DI JOGJAKARTA

on Selasa, 05 Februari 2013


MAKALAH
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI DI JOGJAKARTA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Pengampu : Dra. Tri Murwaningsih, M.Pd.




Disusun oleh :

Nama            : Nia Vita Kusuma Haji         
Kelas            : B
NIM             : K7411108


PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI DI JOGJAKARTA
BAB I
Pendahuluan
A.  Latar Belakang
            Data statistik menunjukkan jumlah unit usaha kecil dan menengah (UKM) mendekati 99,98 % terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Jumlahnya pun semakin meningkat. Pada tahun 2010 berkisar 52,8 juta unit usaha, maka pada 2011 sudah bertambah menjadi 55,2 juta unit.  Setiap UKM rata-rata menyerap 3-5 tenaga kerja. Maka dengan adanya penambahan sekitar 3 juta unit maka tenaga kerja yang terserap bertambah 15 juta orang. Pengangguran diharapkan menurun dari 6,8% menjadi 5 % dengan pertumbuhan UKM tersebut. Hal ini mencerminkan peran serta UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi memiliki signifikansi cukup tinggi bagi pemerataan ekonomi Indonesia karena memang berperan banyak pada sektor ril.
            UKM mampu menopang sendi-sendi perekonomian bangsa dimasa sulit dan krisis ekonomi menerjang negeri ini terutama tahun 1997/1998. Kala itu perusahaan besar ternyata tidak berdaya dan oleng. Sejumlah konglomerat memperoleh fasilitas pinjaman dari pemerintah yang dikenal dengan bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI).  Tapi perusahaan tak kunjung terselamatkan malah terjadi penggelapan BLBI.
            Peran UKM tidak hanya ikut meredam gejolak sosial akibat angka pengangguran yang semakin besar, tetapi secara makro turut menumbuh-ratakan ekonomi negara. Berdasar data BPS mengenai sumbangan UKM pada peningkatan produk domestik bruto (PDB) tercatat , UKM menyumbang 56% dari total PDB di Indonesia.
            Berikut disajikan beberapa jenis UKM yang berada di daerah Jogjakarta dan analisisnya. Data dalam makalah ini diperoleh dari observasi lapangan yang dilakukan pada hari Sabtu, 15 Desember 2012. Observasi lapangan berupa kunjungan di beberapa daerah industri di Jogjakarta, yaitu daerah Kasongan, Manding, Pantai Depok, dan Malioboro.

B.  Rumusan Masalah
            Dari uraian latar belakang usaha kecil menengah di atas, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.    Bagaimana perkembangan usaha kecil menengah gerabah di daerah Kasongan Jogjakarta?
2.    Bagaimana perkembangan usaha kecil menengah kulit di daerah Manding Jogjakarta?
3.    Bagaimana perkembangan usaha kecil menengah di Pantai Depok Jogjakarta?
4.    Bagaimana perkembangan usaha kecil menengah di Malioboro Jogjakarta?

C.  Tujuan
            Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.    Mengetahui perkembangan usaha kecil menengah gerabah di daerah Kasongan Jogjakarta.
2.    Mengetahui perkembangan usaha kecil menengah kulit di daerah Manding Jogjakarta.
3.    Mengetahui perkembangan usaha kecil menengah di Pantai Depok Jogjakarta.
4.    Mengetahui perkembangan usaha kecil menengah di Malioboro Jogjakarta.

D.  Manfaat
            Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1.    Menambah wawasan mengenai perkembangan usaha kecil menengah.
2.    Menganalisis perkembangan usaha kecil menengah dan langkah-langkah pengembangannya.
3.    Menambah kreativitas dalam berwirausaha.
4.    Memahami hambatan-hambatan dalam berwirausaha dan penanganannya.

BAB II
Hasil Kunjungan Industri

A.  Usaha Kecil di Kasongan
1.    Profil Usaha
       Kasongan merupakan salah satu kawasan  Desa Wisata yang berada di desa Bangunjiwo, Kasihan , Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Lokasinya sekitar empat kilometer arah utara pusat kota Bantul. Selain menjadi desa wisata Kasongan sejak bertahun-tahun telah dikenal dengan Kerajinan Tangan Gerabah. Kerajinan Gerabah merupakan aneka bentuk kerajinan yang terbuat dari   tanah liat. Selain berbelanja dan wisata di kasongan, kita juga bisa melihat proses pembuatan aneka kerajinan tangan gerabah. Kerajinan tangan kerabah sendiri dibuat dalam berbagai maam bentuk misalnya alat rumah tangga, hiasan rumah, souvenir, vas , guci, benda-benda antik dan lain sebagainya.
       Sebagian besar penduduk di  Kasongan bekerja sebagai pengrajin gerabah. Kasongan merupakan salah satu daerah yang ikut menjadi korban bencana gempa bumi  pada 27 Mei 2006  lalu. Kawasan yang terdiri dari lima dusun ini menjadi salah satu daerah yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa bumi. Meski produk kerajinan gerabah kasongan mengalami penurunan hampir 50%  karena bencana tersebut, perlahan-lahan mulai bangkit kembali. Produksi kerajinan gerabah Kasongan sebagian besar sudah  diekspor ke beberapa negara Eropa dan Australia. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul mencatat, pada 2009 unit usaha kerajinan gerabah Kasongan jumlahnya telah mencapai 441 unit, melebihi jumlah sebelum gempa yang sebanyak 401 unit. Jumlah tenaga kerja yang terserap juga bertambah menjadi 2.367 tenaga kerja, dari sebelumnya hanya 1.995 orang.
       Kerajinan Kasongan pada mulanya sangat sederhana, hanya berupa celengan, mainan anak dan perabot dapur serta pot bunga. Pada tahun 1971 - 1972, seorang seniman Yogyakarta yang bernama Sapto Hudoyo membantu masyarakat Kasongan untuk lebih kreatif dalam berproduksi, sehingga Kerajinan Kasongan atau Gerabah Kasongan ini menjadi bekembang motif dan ragamnya tidak hanya monoton dan membosankan.
                                                                 
2.    Wirausahawan Yang Ditemui
a      Loro Blonyo
Sanggar loro blonyo adalah sebuah toko kerajinan di kasongan yang menjual berbagai macam patung loro blonyo dan patung Nyi Roro Kidul. Patung loro blonyo adalah  adalah sepasang patung pengantin yang sedang duduk sopan. Patung Loro Blonyo pertama kali dibuat oleh sanggar Loro Blonyo milik pak Walujo. Patung ini diadopsi dari sepasang patung pengantin milik Kraton Yogyakarta. Secara pengartian Jawa, Loro berarti dua atau sepasang, sementara Blonyo bermakna dirias melalui prosesi pemandian dan didandani. Akan tetapi makna sebenarnya akan Loro Blonyo masih menjadi pertanyaan para pekerja di Kasongan.Adanya kepercayaan patung Loro Blonyo akan membawa keberuntungan dan membuat kehidupan rumah tangga langgeng bila diletakkan di dalam rumah.
Showroom ini dinamai Loro Blonyo karena mengacu pada arti nama loro blonyo itu sendiri yang artinya pasangan. Showroom ini menjual patung-patung pengantin yang terbuat dari keramik dan merupakan satu-satunya showroom yang menjual kerajinan yang terbuat dari keramik. Bahan bakunya didapat dari daereah Sukabumi berupa pasir putih, dan mempunyai rumah produksi sendiri. Karyawan rumah produksi Loro Blonyo berjumlah 20 orang dan semuanya merupakan penduduk lokal. Namun, ada satu karyawan yang bukan penduduk lokal dan justru karyawan inilah yang menjadi karyawan kunci. Karyawan inilah yang membuat patung Nyi Roro Kidul seharga Rp 125.000.000,- dan dinobatkan menjadi kerajinan termahal di showroom Loro Blonyo. Sedangkan kerajinan dengan harga termurahnya yaitu Rp 1.000,- . Barang yang dijual bermacam-macam, mulai dari kereajinan yang kecil-kecil seperti asbak, wadah tissue, vas bunga, wadah sabun, sampai patung-patung yang rumit pembuatannya.
Pemilik toko ini mengatakan bahwa pengahasilannya tidak digantungkan pada showroom Loro Blonyo, melainkan dari penjualan kerajinan ke toko Batik Keris diseluruh Indonesia. Penghasilan lainnya juga didapat dari kegiatan ekspor. Umumnya, harga ekspor lebih mahal dari pada harga yang diberikan ke toko Batik Keris. Pembeli di shoowroom Loro Blonyo ini harus pandai-pandai bernegosiasi, karena showroom ini menggunakan sistem tawar menawar dalam menentukan harga.
Sebagi monopolist kerajinan yang terbuat dari keramaik, Loro Blonyo menggunakan bahan pewarna terbaik yaitu berupa jing, opal dan kaloin. Rata-rata waktu untuk memproduksi selama satu bulan, prosesnya yaitu pencetakan, pembentukan, pewarnaan kemudian yang terakhir yaitu pembakaran.
Pemilik showroom ini tidak ingin gelerinya penjadi PT karena pajak yang begitu tinggi. Menurutnya, penghasilan perbulannya tidak cukup untuk membayar pajak.
b. Sastro Keramik
Harga barang di showroom Sastro ini relatif lebih murah dibanding harga barang di showroom Loro Blonyo. Barang-barang yang dijual relatif  lebih mudah pembuatannya yaitu berupa cermin yang bingkainya ditempeli cangkang kerang, celengan yang dibentuk tokoh cartoon seperti doraemon, spongebob, meja kursi yang terbuat dari tanah liat, dan guci yang ditempeli keramik dengan cara dilem. Harganya berkisar Rp 1000,- sampai Rp 1.000.000.-.
Showroom ini bekerja sama dengan salah satu perusahaan di Belanda dan sudah dikontrak selama 12 tahun sejak tahun 2000 sampai sekarang. Harga sudah dipatok, sehingga menurut pemilik showroom ini tidakdapat memperoleh untung yang besar. Namun keuntungannya dapat dibilang ajeg.
Pelancong luar negeri juga banyak yang memesan barang dari showroom ini, namun harganya biasanya lebih tinggi dan dapat ditawar.
Sastro keramik mempunyai rumah produksi sendiri, namun jika order terlalu banyak dan tidak dapat dikerjakan oleh rumah produksi miliknya, order dilimpahkan kepada rumah produksi tetangga.
c. Langit biru
Salah satu usaha di daerah Kasongan adalah Langit Biru, tempat ini menjual berbagai macam barang yang berasal dari gerabah. Tempat ini buka selama 5-9 jam setiap harinya. Untuk Temple telor tempat ini memproduksi sendiri. Pemilik dari toko ini bernama Ibu Mila, Ibu Mila mempunyai karyawan sebanyak 3 orang. Menurut karyawannya, ibu Mila sesekali menengok tokonya pada jam-jam makan siang yaitu sekitar pukul 13.00 WIB. Langit Biru mempunyai cabang di Bali. Barang-barang di Langit Biru berkualitas baik sehingga dapat menembus pasar Internasional. Cabang di Bali inilah yang mengekspor barang-barangnya ke Luar Negeri. Untuk masalah harga, kisaran harga yang di keluarkan toko ini berkisar dari Rp 5.000,- hingga Rp 100.000.000,-. Keuntungan yang didapat ibu Mila berkisar sebesar Rp 7.000.000,- hingga Rp 10.000.000,- setiap bulannya.
d. UPT Koperasi
Harga di UPT Kopereasi ini lebih murah dibanding showroom lainnya. Barang dari UPR Koperasi ini merupakan barang konsinyasi dari anggota koperasi. Mayoritas anggota UPT koperasi tidak punya showroom.
Barang yang dijual di UPT koperasi lebih komplit dibandingkan showroom yang lain. Sayangnya, UPT Kopereasi terletak di tempat yang kurang strategis, bukan di jalan utama.                 

B.  Usaha Kecil di Manding
1.    Profil Usaha
       Kerajinan kulit Manding pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1970an hingga 1980an. Walaupun tidak sejaya dulu, tetapi saat ini kerajinan kulit Manding masih menjadi sentra desa wisata kerajinan kulit di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kawasan Manding memiliki sekitar 40 usaha kulit tradisional yang dikerjakan oleh ratusan warga sekitar. Kawasan Manding bisa disamakan dengan kawasan Cibaduyut yang berada di Bandung Jawa Barat.
       Desa Wisata Kerajinan Kulit Manding berada di persimpangan Jl. Parangtritis km 11, atau tepatnya di  Jl. DR Wahidin Sudiro Husodo, Manding, Sabdodadi, Bantul, sekitar 15 km dari pusat kota Jogja ke arah selatan menuju Pantai Parangtritis. Akses menuju Manding mudah karena Jalan Parangtritis ini dilalui oleh banyak kendaraan umum seperti bis. Atau jika mengendarai kendaraan pribadi, maka perjalanan ke Manding akan lebih mudah.
       Kawasan Manding dihuni oleh deretan showroom yang jumlahnya ada sekitar 40. Showrooms ini menjual aneka produk kerajinan kulit dengan memberdayakan warga setempat sebagai pekerjanya. Setiap showroom biasanya mempekerjakan sejumlah karyawan sehingga dapat melayani pembeli dengan maksimal. Showroom di kawasan Manding ini buka setiap hari mulai dari pagi hingga malam hari. Karena jarak antarshowroom yang berdekatan, maka Anda bisa mengunjungi semua showroom dengan hanya berjalan kaki.
       Produk-produk kerajinan kulit yang dihasilkan oleh kawasan manding ini adalah seperti jaket, sepatu, sandal, tas, ikat pinggang, dompet, serta berbagai asesoris yang terbuat dari kulit seperti pigura dan gantungan kunci. Kebanyakan produk Manding berasal dari kulit sapi dan masih diproduksi secara rumahan.       Untuk membeli barang, diperlukan proses tawar-menawar karena barang yang dijual di Manding ini kebanyakan dapat ditawar lebih murah lagi. Harganya yang murah jika dibandingkan dengan harga-harga produk serupa di mal atau pusat perbelanjaan, membuat kawasan Manding banyak diburu wisatawan yang ingin membeli produk kerajinan kulit. Keistimewaan produk kerajinan kulit Manding yang lainnya adalah kualitasnya yang bagus sehingga produknya bisa awet atau tahan lama. Pembeli pun bisa memesan produk sesuai dengan keinginan.




2.    Wirausahawan Yang Ditemui
a.         Moccasin Shoes
Moccasin shoes adalah salah satu showroom yang terletak di daerah Manding. Barang-barang yang dijual di tempat ini adalah sepatu, sandal, sepatu sandal, tas, ikat pinggang, dan dompet. Harga sangat bervariasi tergantung bahan dasar yang digunakan. Penjual mengaku bahwa ada juga produk yang tidak terbuat dari kulit asli. Disini saya juga diberi ilmu untuk membedakan mana yang kulit asli dan mana yang tidak. Moccasin shoes, selain menjual barang produksinya di tempat ini juga menjualnya ke luar negeri.
b.        Toko Harti
Pemilik kios ini bernama Angga Pamungkas. Toko ini bergabung di sentra Manding pada tahun 2004. Ia mengaku, prospek usaha ini makin bagus, apalagi Manding makin dikenal. Toko ini belum melayani pesanan dari luar daerah. Selain dikarenakan keterbatasan stok, pemilik belum memiliki relasi yang kuat ke daerah-daeral lain. Ia mengaku, omzetnya dalam sehari rata-rata Rp 500.000. Tapi saat akhir pekan mencapai Rp 1 juta. Pasalnya, saat hari libur banyak turis mengunjungi sentra ini.

C.  Usaha Kecil di Pantai Depok
1.    Profil Usaha
       Berdasarkan dari cerita orang setempat yang bernama Bapak Joyowijono, nama Depok bermula dari pecahnya kerajaan Majapahit, yang menjadikan prajurit melarikan diri ke sebuah tempat dan di tempat tersebut para prajurit mendirikan padepokan, sehingga daerah tersebut diberi nama Depok, yang berasal dari kata padepokan.
       Depok diprakarsai oleh Tunggul Wulung, yang pada saat itu mempunyai anak angkat yang bernama Aris Baya yang berperan untuk mengelola dusun Depok. Pada suatu hari Tunggul Wulung meninggal yang mengakibatkan wilayah depok menjadi rebutan Grogol. Pada akhirnya terpecah menjadi dua bagian yaitu 24 ruah – nyadran Depok dan 25 ruah – nyadran grogol.
       Pada tahun 1947 kelurahan Sono dan kelurahan Grogol bergabung menjadi kelurahan Tirtoarjo dikarenakan adanya otonomi daerah, yang kemudian kelurahan Tirtoarjo berubah menjadi kelurahan Parangtritis.
Walaupun pantai Depok termasuk dalam wilayah pantai Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan mitos Ratu Nyai Roro Kidul, namun dalam kenyataannya masyarakat pantai Depok tidak memiliki larangan tertentu bagi para pengunjung yang ingin bermain di kawasan in
Sebagai salah satu kawasan objek wisata di Yogyakarta, pantai Depok memiliki tradisi dan kebudayaan yang amat sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah ritual Sedekah Laut. Sedekah Laut diadakan dalam rangka memohon keselamatan kepada Tuhan , agar saat masyarakat nelayan mencari ikan di laut terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Arena masyarakat Ngentak mata pencahariannya sebagai nelayan maka sedekah itu dimaksudkan sebagai rasa syukur nelayan atas diberi keselamatan dan penghasilan berupa ikan dan ditujukan kepada Sang Penguasa Laut, dengan harapan supaya para nelayan ini selalu diberi hasil yang banyak dan selalu diberi keselamatan. Mengenai waktunya mulai upacara adalah pukul 10.00 WIB dan kadang-kadang berakhir sampai pukul 14.00 siang. Dalam hal ini tergantung dari banyak sedikitnya acara. Selanjutnya untuk tempatnya, karena untuk memohon keselamatan kepada Sang Ratu Laut Kidul, maka harus berada di pantai, yaitu di Pantai Pandan Simo dan menghadap ke Selatan dimana Sang Ratu Kidul berada. Sebagai penutupan upacara ini dipentaskan berbagai macam kesenian antara lain jatilan dan salawatan.
Dari semua pantai yang ada di wilayah Bantul, Pantai Depok yang ada di RT 1 Padukuhan Depok tampak paling dirancang menjadi pusat wisata kuliner. Banyak rumah makan berjajar di Pantai Depok yang menyajikan hidangan sea food.
       Hasil tangkapan nelayan di Pantai Depok biasanya dilelang di TPI. Jenis ikan yang berasal dari Pantai Depok antara lain lele laut, teri, samangati, layur, surung, kembung, tongkol, dan bawal putih. Jenis ikan yang didatangkan dari luar Pantai Depok adalah sarden, tuna, udang, kepiting, dan cumi-cumi, biasanya didatangkan dari Pantai Sadeng, Ngrenehan, Trisik, Congot, Cilacap, Semarang, Pacitan, dan Kalimantan. Selain itu, di Pantai Depok juga banyak terdapat pedagang asongan, seperti pedagang jagung bakar, pedagang layang-layang, pedagang peyek, pedagang ronde, dan pedagang siomay.
       Dalam 10 tahun terakhir, Pantai Depok begitu berkembang pesat dengan konsep wisata kulinernya. Pada tahun 1998, beberapa nelayan yang berasal dari Cilacap menemukan tempat pendaratan yang memadai di Pantai Depok. Para nelayan tersebut membawa hasil tangkapan yang cukup banyak sehingga menggugah warga sekitar Pantai Depok yang umumnya berprofesi sebagai petani lahan pasir untuk ikut menangkap ikan. Sejumlah warga mulai melaut dengan hanya bermodal perahu bermotor yang dilengkapi cadik. Kegiatan menangkap ikan dilakukan hampir sepanjang tahun, kecuali pada hari-hari tertentu yang dianggap keramat, yaitu Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon, serta musim paceklik ikan bulan Juni – September (musim angin timur). Karena jumlah tangkapan ikan cukup besar, maka warga sekitar membuka Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang bernama Koperasi Mina Bahari 45. Seiring banyaknya pengunjung Pantai Depok, maka dibukalah warung makan-warung makan sea food.
Di pos retribusi Pantai Depok, wisatawan dipungut iuran Rp 4.000,- untuk duaorang dan satu motor. Jika menggunakan mobil dipungut Rp 5.000,- plus biaya perorangan.

2.    Wirausahawan Yang Ditemui
a.      Penjual Rempeyek
Pedagang penjadi responden yaiut Ibu Pujo Riyanto. Beliau menjual rempeyek udang,udang goreng,ikan belut dan lain-lain.
Penghasilan yang didapat dari hasil berjualan ini sebesar Rp 500.000,-. Proses jual beli menggunakan proses tawar menawar. Harga yang ditawarkan untuk rempeyek udang Rp 5.000,- setiap 2 bungkusnya. Sedangkan harga yang ditawarkan untuk udang Rp 15.000,- per ons.

b.      Penjual Hiasan Dari Kerang
Salah satu penjual hiasan dari kerang adalah Pak Mojo. Pak Mojo menjual berbagai macam kerang yang sudah diolah menjadi gantungan kunci, hiasan cermin, gantungan kamar, hiasan lampu dan masih banyak yang lain. Pak Mojo mempunyai cabang di pantai Depok dan Parang Tritis. Hiasan dari kerang tersebut dibuat sendiri oleh Pak mojo dibantu karyawan.Harga hiasan-hiasan yang dijual berkisar antara RP 1000,00 – Rp 110.000,00.Pak Mojo dapat maraup keuntungan sebanyak Rp 500.000,-per bulan. Jika membeli barang di tempat Pak Pujo harus melalui proses tawar menawar.
c.       Penjual Ikan dan Seafood
Menurut panjual ikan yang bernama Ibu Handayani, hidangan ikan paling popular yaitu ikan cikalang seharga Rp 8.000,- perkilo, berisi 5-6 ikan. Selain itu yang diminati konsumen yaitu ikan kakap putih dan kakap merah. Seharga Rp 17.000,- sampai Rp 25.000,- perkilo. Ikan yang lebih mahal yaitu ikan bawal seharga Rp 27.000,- samapi Rp 60.000,-. Selain ikan, dijual juga cumi-cumi, kepiting dan udang.

D.  Usaha Kecil di Malioboro
1.    Profil Usaha
       Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
       Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
       Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini.

2.    Wirausahawan Yang Ditemui
a.      Toko Batik Kharisma
Toko Batik Kharisma adalah salah satu toko batik yang berada di sebelah ruas kanan jalan malioboro dari utara.Toko Batik Kharisma menjual berbagai macam batik mulai dari anak- anak sampai dewasa. Model batik di toko ini cukup menarik. Penjual toko ini juga ramah saat menawarkan baju batiknya. Penjual juga bisa memberi banyak pilihan jika kita membeli di toko tersebut. Harga baju batik di toko ini tidak bisa ditawar atau harga pas. Harga batik yang dijual mulai dari Rp 19.900,- sampai Rp 200.000,. Bermacam- macam warna batik ditemukan disini dengan corak yang bebeda-beda.
b.      Penjual Bakpia Patok
Salah satu pedagang bakpia patok di Malioboro menjual bakpia patok dengan berbagai merk. Namun yang paling terkenal adalah Bakpia 25 dan Bakpia 75. Selain itu ada juga Bakpia 55, 35, 65, 99. Penamaan itu dulunya berdasarkan nomor rumah tempat produksi bakpia di Jalan Patok yang sekarang menjadi Jalan AIP II KS Tubun.
Dari segi variasi rasa, bakpia tidak hanya berisi kacang ijo. Bakpia yang original memang menggunakan rasa kacang ijo. Namun sekarang sudah ada rasa lain seperti coklat, durian, nanas, keju, dan kumbu hitam. Tetapi yang paling enak tetep bakpia rasa kacang ijo dan coklat.
Soal harga yang ditawarkan penjual ini Rp 12.500,-. Dan menggunakan proses tawar menawar. Harga bakpia patok yang asli bisa mencapai Rp 26.000,-. Tapi rasanya memang berbeda. Lebih enak bakpia patok yang harganya mahal yang diproduksi langsung dari pabriknya.


BAB III
Analisis

A.  Kasongan
       Keengganan showrooms menjadi PT merupakan salah satu hal yang menjadi sorotan. Alasannya adalah pajak yang tinggi. Dalam hal ini, pemerintah harus meregulasi peraturan perpajakan agar tidak membebani pedangang kecil menengah. Selain itu, pemberian pinjaman kepada pengusaha kecil menengah juga harus dipermudah, mengingat UPT Koperasi yang menampung warga yang tidak memiliki showroom. Selain itu, harus ada pengaturan ulang mengenai tata letak showrooms yang terletak di jalan utama. UPT Koperasi yang harusnya menjadi sentra kegiatan usaha malah terletak di tempat yang tidak strategis.  
       Perkembangan usaha di wilayah ini menurut penulis cukup baik, mengingat pengunjung setiap tahunnya meningkat, terlebih di saat liburan sekolah. Mengenai ekspor, pemerintah harus memberikan perlindungan yang lebih pada pengusaha ang melakukan ekspor. Tingkat ekspor yang relatif sangat membantu perekonomian negara.

B.  Manding
       Saat penelitian dilakukan, kawasan ini terlihat sepi. Namun menurut responden, beberapa toko sudah melakukan kegiatan ekspor. Agar memperamai kawasan ini serta pengembangan ke arah positif, beberapa penarik harus diberikan, seperi misalnya display yang lebih rap dan pelayanan yang lebih memuaskani. Karena showroom di kawasan ini tidak tertata rapi dan pelayanan yang kuran memuaskan.

C.  Pantai Depok
       Meskipun saat penelitian dilakukan kawasan ini cukup ramai, namun ternyata pedagang di kawasan ini tidak memperoleh untung yang besar dari kegiatan perdagangan. Tempat yang amis dan kumuh mungkin juga salah satu penyebeb enggannya pelancong menikmati hidangan di kawasan Pantai Depok ini. Dalam pengembangan ke depan, diharapkan ada tata pantai yang bagus, berorentasi pada alam sehingga dapat meningkatkan pendapatan pedagang.
       Retribusi masuk kawasan wisata yang tidak jujur mungkin juga membuat orang kapok berkunjung kedua kalinya ke pantai ini. Pasalnya, tarif sebenarnya dan tarif yang ditarik tidaklah sama. Disebutkan bahwa untuk kendaraan beroda empat tarifnya sebesar Rp 5.000,- per kendaraan, namun kenyataannya dikenai tarif Rp 5.000,- per orang.

D.  Malioboro
       Kawasan Malioboro yang terkenal dengan pasar pada malam harinya merupakan kawasan terakhir yang menjadi tempat observasi. Kegiatan usaha kecil di Malioboro ini juga harus ditata ulang mengenai display serta diharapkan terdapat inovasi yang lebih dari para pedagang.
       Pedagang kaki lima ini kalah bersaing dengan toko-toko besar yang justru letaknya tertutup oleh barang dagangan pedagang kaki lima ini. Menurut penulis, sistem tawar menawar di Malioboro merupakan suatu sistem yang keliru, mengingat saingannya adalah toko-toko besar yang sering memberi diskon dan tidak memerlukan proses tawar menawar. Bagi orang yang berpengalam akan lebih suka berbelanja di toko-toko besar tersebut. Jika adat tawar menawar ini terus berlangsung, kelamaan akan kehilangan pelangga.
      



Daftar Pustaka
sumber : peluangusaha.kontan.co.id
Wikipedia.com
http://krjogja.com/read/154422/pedagang-malioboro-tambah-stok-30-persen.kr
http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/beach/depok/
                                                    


















0 komentar:

Posting Komentar