MAKALAH
PENAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG
Untuk Memenuhi Tugas Sebagai
Pengganti UKD IV Mata Kuliah
Dasar-dasar Akuntansi
Keuangan
Pengampu : Tim
Disusun oleh:
Nama : Nia Vita Kusuma Haji
NIM : K7411108
Kelas : B
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
BAB
II
PENAKSIRAN
KERUGIAN PIUTANG
Taksiran kerugian piutang ditentukan
pada setiap akhir periode dan diakui sebagai pertambahan biaya dan cadangan
kerugian piutang. Ada beberapa dasar atau pendekatan untuk menentukan jumlah tersebut. Untuk
menentukan dasar atau pendekatan mana yang akan dipakai tergantung kehendak
manajemen terhadap biaya dan pendapatan, serta terhadap nilai realisasai bersih
dari piutang.
Dasar atau pendekeatan yang digunakan
untuk menentukan kerugian piutang yaitu sebagai berikut.
2.1 Penaksiran
Kerugian Piutang Dengan Pendekatan Laba-Rugi
Dengan pendekatan laba-rugi, taksiran
kerugian piutang dihitung berdasarkan persentase jumlah penjualan kredit.
Taksiran kerugian piutang dinyatakan dalam persentase tertentu dari penjualan
kredit bersih setelah potongan dan retur penjualan berdasar pengalaman periode yang
lalu. Pendekatan ini menitikberatkan pada masalah pembebanan biaya pada periode
terjadinya pendapatan (matching). Contoh :
PT
JATI LUHUR menggunakan metode penghapusan cadangan dalam mencatat transaksi
kerugian piutangnya. Di dalam menaksir besarnya kerugian piutang digunakan
persentase dari hasil penjualan kredit bersih. Untuk menentukan persentase
kerugian piutang, digunakan data 5 tahun terakhir sebagai berikut.
Tahun
|
Penjualan bersih
|
Penjualan Kredit
bersih
|
Yang dinyatakan sebagai kerugian
|
Diperoleh kembali
|
1999
|
60.000.000
|
48.000.000
|
300.000
|
20.000
|
2000
|
68.000.000
|
56.000.000
|
320.000
|
25.000
|
2001
|
80.000.000
|
60.000.000
|
325.000
|
25.000
|
2002
|
100.000.000
|
75.000.000
|
350.000
|
30.000
|
2003
|
122.000.000
|
81.000.000
|
345.000
|
20.000
|
Jumlah
|
430.000.000
|
320.000.000
|
1.640.000
|
120.000
|
Persentase dari hasil penjualan bersih :
{(1.640.000.000
- 120.000) : 430.000.000 x 100%} = 0,4% (pembulatan)
Persentase dari hasil penjualan kredit bersih :
{(1.640.000
- 120.000) : 320.000.000} x 100% = 0,5% (pembulatan)
Adapun data mengenai hasil penjualan tahun 2004 adalah
sebagai berikut.
Jumlah
penjualan bersih Rp
125.000.000
Jumlah penjualan kredit bersih Rp 85.000.000
Berdasarkan data di atas, jurnal penyesuaian yang
dibuat oleh PT JATI LUHUR pada akhir 2004 adalah sebagai berikut.
Jika kerugian piutang dari hasil penjualan bersih,
maka besarnya laba-rugi piutang adalah :
0,4% x
125.000.000 = Rp 500.000
Jika kerugian piutang dari hasil penjualan kredit
bersih, maka besarnya laba-rugi piutang adalah :
0,5 x
85.000.000 = Rp 425.000
2.2 Penaksiran Kerugian Piutang Dengan
Pendekatan Neraca
Taksiran kerugian piutang berdasarkan
saldo piutang dapat ditentukan secara komposit, yaitu dengan suatu persentase
tertentu dari jumlah saldo piutang. Dapat pula dengan menganalisa saldo piutang
menurut status masing-masing umur piutang bagi masing-masing debitur, atau yang
disebut dengan analisa umur piutang.
2.1.1 Persentase
Saldo Piutang
Menaksir
besarnya kerugian piutang berdasarkan persentase tertentu dari saldo piutang
pada akhir periode. Penentuan besarnya persentase ini didasarkan pada
pengalaman pada tahun-tahun yang lalu. Pendekatan ini menekankan pada nilai
realisasi kas bersih yang dapat diterima dari piutang.
Contoh :
PT
NIRWANA mulai tahun 2004 memutuskan untuk menggunakan metode cadangan yang
ditentukan berdasarkan persentase dari saldo piutang. Adapun data kerugian
piutang selama 5 tahun terakhir yang akan digunakan sebagai dasar untuk
menentukan besarnya cadangan kerugian piutang adalah sebagai berikut.
Tahun
|
Saldo piutang usaha
per 31 Desember
|
Jumlah kerugian
piutang
|
Diperoleh kembali
|
1999
|
Rp 13.600.000
|
Rp 400.000
|
20.000
|
2000
|
Rp 14.000.000
|
Rp 350.000
|
25.000
|
2001
|
Rp 15.400.000
|
Rp 450.000
|
25.000
|
2002
|
Rp 17.000.000
|
Rp 500.000
|
30.000
|
2003
|
Rp 20.000.000
|
Rp 650.000
|
20.000
|
Jumlah
|
Rp 80.000.000
|
Rp 2.350.000
|
120.000
|
Rata-rata kerugian piutang per tahun adalah :
{(2.350.000
– 120.000) : 80.000} x 100% = 3% (pembulatan)
Jika pada akhir tahun 2004 saldo rekening piutang
usaha berjumlah Rp 25.000.000 maka besarnya taksiran kerugian piutang pada
tahun 2004 adalah :
3% x
25.000.000 = Rp 75.000
2.1.2 Analisis
Umur Piutang
Kerugian
piutang dapat pula ditaksir dengan cara menganalisa umur dari saldo piutang
debitur-debitur perusahaan. Umur piutang masing-masing debitur digolongkan,
baik yang belum dan yang suda jatuh tempo.
Bagi
piutang yang sudah jatuh tempo, makin lama jaraknya dengan jatuh tempo, makin
besar pula kemungkinan tak tertagihnya. Dengan demikian, dalam menaksir
besarnya kerugian piutang, masing-masing kelompok umur piutang ditentukan
besarnya persentase kerugian.
Analisis
piutang selain digunakan untuk menentukan jumlah piutang yang benar-benar tak
tertagih, juga dapat berguna untuk pertimbangan pengambilan keputusan tentang
penjualan kredit oleh bagian penjualan.
Contoh :
Saldo
piutang usaha CV MAKMUR per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp 30.000.000 yang terdiri
atas :
Nama debitur
|
Saldo piutang per 31 Desember 2004
|
Tanggal jatuh tempo
|
Ali
|
Rp 4.000.000
|
19 November 2004
|
Budi
|
Rp 1.000.000
|
5 Desember 2004
|
Candra
|
Rp 3.750.000
|
3 Juli 2004
|
Djumai
|
Rp 1.250.000
|
23 Desember 2004
|
Edy
|
Rp 1.750.000
|
20 November 2004
|
Farida
|
Rp 5.000.000
|
23 Januari 2004
|
Gunadi
|
Rp 2.250.000
|
7 Februari 2004
|
Hardono
|
Rp 6.250.000
|
15 Desember 2004
|
Irawan
|
Rp 1.500.000
|
5 Agustus 2004
|
Yusuf
|
Rp 3.250.000
|
13 Oktober 2004
|
Jumlah
|
Rp 30.000.000
|
|
Adapun
penggolongan umur piutang dan besarnya persentase kerugian masing-masing umur
tersebut adalah sebagai berikut :
Golongan Umur Piutang
|
% kerugian
|
a.
Belum jatuh tempo
|
0,5%
|
b.
Telah jatuh tempo
|
|
(1) Lewat
dari 1-30 hari
|
2,0%
|
(2) Lewat
dari 31-60 hari
|
5%
|
(3) Lewat
dari 61-90 hari
|
10%
|
(4) Lewat
dari 90 hari
|
20%
|
Berdasarkan
data di atas, besarnya kerugian piutang dapat dihitung dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Membuat
tabel analisa umur piutang
Langkah pertama dalam menaksir
besarnya kerugian piutang dengan analisia umur piutang adalah membuat tabel
analisa umur piutang. Dalam tabel tersebut piutang dari masing-masing debitur
perusahaan dikelompokkan menurut umurnya. Umur piutang dihitung dengan cara
membandingkan tanggal jatuh tempo piutang dengan tanggal saat dilakukan
penaksiran kerugian piutang.
CV MAKMUR
ANALISIS UMUR PIUTANG
31 DESEMBER 2004 (Dalam Ribuan Rupiah)
Nama debitur
|
Saldo piutang
|
Belum
jatuh tempo
|
Lewat
jatuh tempo
|
|||||
1-30
|
31-60
|
61-90
|
>90
|
|||||
Ali
|
4.000.000
|
-
|
-
|
4.000.000
|
-
|
-
|
||
Budi
|
1.000.000
|
-
|
1.000.000
|
-
|
-
|
-
|
||
Candra
|
3.750.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3.750.000
|
||
Djumai
|
1.250.000
|
-
|
1.250.000
|
-
|
-
|
-
|
||
Edy
|
1.750.000
|
-
|
-
|
1.750.000
|
-
|
-
|
||
Farida
|
5.000.000
|
5.000.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
Gunadi
|
2.250.000
|
2.250.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
Hardono
|
6.250.000
|
-
|
6.250.000
|
|
-
|
-
|
||
Irawan
|
1.500.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1.500.000
|
||
Yusuf
|
3.250.000
|
-
|
-
|
-
|
3.250.000
|
-
|
||
Jumlah
|
30.000.000
|
7.250.000
|
8.500.000
|
5.750.000
|
3.250.000
|
5.250.000
|
||
b. Menghitung
besarnya taksiran kerugian piutang
Setelah saldo umur piutang masing-masing
debitur digolong-golongkan, maka besarnya taksiran kerugian piutang dapat
dihitung dengan cara sebgai berikut:
0,5% x Rp 7.250.000= Rp 36.250
2,0% x Rp 8.500.000= Rp 170.000
5,0% x Rp 3.250.000= Rp 287.500
10% x Rp 3.500.000= Rp 325.000
20% x Rp 5.250.000= Rp
1.050.000
Rp 1.868.750
2.3 Membandingkan
Metode Estimasi
Metode
persentase penjualan dan analisis piutang untuk mengestimasi jumlah piutang tak
tertagih dapat dibandingkan dengan dua cara. Pertama, dibandingkan berdasarkan
penekanan pada laporan keuangan. Kedua, dibandingkan berdasarkan pada apakah
beban piutang tak tertagih atau penyisihan piutang tak tertagih yang dijadikan
pokus dalam menentukan estimasi.
Metode
persentase penjualan menekankan pada pemadanan beban piutang tak tertagih
dengan penjualan secara kredit selama periode tersebut. Metode persentase
penjualan menekankan pada laporan laba-rugi. Metode analisis piutang menekankan
pada nilai realisasi bersih piutang akhir periode dan saldo penyisihan piutang
tak tertagih terkait. Oleh karena itu, metode analisis piutang lebih menekankan
pada neraca.
Pada metode
persentase penjualan, beban piutang tak
tertagih adalah fokus dari proses estimasi, menekankan pada perolehan
estimasi terbaik untuk beban piutang tak tertagih untuk periode tersebut. Saldo
akhir penyisihan piutang tak tertagih
adalah hasil dari estimasi beban piutang
tak tertagih.
Dalam metode
analisis piutang, penyisihan piutang tak
tertagih adalah fokus dari proses estimasi. Beban piutang tak tertagih menjadi hasil akhir dari estimasi penyisihan piutang tak tertagih.
Daftar Pustaka
Adi Wahyu, 2005. Akuntansi Keuangan Dasar, Surakarta:
UNS Press
Haryono Yusuf Al, 2004. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid
2 Jogjakarta: BPAA YKPN
Ikatan Akuntan Indonesia, 1984. Prinsip Akuntansi Indonesia. Jakarta:
Ikatan Akuntan Indonesia
Mardiasmo, 1987. Akuntansi Keuangan Dasar 2. Jogjakarta:
BPFE UGM
Naim Ainun, 1988. Akuntansi Keuangan 1. Jogjakarta:
BPFE UGM
Soemarso SR, 1990. Akuntansi Suatu Pengantar. Jilid 2
Jakarta: Rineka Cipta
Sugiri Slamet, 2005. Akuntansi Pengantar 2. Edisi 2
Jogjakarta: UPP AMP YKPN
Warren, Reeve, Yusuf, Djakman, 2009. Pengantar akuntansi Principles of
Accounting-Indonesia Adaptation. Jakarta: Salemba Empat
3 komentar:
Saat kita menggunakan analisa umur piutang, untuk menentukan persentase kerugian dengan menggunakan data 5 tahun sebelumnya itu gimana caranya, ya?
Saat kita menggunakan analisa umur piutang, untuk menentukan persentase kerugian dengan menggunakan data 5 tahun sebelumnya itu gimana caranya, ya?
Kalo menghitung "Penaksiran Kerugian Piutang Dengan Pendekatan Laba-Rugi" diambil dari bukunya siapa ya??trimakasij
Posting Komentar