MAKALAH
PENGELOLAAN
KELAS
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Pengampu
: Drs. Soemarsono, M.Pd
Disusun oleh:
Kelompok
3
1.
Margaretha Puspita A K7411093
2.
Nia Vita Kusuma Haji K7411108
3.
Noor Anisa Listyana K7411110
4.
Nur Rahmi Akbarini K7411115
5.
Rina Valia K7411131
6.
Rini Fatmawati K7411132
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peranan guru sebagai manajer dalam kegiatan belajar di kelas
sudah lama diakui sebagai salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Guru sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya
mampu mengelola pembelajaran saja tetapi juga harus mampu mengelola kelas,
yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi
tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu sejalan dengan upaya pemerintah
dalam meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan, penerapan strategi
pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang diyakini
dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang mendasar dari permasalahan
pendidikan di tanah air. Peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah
sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola
kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai
evaluator.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Mengapa dibutuhkan strategi pengelolaan kelas?
2. Apa peran guru dalam strategi pengelolaan kelas?
3. Bagaimana penerapan sistem dalam pengelolaan kelas?
C. TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
a. Mengetahui strategi
pengelolaan kelas
b. Mengetahui
apa saja peran guru dalam pengelolaan kelas
c. Mengetahui
sistem dan masalah pengelolaan kelas
d. Mengetahui
penggunaan berbagai metode dalam proses belajar mengajar
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu
pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri asal katanya adalah ”kelola”,
ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan
adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris,
yaitu “management”, yang berarti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam
pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto (1990;2) adalah pengadministrasian,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik
(1987:311) adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama,
yang mendapat pengajaran dari guru.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan
sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan sederhananya
adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan
pengajaran.
Dalam konteks yang demikian itulah kiranya
pengelolaan kelas penting untuk diketahui oleh siapapun juga yang menerjunkan
dirinya kedalam dunia pendidikan.
Sedangkan menurut Sudirman N, dalam (dkk. 1991;
310), pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan
lagi oleh Hadari Nawawi (1989;115), dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen
atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas
dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang
seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan
secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan
kurikulum dan perkembangan murid.
B. TUJUAN PENGELOLAAN KELAS
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah
terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum pengelolaan kelas adalah
penyedian fasilitas bagi bermacam macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan
sosial, emosional, dalam intelektual dalam kelas. Fasilitas yang demikian itu
memungkinkan siwa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan
sikap serta apresiasi pada siswa. (Sudirman N, 1991, 311)
Suharsimi Arikunto (1988 : 68) berpendapat bahwa
tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan
tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Terkait dari penjelasan diatas dalam hal pengelolaan
kelas dapat pula ditinjau dari segi
interaksi komunikatif. Artinya seorang guru dituntut mampu mengatur segala
kondisi apapun yang terjadi didalam kelas saat pebelajaran berlangsung agar
terciptanya komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan murid, murid dengan
guru sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan baik. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan sekaligus meringankan tugas guru atau wali kelas.
C. PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN KELAS
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam
kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah
penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsi-prinsip pengelolaan
kelas, yang di uraikan berikut ini :
1. Hangat dan Antusias
Hangat
dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar.guru yang hangat dan
akrab engan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada
aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Penggunaan
kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan
alat atau media atau alat bantu,gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru
dan anak didik mengurangi munculnya gangguan, kevariasian dalam penggunaan apa
yang dsi sebut diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang
efektif.
4. Keluwesan
Keluwesan
tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar
yang efektif..
5. Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada
dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang
positif, dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang
negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang
positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan Yang dapat mengganggu
jalannya proses belajar mengajar.
6. Penanaman disiplin diri
Tujuan
akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri
sendiri. Karena itu,guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk
melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan
mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus
disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya iku disiplin berdisiplin
dalam segala hal.
D. PERLUNYA STRATEGI PENGELOLAAN KELAS
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila
proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan
berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang
diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari
proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu
faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di
dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan
kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman,
2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c)
guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator. Sebagai
tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu
menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya
tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan
kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan
mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan
kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar
mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek
penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas
guru di dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan
kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas
meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim
sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam
menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar
berlangsung secara efektif.
E. PERAN GURU DALAM STRATEGI PENGELOLAAN KELAS
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti
dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah
satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar
di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan
kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman,
2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c)
guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator.
a) Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang idela bagi siswanya hal ini
dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan
gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan
membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena
itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh
siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai stauladan
bagi siswanyadan contoh bagi peserta didik.
b) Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting adalan
rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai
yang dilihat baik kuantitatif maupun kwalitatif. Rangkaian evaluasi meliputi
persiapan, pelaksanaan, evaluasi.
Tingkat pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain:
ü Mengetahui
ü Mengerti
ü Mengaplikasikan
ü Analisis
ü Sintesis (analisis dalam berbagai sudut)
ü Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik
untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan
menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan.
Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi:
ü Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif,
kognitif dan psikomotorik
ü Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola
hasil evaluasi dan proses evaluasi
ü Evalusi dilakuakn denga berbagai proses instrumen
ü Harus terbuka
c) Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka
performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa
kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal
di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas :
ü Merancang tujuan pembelajaran
ü mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran
ü Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2
macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reward
ü Mengawasi segala sesuatu apakah bejalan dengan
lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
d) Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag
akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga
termasuk sebagai semberbalajar yang harus dipelajari oleh seorang guru.
Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap
materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media
untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Ketrampilan untuk merancang
media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga
pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta
didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan
torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.
F.
PENGATURAN KELAS
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam
kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk
bejar dengan baik dan bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajart
terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya yangpengajaran, dalam arti tercapainya
tujuan-tujuan intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan mengatur kelas.
Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan
ptrestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan
bantuan terhadap sisiwa dalam belajar, di perlukan pengorganisasian kelas yang
memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan
dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya:
1)
Pengaturan
penggunaan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran
2)
Pengaturan
ruangan dan perabotan pelajaran dikelas agar tercipta suasana yang
menggairahkan dalam belajar
3)
Pengelompokan
siswa dalam belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa itu sendiri
G. PENERAPAN SUATU SISTEM DALAM PENGELOLAAN KELAS
Mengelola kelas itu merupakan pembuatan keputusan-keputusan yang direncanakan bukan
keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadan darurat. Dasar dari
pendekatan yaitu bahwa perilaku yang baik dikelas sebagiandapat dibentuk dengan
cara memberikan ganjaran atau tidak.
·
Teknik mendekati
Bila
seorang siswa mulai bertingkah,satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik
mendekatinya .kehadiran guru bisa membuatnya takut,dan karena itu dapat
menghentikannya dari perbuatan yang disruptif ,tanpa perlu menegur andai kata
siswa mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal,memindahkan tempat duduknya
ke meja guru dapat berefek preventif.
·
Teknik
memberikan isyarat
apabila
siswa berbuat penakalan kecil,guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang
diawasi. Isyarat tersebut dapat berupa petikan jari,pandangan tajam, atau
lambaian tangan.
·
Teknik
mengadakan humor
Jika
insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya
secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta
memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan
terjadi.
·
Teknik tidak
mengacuhkan
Untuk
menerapkan cara ini guru harus lues dan
tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yag diketahuinya .dalam kasus-kasus
tertentu,tidak mengcuhkan kenakalan justru dapat membawasiswa untuk di
perhatikan
·
Teknik yang
keras
Guru
dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada perilaku
disruptif yang jelas tidak terkendalikan.contohnya mengngeluarkannya dalam
kelas.
·
Teknik
mengadakan diskusi secara terbuka
Bila
kenakalan di kelas mulai bertambah ,sering guru menjadi heran.ia lalu menilai
kembali tindakan dan pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan
siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai
daripada sebelumnya.
·
Teknik
memberikan penjelasan tentang prosedur
kadang-kadang
masalah kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidak mampuan siswa
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.kesulitan ini terjadi apbila guru
berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan,padahal sebenarnya tidak.masalah
yang hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
·
Mengadakan
analisis
Kadang-kadang
terjadi hampir terus menerus berbuat kenakalan, guru dapat mengetahui masalah
yang akan di hadapinya dan mengurangi keresahan siswanya.
·
Mengadakan
perubahan kegiatan
Apabila
gangguan dikelas meningkat jumlahnya, tindakan yang harus segera di ambil yaitu
mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka ubahlah
dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka membaca
buku-buku pilihan mereka.
·
Teknik
menghimbau
Kadang-kadang
guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa
hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka
cenderung untuk tidak menggubrisnya.
H. MASALAH DALAM PENGELOLAAN KELAS
Keaneka macaman masalah perilaku siswa itu
menimbulkan beberapa masalah pengelolaan kelas. Menurut Made Pidarta masalah-masalah
pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku siswa adalah:
1)
Kurang kesatuan,
dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik, dan pertentangan jenis kelamin.
2)
Tidak ada
standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, bergi
kesana-kemari, dan sebagainya.
3)
Reaksi negatif
terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan, merendahkan
kelompok bodoh dan sebagainya
4)
Kelas
mentolerasi kekeliruan-kekeliruan temannya, ialah menerima dan mendorong
perilaku siswa yang keliru.
5)
Mudah mereaksi
negatif atau terganggu misalnya didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang
berubah dan sebagainya
6)
Moral rendah,
permusuhan dan agresif misalnya dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang,
kekurangan uang, dan sebagainya
7)
Tidak mampu
menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan,
anggota kelas yang baru, situasi baru dan sebagainya
Kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan
kelompok menghendaki peninjauan pada aspek perbedaan individual anak didik.
Postur tubuh anak didik yang tinggi sebaiknya di tempatkan di belakang. Anak
didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya di
tempatkan di depan kelas. Dengan begitu, mata anak didik yang minus dapat
melihat tulisan di papantulis dengan cukup baik. Penempatan anak didik yang
mengalami ganggung pendengaran didepan akan mempermudah si anak untuk menyimak
apa yang disampaikan guru.
Pengaturan tempat duduk sebenarnya akan berhubungan
dengan permasalahan siswa sebagai individu dengan perbedaan pada aspek
biologis, intelektual, dan psikologis. Tetapi di dalam perbedaan dari ketiga
aspek itu ada juga terselip persamaannya, persamaan dan perbedaan dimaksud
adalah:
1.
Persamaan dan
perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi)
2.
Persamaan dan
perbedaan dalam kecakapan
3.
Persamaan dan
perbedaan dalam hasil belajar
4.
Persamaan dan
perbedaan dalam bakat
5.
Persamaan dan
perbedaan dalam sikap
6.
Persamaan dan
perbedaan dalam kebiasaan
7.
Persamaan dan
perbedaan dalam pengetahuan /pengalaman
8.
Persamaan dan
perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah
9.
Persamaan dan
perbedaan dalam minat
10. Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita
11. Persamaan dan perbedaan dalam kebutuhan
12. Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian
13. Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo
perkembangan
14. Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang
lingkungan
Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa
diatas, berguna dalam membantu usaha pengaturan kelas. Terutaman berhubungan
dengan masalah bagaimana pola pengelompokan siswa guna menciptakan lingkungan
belajar yang aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan
dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk tercapainya apa
yang menjadi tujuan pembelajaran dalam proses pengelolaan kelas kami mengambil
kesimpulan bahwa:
1.
Strategi guru dalam membuat perencanaan
pembelajaran sebelum tahun ajaran baru, dan kepala sekolah mewajibkan semua
guru membuat perencanaan pembelajaran yang meliputi: silabus, analisa materi
pelajaran (AMP), program tahunan, program semester, dan Rencana program
pengajaran.
2.
Membangun Kerjasama dengan Siswa dalam
Pembelajaran. Membangun kerjasama dengan siswa, artinya dalam pembelajaran
terjadi interaksi yang komunikatif atara guru dengan siswa. Upaya-upaya
tersebut dapat dilakukan dengan: (a) menjalin hubungan baik dengan siswa
melalui kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler, (b) berusaha
menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah di pahami siswa, (c) menghubungkan
materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, (d) menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi. Dengan strategi ini suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan, sehingga siswa menjadi on
task dalam pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Majid,
abdul. Perencanaan pembelajaran. 2005. Rosda karya: Bandunng
Popham,
James. Teknik mengajar secara sistematis.
1992. Rineka cipta: Jakarta
Setiawan,
conny,dkk. Pengelolaan Kelas. 1985.
Gramedia: Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar