my afternoon

on Jumat, 29 Maret 2013
Selamat siang, blogger J
Lama sekali tidak menulis. Bukan tidak ada, namun tidak bisa. Tidak bisa meluangkan sejenak waktu untuk berbagi inspirasi ditengah kesibukan, justru inspirasi mengalir sangat banyak bagai debu dalam dongeng.
Siang ini hujan, dulu aku selalu rindu diguyur. Namun belakangan something weird dengan hujan. Karena hujan, beberapa aktivitas terganggu. Karena hujan, memaksa orang menunda bepergian. Karena hujan, meninggalkan genangan yang siap berkecipak diinjak.
So, apa yang harus kuspesialkan? Kecuali dingin yang menusuk persendiaan. Aku selalu suka bagian yang itu, dingin. Memimpikan bermukim di puncak pegunungan Tawangmangu, menggigil setiap malam, menikmati sensasinya dengan tidur nyenyak.
Dan gerimis siang ini mengelanakan pikirku kembali pada siang terterik dan terlelah yang takkan ku lupa selamnya seumur hidupku.

Aku ingin berkisah, bukan mengumbar keluh kesah. Tentang siang itu. Wira-wiri berteman sengat mentari demi tulisan yang ku juangkan, pun mengabai banyak hal. Terlihat keleahan. Direkomendasi seorang teman untuk enyah, sejenak istirahat, melepas belenggu yang sukses menampakkan muka terburukku.
Lalu lusanya aku benar istirahat, kuliah diantar, pulang dijemput oleh siapa lagi kalau bukan lelaki yang sepenuhnya hati ini menyayangi. Sama sekali lupa urusan kuliah dan pekerjaan. Bahkan sampai saat ini, masih disenangkan dengan nyamannya pemberhentian. Waktunya untuk hengkang dan kembali bermesraan dengan kesibukkan.

Siang ini aku mendengar pembicaraan di luar kamar, antara pemuda tengah dewasa dengan anak kecil kelas dua. Bercerita tentang pengalaman yang pernah terlalu. Menasihati agar jangan diulang, mencotohkan nasib buruk karena masa lalu yang banyak disiakan. Aku tertegun. Ia benar paham apa itu kehidupan tanpa perlu mengenyam tinggi pendidikan. Sementara aku, banyak mambaca buku mengenai psikologi, beberapa kali mengikuti seminar pengembangan diri, namun tak ada perbaikan yang kulakukan. Apa-apaan ini? Ada apa denganku?
Sungguh, dewasa bukan disebabkan banyak buku yang selesai dibaca, bukan berdasar banyak seminar yang didatangi, namun lebih pada bagaimana usaha memaknai setiap kejadian dengan perpaduan rasa yang dicipta hati dengan pengamatan yang dipikir otak.

Come on Nia, pergi dari zona nyamanmu, kembali bertarung berlomba dengan lelah J

Ini tulisan yang apa banget, gimana banget, dan yang  jelas enggak banget :D
witen by @niahaji

0 komentar:

Posting Komentar