Apa yang kau
lakukan terhadapku?
Mengapa tanyaku
senaif itu.
Egoisnya tak
terkira.
Pernahkah aku
bertanya “Apa yang kulakukan terhadapmu?”
Membalik situasi
ketika hatiku tersakiti.
Bukankah guru
istimewa fisikaku pernah mengajarkan mengenai hukum Newton berkaitan dengan
gaya.
Yang ku beri,
sama dengan yang ku terima.
Lantas, mengapa
tanyaku masih mementingkan diri tanpa memerhati yang ku beri?
Kau senantiasa
ada, sejauh apa aku memunggungi.
Kau tak pernah beranjak,
seburuk apa lakuku mengkkufuri nikmat.
Kau setia
menugguku pulang, membukakan pintu rumah ramah, selelah apa perjalanan yang ku
tempuh.
Lantas, mengapa
tak jua aku sadar, untuk mengoreksi tanyaku ulang.
Apa yang kulakukan terhadapmu?
Apa yang kulakukan terhadapmu?
Bahkan pada
hamba-Mu, aku melulu lupa menanya pada diriku, menginstropeksi tingkah,
menganalisa khilaf, meminta maaf.
Ya, aku selalu
dan lagi-lagi lupa.
0 komentar:
Posting Komentar