Sensitifku dan Angkuhmu

on Kamis, 04 Desember 2014


Haruskah kita hilang saat aku sedang menginginkan KITA selamanya?
Kita berada pada saling diam yang sama. Aku dengan sensitifitasku, dan kamu dengan angkuhmu.
Pertemanan yang kita bangun bertahun akhirnya rusak di satu hari dengan sebab yang konyol dan kekanakan sampai pada perang dingin berkepanjangan.
Berawal dari drama, namun kamu tak kunjung memahami kodeku.
Pada akhirnya, aku menunggumu dan kamu, mungkin, pun menungguku.

Dan aku tahu, dari kita sama-sama tidak akan ada yang memulai. Karena hati yang kujaga agar tidak disakiti ternyata harus hancur karena ulahmu yang kekanakan dan balasku yang konyol tak beralasan. Sementara angkuhmu, tak akan mendekati dan menyentuh hatiku yang terlanjur kau sakiti.

Apakah sebenarnya aku yang angkuh terhadapmu, sahabat? Tingkahkulah yang membuatmu memperlakukan aku seakan bukan siapa-siapamu di depan teman baruku? Karena aku merebut seseorang darimu? Kurangkah usahaku untuk menjadikanmu bagian dari kami? Merangkulmu setiap aku bisa, menyanya kabarmu selagi lenggang. Namun sahabat, bertanyalah pada dirimu apa balas terhadap usahaku?

Aku, ingin menjadi temanmu, seerat aku dengan mereka. Untuk itulah aku berusaha, namun sudah aku menyerah. Jika memang menyentuh hatimu membutuhkan energi yang luar biasa, aku tidak bisa karena akhlakku tidak mulia.
witen by @niahaji

0 komentar:

Posting Komentar