Kok akhirnya aku nikah? Katanya NANTI.
Iya harusnya nanti banget. Nikah mah kataku nggak sekedar siap diumur atau siap harta atau siap jasmana rohani. Tapi siap iman jon. Kalau imanmu masih ya gitu2 aja, perbaiki dulu saranku. Pankapan bahas ya.
Jadi aku nikah itu karena adikku sudah ditembung. Bapakku nggak mau anak bungsunya kelangkahan. Tapi memang sebelum adikku ditembung, orang tuaku dan orang tua suamiku sudah berencana untuk ketemu bahas nantinya kapan kami mau nikah. Bukan tembungan hlo ya tapi.
Long story short akhirnya ya udalah aku ngalah sama kekeh pendirian bapakku. Kasihan juga adikku kalau nggak jadi nikah gara-gara aku. Jahat banget aku jadi kakak.
Aku akad satu minggu lebih awal dari adikku. Resepsinya yang bareng. Bukan resepsi sih. Walimatul 'urusy lebih tepatnya. Benar-benar seperti yang dituntunkan Rasul dalam agama kami, Islam. Undangan untuk makan, bukan undangan untuk nyumbang lol. Jadi orang tuaku murni adakan walimahan anaknya tanpa dukungan dana dari orang lain bahkan sanak saudara dekat. Sejujurnya meja kado aja nggak disediakan hlo di pernikahanku lol. Karena ya memang se-enggak mau itu disumbang. Tapi aku sama adikku tetep nekat sih, terima kado sama amplop dari teman2 kami. Kalau dari tetangga desa atau sanak saudara, tolak!
Bahkan transport untuk tetangga desa untuk ke tempat nikahan disediakan sama orang tuaku. Benar-benar nggak mau menyusahkan orang2 yang diundang, gitu. Dan tamu undangan pun nggak dipilih-pilih. Karena kapasitas gedung cuman bisa nampung 700 orang jadi nggak bisa banyak yang diundang. Tamu undangan cuman tetangga desa bahkan teman-teman usaha bapak ibuku, teman sekolah mereka, teman ngaji ibuku, nggak ada yang diundang. Sampai2 ada ibu2 teman ibuku yang datang ke rumah bawa amplop (lol) bilang gini "lah hla aku kepotangan mbak nunuk telu gek akah-akeh lekku nyaur piye".
Kecewa yang bagian kapasitas gedung ini sejujurnya. Soalnya ibuku dulu ngiranya tempat walimahan kami punyanya umat muslim dan uang sewanya buat bantu dakwah. Eh, ternyata. Ya nggak papa sih nggak terlalu jauh juga dari rumah dari pada gedung kapasitas banyak si solo utara sana.
Dan yang paling penting adalah insya Allah keluargaku tidak mengangkat diluar kemampuan. Mampunya bikin perayaan pernikahan anaknya tanpa bantuan dana dari siapapun segitu doang, ya udah segitu aja gede pestanya. Nggak diada-adakan, nggak berharap pengeluaran untuk pernikahan bisa tertutup dari sumbangan.
Ini kok bahasannya jadi menceng ke walimatul 'urusy sih. Wkwk. Nggak papa lah dakwah dikit biar agak faedah.
Jadi kenapa bapakku berkeras kudu banget mengamalkan ajaran Rasul dalam merayakan pernikahan? Karena suatu hari pernah ada yang sambat ke bapakku kalau dapat undangan resepsi buanyak. Semuanya harus nyumbang. Padahal kebutuhan lagi buanyak juga. Sedih nggak sih. Saking bapakku itu orangnya empati tingkat tinggi, jadilah perayaan nikahan anak-anaknya cukup semampu mereka saja. Sesuai ajaran Rasul. Semoga membudaya ya dalam masyarakat kita. Aamiiin.
Writen by @niahaji
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
- April (1)
- Maret (1)
- Maret (1)
- Februari (7)
- November (6)
- Oktober (2)
- September (26)
- Agustus (2)
- Juli (10)
- Juni (2)
- Januari (4)
- November (6)
- Oktober (9)
- Juli (4)
- April (9)
- Juni (1)
- Januari (2)
- November (2)
- September (2)
- Mei (1)
- April (2)
- Desember (3)
- November (6)
- Juli (6)
- Mei (1)
- Maret (1)
- Januari (15)
- November (4)
- Oktober (11)
- September (3)
- Juni (1)
- Mei (1)
- April (5)
- Maret (15)
- Februari (22)
- Januari (6)
- Desember (3)
- November (2)
- Oktober (8)
- September (21)
- Juli (4)
About Me
- niahaji
- I'm not the best, but I always try to work better. I'm nothing, but I have Allah who is everything.
my name's..
welcome to my life story :)
selamat dataang.. jangan kaget dengan kegilaan tulisan saya yang tidak bernilai.. saya hanya ingin mengaktualisasi diri lebih lagi..
I'm not the best, but always try to work better.. I'm nothing, but I have Allah who is everything..
niahaji. Diberdayakan oleh Blogger.
- nothing :D
selamat datang di dunia yang saya rancang untuk kesenangan saya. semoga pembaca merasakan nikmat yang sama. Amiin..
- choose one, please :)
Labels
- aqila today (8)
- Dasar-dasar Akuntansi Keuangan (1)
- Ekonomi Pembangunan (6)
- Kewirausahaan (2)
- nianianiaa (20)
- Strategi Belajar Mengajar (3)
- thedeepestinside (89)
0 komentar:
Posting Komentar