Note: tips ini ditulis ketika Kaisar belum benar-benar lulus toilet training dan terus revisi sampai (sekarang) sudah lulus tt. Semoga membantu ya, Bu.
[ ] Percaya pada anak.
Sebenanya sebelum benar-benar lepas pempes aku sudah sering bawa Kaisar ke kamar mandi untuk pipis. Jadi aku sudah uji coba dulu apakah anaknya akan banyak ngompol sekalipun sudah sering dibawa ke kamar mandi atau sudah bisa pipis di kamar mandi. Dan ternyata Kaisar bisa pipis di kamar mandi. Hanya ngompol (dipempes) kalau jarak pipis ke kamar mandi terlalu lama (ini karena aku kadang malas, tidak untuk ditiru).
Akhirnya aku memutuskan untuk percaya bahwa Kaisar bisa lepas pempes sama sekali. Meskipun awalnya ngompol sekali dua kali ya tidak apa-apa.
[ ] Sounding terlebih dahulu
Sebelum pure lepas pempes, aku bilang ke Kaisar beberapa hari sebelumnya "kamu nanti mulai hari sabtu ndak pakai pempes lagi hlo mas. Kan sudah besar, nggak ngompol, pipis kamar mandi".
Entah dia ngerti atau enggak yang jelas aku sudah bilang. Dan pertama kali dia tidak pakai pempes (hanya celana), aku bilang lagi "mas ini sudah hari sabtu jadi kamu sudah nggak pakai pempes. Kan dah besar, nggak ngompol, pipis kamar mandi".
Langsung berhasil nggak? Enggaklah! Lol. Baru no pempes beberapa jam udah ngompol. Aku bilang lagi "ngompol malu ndak? Lain kali kalau mau pipis bilang pis ya. Nanti ke kamar mandi". Selalu ingatkan kalau mau pipis harus bilang. Sounding aja terus sampai berhasil.
[ ] Rajin-rajin ke kamar mandi
Toilet training Kaisar baru jalan 3 hari tapi ibunya udah nulis tips aja ya lol. Jadi salah satu kunci sukses yang sepertinya bener-bener ampuh adalah sering bawa ke kamar mandi. Awal-awal toilet training pasti anak kebingungan dengan konsep tidak ngompol karena biasanya pakai pempes. Nah, ajarkan pada mereka kalau pipis itu ada tempatnya dan tempatnya adalah kamar mandi.
Wajar ya kalau baru lepas pempes beberapa hari dan masih suka ngompol. Biasanya pipis dimanapun bisa dan nyaman-nyaman aja. Jadi anak tidak tahu perasaan kebelet pipis itu seperti apa. Kalau sering dibawa ke kamar mandi otomatis anak akan tahu perasaan kebelet pipis itu seperti apa dan harus pipis dimana.
[ ] Pastikan bahwa anak sudah mampu berkomunikasi dua arah meskipun lewat kode
Aku pernah mengusahakan toilet training waktu Kaisar masih satu tahun (sekarang 18 bulan). Serius bikin emosi banget karena anaknya suka tidak mau pipis kalau di kamar mandi dan malah ngompol ketika sedang pakai celana. Kejadian itu nggak sekali dua kali tapi sering wkwk. Padahal aku sudah sounding, sudah rajin ke kamar mandi tapi kok zonk. Akhirnya aku paham bahwa Kaisar belum mampu berkomunikasi sama sekali (atau mungkin dia sendiri juga tidak tahu perasaan kebelet pipis itu seperti apa). Lalu aku putuskan toilet trainingnya pending sampai dia paham akan banyak hal dan bisa komunikasi.
[ ] Jangan pernah memaksa anak
Pengalaman dari toilet training pertama Kaisar waktu umur satu tahun, aku kurang sabar dan memaksa Kaisar untuk mampu. Jadi toilet training kedua ini (bahkan waktu masih trial toilet training) aku tidak pernah paksa Kaisar ke kamar mandi kalau dia tidak mau. Ngompolnya Kaisar waktu D2 TT bukan karena jarak ke kamar mandi terlalu lama, tapi karena dia emoh ke kamar mandi padahal aku tahu dia kebelet pipis. Akhirnya dia ngompol. Dari situ aku kasih pengertian kalau tidak mau ke kamar mandi ya akan ngompol dan ngompol kalau sudah besar itu malu. Dan iya, kalau sudah terlanjur ngompol jangan langsung bilang "eh kok ngompol. Malu doong". Bersihkan dulu pipis dan anaknya. Ajak dia bebersih pipis dia yang sembarangan sambil kasih pengertian kalau ngompol itu malu dan bikin nggak bisa solat karena najis (aku muslim anw).
[ ] Ibu harus siap
Karena dibalik kelucuan dan kepolosan anak kecil tersimpan jutaan hal-hal menganyelkan yang bikin emosi, maka siapkan dirimu, Bu. Siap akan semua konsekuensi yang akan tertanggung; kalau ternyata tidak segera berhasil TT, kalau cucian menggunung berhari-hari, kalau sedang asik-asik makan tetiba anak ngompol (bahkan aku sudah takbiratul ikhram, Kaisar pipis disajadahku hiks). Siapkan diri baik fisik dan mental karena akan lebih capek. Akan lebih sering bawa anak ke kamar mandi, ngepel ompol, nyuci segala apapun yang dipipisi anak, dkk. Akan lebih gampang marah kalau anak masih saja suka ngompol. Meskipun lelah jangan marah, jangan bentak kalau anak ngompol. Beri pengertian dan yakinlah mereka paham. Kalau dipikir-pikir lagi, mungkin sedari umur satu Kaisar sudah bisa lepas pempes kalau akunya siap. Tapi ternyata susah bener kalau akunya belum siap dan anaknya juga belum mampu berkomunikasi.
Selamat mengajari toilet training BuIbu semua. Semangat, sabar, tetap konsisten, dan yakin kalau anak mampu lulus toilet training.
0 komentar:
Posting Komentar