Kemarin Kaisar main ke rumah mbah kidul sama mas Bely. Aku nyusul belakangan karena sebelum ngurus gas ke kidul, rutinitas pagiku harus kelar dulu. Biasalah, makhluk ambi semi halu yang perfeksionis.
Waktu sampai kidul mbah ti cerita kalau mangga yang belum matang dan tergeletak di pojokan itu hasil petikan Kaisar. Aku lupa nanggapi gimana yang jelas aku belum ngeh kalau Kaisar diajari "mengambil yang bukan haknya".
Masuk ke rumah dan nonton galeri foto di hp mbah ti karena mau mindah file. Nggak sengaja, mak sliwer lihat Kaisar dibopong papa di kepala atau pundak (entah nggak begitu jelas juga lihatnya), metik mangga tetangga sebelah rumah mbah kidul dan dalam foto itu ekspresi Kaisar semacam ketawa gitu.
Masih nggak ngeh juga kalau Kaisar diajari "mengambil yang bukan haknya".
Pulang ke rumah dan aktivitas lanjutan macam mandi dan mandiin Kaisar lanjut ngeloni. Waktu Kaisar tidur aku baru sadar "Hloh tadi kan metik mangga tanpa ijin yang punya pohon. Walah, value yang nggak ada dalam hidupku nih".
Setelah Kaisar bangun aku bilang ke dia "Mas, kamu tadi metik mangga mas Eno to sama papa? Mana nggak ijin pula. Jangan diulangi hlo mas. Namanya mencuri hlo kalau metik-metik buah orang tanpa seijin yang punya".
Respon Kaisar? Ya ha he ha he doang lah. Tapi bodo amat, setiap nilai harus diajarkan sedari kecil kan. Selain kasih contoh, kasih pengertian lewat obrolan juga. Ajari "berbicara" mengkomunikasikan apa-apa yang ingin disampaikan. Jangan takut anak tidak paham karena sejatinya anak-anak itu pintar.
Pernah mikir nggak kenapa anak umur 0 sampai 3 itu peningkatan kemampuan hidupnya luar biasa tapi tingkahnya ngeselin sempurna? Karena mereka berpikir dengan pikiran bawah sadar mereka. Makanya cepet pinter dan apa-apa yang mereka dapat akan menjadi diri mereka alias dibawa sampai besar nanti.
Jadi jangan menyinyirku kalau aku agak keras dengan aturan Kaisar tidak boleh main sendiri tanpa aku dan atau mas Bely. Nyatanya main sama mas Bely aja masih kecolongan dikasih contoh nilai yang seharusnya tidak diajarkan. Padahal aku sudah sering briefing mas Bely harus gini dan gitu.
Lalu kalian menyinyirku ngatur bojo? Atau hanya pikiran negatifku saja lol. Percayalah gaes mas Bely sangat percaya padaku karena memang semua yang aku terapkan dalam hidupku berbasis data ilmiah yang bisa dipikir akal alias logis. Biasalah, kalau kalian deket sama aku pasti tahu aku anak yang gimana. Bahkan ada temen yang bilang "koe ra edan to Ni karo ambisi lan perfeksionismu sing ra ketandingan sak ndoyo kui?". Hla kenapa harus gila sih. Justru aku akan gila kalau nggak punya ambisi yang semi halu dan penuh perfeksionitas itu.
Kembali soal metik mangga tetangga tanpa ijin yang punya. Sore hari waktu mau ke rumah uyut sama Sheza, kami ketemu mas Eno, anak pemilik mangga sebelah rumah mbah kidul. Aku minta ijin sama dia dan bilang makasih dan maaf. Sengaja, Kaisar harus tahu, terbiasa dengan contoh dan harapannya mau menerapkan dalam hidup dia.
Sepele ya, cuma metik mangga doang jadi tulisan panjang. Jangan sepelekan hlo, btw. Sungguhlah hal-hal sepele begini ini yang menumbuhkan bibit-bibit mudah mengharamkan yang halal semacam memakan yang bukan haknya di kemudian hari, pada masa dewasanya nanti. Mengingat anak-anak cepat pintar, yuk lah orang dewasa ikutan belajar agar anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa yang pintar dan berakhlak mulia. Kalau bukan orang dewasa yang kasih contoh, siapa lagi sih. Pastikan semua nilai yang ingin ditanamkan dalam diri anak sesuai dengan syariat. Insya Allah, Allah mudahkan. Kalaulah nanti dewasanya ia bukan seperti yang kita pinta dalam harap dan doa, semua cerita ada pengarangnya. Tugas kita hanya menyontohi dan mendoakan saja. Serahkan hasil pada Sang Pemilik Kuasa.
0 komentar:
Posting Komentar