Cita-cita punya anak satu itu nggak papa banget kok. Cuma aja, kalau dipikir ulang, rasa-rasanya agak melanggar syariat nggak sih. Karena perintahNya jangan takut punya anak hanya karna takut nggak bisa kasih dunia. Tapi masalahnya kalau diaku bukan sekedar takut nggak bisa kasih dunia meskipun tidak terpungkiri kalau dihitung pakai akal dan kalkulator manusia keuangan kami tidak akan mampu memberikan kehidupan selayak sekarang kalau nambah anak. Sekali lagi, masalahku bukan sekedar uang meskipun aku khawatir juga soal uang. Aku percaya banget kalau rejeki Allah yang atur. Jadi meskipun ada rasa khawatir dalam hal keuangan akan tidak sesuai standar sekarang, tapi semua dunia Allah yang punya.
So what? Kenapa setakut itu nambah anak? Karena aku masih setrauma itu. Bayangin aja waktu Kaisar kecil kondisiku: anak baru, rumah baru, aku yang belum selesai dengan diriku sendiri, and everything feel so clueless. FYI, traumanya masih kerasa banget palagi tiap liat anak bayi masih merah. Makanya sampai hari ini masih berpikiran untuk anak satu saja cukup, kecuali Allah berkehendah yang lain; tapi tetep, aku dikasih satu aja udah bersyukur luar biasa. Lol.
Kemarin tilikan bayi. Dan ya Allah serius makin merasa yakin kalau nggak mau ngulang punya anak kecuali mendadak mas Bely jadi sultan wkwk. Bukan perkara uang sekali lagi. Tapi kalau memang harus punya anak lagi aku nggak mau keluarga besar kami menjengukku di masa-masa awal recovery pasca lahiran. Karena oranng orang tu berisik banget dan pendapatnya suka tanpa ilmu. Maka untuk menghindari memarahnya baby blues (kalau baby blues lagi), aku mau cuma diurus sama sus berbayar yang kompeten. Nggak mau melibatkan keluarga karena serius pasti berisik.
Entah ya, 2019 sudah hampir berakhir kenapa orang-orang belum sadar kalau mereka masih bodoh lol. Padahal aku sadar kalau bodoh dan nggak mau membodohi Kaisar maka berusaha belajar biar memintar. Kapan orang-orang akan menyadari hal yang sama?
Kalau bapak bilang sih, kemampuan orang berpikir itu beda-beda. Jadi tidak usah heran kalau jaman sekarang masih banyak orang hidup dengan pemikiran kuno yang ngeselin lol.
Dan disisi lain, mungkin emang standarku ketinggian dalam nggedein anak. Tapi ya, BODO AMAT 🤗
0 komentar:
Posting Komentar