Sebuah Klarifikasi Tidak Penting

on Rabu, 13 November 2019

Sebenernya aku sedang berada di posisi yang tidak boleh buang-buang detik berhargaku untuk melakukan hal tidak penting macam nulis begini. Tapi aku pengen. Lol.

Tadi sore waktu beli lauk ketemu sama tetangga. Jarak rumah kami tergolong jauh plus beda RT sebenarnya. Tapi kalau kalian tinggal di desa, poncot kulon lan poncot etan itu kenal semua.

Beliau bilang gini ke aku, "Aku sok yo meh tak klumpukne og mbak. Penak yo mbak nglumpuk kabeh ngono kui".

Sebuah obrolan ngrasani rumahku yang bersebelahan alias jejer dengan rumah mamaku. Orang-orang desa nyebutnya nglumpuk.

Sakjane aku pengen nyauri "bukan karena mau, tapi kepepet". Hla gimana, lahan paling available ya cuma tanah sebelah rumah mama. Andai bapakku tuan tanah pastilah sudah aku milih lokasi rumahku. Karena nggak bisa milih mau gimana lagi, ya udah sih jejer sama rumah mama juga nggak papa.

Gipula semua orang rumahnya jejer kan ya. Kenapa pada pusing karena rumahku jejer rumah mama. Lol.

Sekalipun jejer, aku dan mama berusaha tidak sama-sama ngrusuhi satu sama lain, tidak ikut campur urusan satu sama lain. Bahkan pernah ada seorang ibu yang rumahnya jejer dengan rumah anaknya nggresulo kalau bawang merah dan telor sediaannya cepat sekali habis karena sering diminta anaknya. Aku tidak pernah melakukan itu kecuali kepepet. Mamaku punya toko kelontong tapi aku tidak pernah nembung "njaluk" kecuali memang barang reject. Tapi masih sih, aku punya bad habit suka bayar belakangan dan kadang lupa sudah ambil apa aja lol. Setidaknya aku sudah berusaha nggak hobi ngrusuhi rumah mama kan ya.

Pun mama terhadapku. Aku pergi sedari sore sampai malam dan lampu depan rumah belum nyala, mama nggak akan njak-njakan masuk rumahku untuk sekedar menyalakan lampu. Aku juga nggak pernah sih, titip rumah kalau mau pergi. Nambah-nambahi pekerjaan mama aja.

Aku memang pernah bilang ke bapak, intinya meskipun jejer tapi nggak boleh saling ikut campur. Dan bapak waktu itu nyauri, bangun rumah sendiri memang tujuannya agar tidak saling ikut campur, kalau masih ada saling ikut campur bangun rumah nggak ada gunanya.

Jadi sudah tahu kan ya, meskipun tetangga aku bukan anak ayam yang selalu ngrusuhi induknya. Hanya karena tetangga sebelah, bukan berarti aku tidak merdeka mengatur hidupku sendiri. Hanya karena tetangga sebelah, bukan berarti suka ngrepoti. Ya, rumah kami jejer seperti rumah kalian yang jejer dengan rumah sebelah kalian. Apa kalian saling njaluk brambang setiap harinya? Kalau kami sih enggak. Ya sejarang itu kecuali benar-benar kepepet. Bukan yang tiap hari jlak-jlik. Kalian sama tetangga sebelah kadang gitu juga kan? Kadang aja, bukan setiap hari setiap waktu. Pun kami.

0 komentar:

Posting Komentar