mendamai kelopak matamu

on Selasa, 11 September 2012
pertama kali aku menjejak ditempat yang berfantastisitas tinggi ini,
tercengang, menatap banyak wajah dan serba-serbi yang terlihat
decakku berupa kekaguman
bagaimana mereka bisa sepandai ini memadankan
meski belum teruji melalui metode ilmiah
praduga sementaraku adalah benda ajaib berharga itu..

tujuan utamaku disini, bukan bersaing rupa menarik, atau gaya stylist..
ini tempatku menjemput masa depan yang riuh tepuk tangan, bertabur harum melati, dan sanjungan hangat dari setiap bibir yang merah merekah
namun terkadang aku gagu untuk melaju
dipalang beragam kemungkinan yang sebenarnya merupakan imajinasi dari liarnya naluri espektasiku
destinasi akhirnya bersimpul pada sepotong tanya "siapa sejatinya aku terlepas dari diri yang berbalut keduniawiyan?"

tempat ini begitu sederhananya dibandingkan sesisih dunia yang, sudah pasti, belum pernah kukunjungi
aku merasa kerdil, bersanding dengan senyuman manis pemilik rupa menarik, dengan benda berharga ajaib yang menebalkan sakunya..
lantas serendah itukah jerihku menjemput mimpi yang menurutku definisinya adalah nanti?
buang muka saja jika tidak suka, atau sajikan tawa hangat senjatamu yang mematikan itu
sudahlah, itu hanya rintih karena aku begitu sederhananya tanpa apa-apa..

singaku kulecut kencang..
mendengarnya mengaum serasa hatiku pecah berpuing banyaknya..
menangis sesenggukan, meratapi diri yang rendah lagi serba tidak punya ini..

sayangnya hanya auman..
tidak ada laju yang penuh gairah dan daya juang tak terkalahkan ala rambo..
aku terlanjur tidak bisa mendongakkan kepala tegak, memantapkan jalan terseok, menusukkan tatapan yang tanpa daya, dan membangunkan pikiran yang pulas tertidur.

masih menunggnya,
harapan jiwa yang pernah kutuliskan disecarik kertas buram, berlari kencang hingga yang terdengar hanya desisan angin, begitu kencangnya ..



0 komentar:

Posting Komentar