AKU ADA, HONEY

on Selasa, 05 Februari 2013



Sebuah gelang yang melingkar dipergelangan,
Melanglangkan pikirku akan tahun kehidupan yang pernah ada aku berlari menerobos hujan.
Biru muda nan magis dengan kemanisan warnanya yang melambangkan kegagahan langit siang.
Putih suci nan bersih, berdispersi pada warni-warni pelangi.

Dimana aku duduk kini, menatap senyum ceria mereka, di waktu sama, hujan.
Anak-anak manis dengan lembaran buramnya yang masih minimalis.
Merengek mengenai hujan yang tetiba turun mengkuyupkan halaman.

Masa ceria yang belum bernoda.
Mengharapkanku akan seorang bocah lelaki dan adiknya, perempuan.
Mengeja huruf di rumah kami yang ramah.
Menghitung angka dibarengi tawa.
Kami, mereka belajar dan aku mengajari.
Ada jeritan, tipukan bantal, namun bukan tindak kejam kekerasan.

Bocah lelaki dan adiknya, perempuan.
Yang mencintaiku sepenuh dirinya mampu.
Yang menanti datangku dengan mata berlinang rindu
Yang menangis untukku ketika hatiku terbentur godam pilu.

Maka dipenghujan yang kan segera berakhir ini.
Di bulan Februari yang penuh romantisme muda-mudi.
Kuratapi luka diri yang menyusuri jalan bebatu tanpa ada tangan yang bersedia ku genggam.
Saat arang perlahan patah, dan asaku yang putus.
Memberhentikan aku pada zona nyaman yang sekelilingnya rawan terkaman hewan liar.

Maka dipenghujan yang kan segera berakhir ini.
Bocah lelaki dan adiknya, perempuan.
Tidak akan kubiarkan mereka menangis sendirian di sudut kamar hanya berteman cahaya remang bulan.


Senin, 04-02-2013. Inicio SC, 02:43pm

0 komentar:

Posting Komentar