Hari ini aku
bertemu dengan ibu baru. Cukup
mengobati perih luka atas kejadian penolakan karena kekurangan. Ibu, yang mampu menjamah air mata dari
tempat persembunyiannya. Sungguh, hampir-hampir aku menangis, namun hentakan
angin membangunkan dari peka yang dicipta perasaan. Tuturnya menenangkan,
solutif dan penuh kejujuran. Memang beda dengan ia yang jadi puja, tidak punya
tatap tajam, kalimat-kalimat cepat dan mimik berpikir keras. Justru
kelembutannya lah yang membuat terpana.
Jumpa
pertama, namun mengandung sejuta makna. Meski aku tahu, begitulah ia dengan
pribadinya. Mungkin ia lupa, atau baginya tak terbesit kesan apa-apa. Cukup
bicang hangat sebelum jumat, dan ia mengambil alih hatiku yang hampir-hampir
melayu.
Dan aku,
disibukkan kembali dengan urusan hati :)
Jumat, 22-02-2012. My room, 09. 12 pm
0 komentar:
Posting Komentar