“Dulu aku selalu mengatakan malas saat seorang mengajak melakukan sesuatu.” Kenangnya, dan aku
tersenyum singkat.
“Seandainya dulu,
semangat dan optimis adalah aku.” Ia melanjutkan. Senyumku simpul, menantinya
bercerita.
“Citaku begitu tinggi dan tak ada rencana untuk capaiannya.
Saking tingginya.”
Aku menatap penuh emosi, lagi, paradoks. “Bukankah, bahaya adalah kau menggantungkan anganmu
rendah dengan capaian kau anggap mudah? Akan lebih bergengsi manggantungkan
cita tinggi-tinggi, lalu ada juang yang berstandar mati untuk meraihnya demi.”
“Demi?”
“Iya, demi.
Semacam perkara hati.”
Kami menunduk dalam,
mengenang penuh kekaguman.
Hidup mencongkakiku dengan hingar bingar kemegahan dan efek
sensai yang luar biasa mudah dinikmati. Aku masih menyesali ajakan tulus untuk
menggapai cita melangitku, ku balas dengan tolakan muram penuh kebimbangan.
Optimis itu ciptaan. Ia dapat menjelma menjadi apa tergantung cara kerja. Dan
cara kerjaku, begitu gandrung pada rasa takut gagal, kalimat miring
merendahkan, serta nasihat meremehkan angan. Hingga pada akhirnya semangat itu
pias. Semacam omong kosong yang terus dimunculkan. Pias, secercah namun ada.
Titik terang yang begitu menyilaukan,
meski secercah.
Demi seseorang
yang membangkitkan dari mimpi nyenyak kemudahan. Memberiku sayap untuk terbang,
meniup naluri untuk melanglang.
Demi itu sendiri
adalah ciptaan. Dan kini menjelma menjadi semangat yang lebih besar, pendar
cahaya yang makin terang.
Karena tidak akan lagi sia untuk cita mulia, tidak ada
perkara hati seperti dialog kami yang kuberi arti, tiada waktu tersita untuk
mengejar fana.
Tekadku, menuntut syiar keilmuan milik-Nya, memberi
seutuhnya untuk negara..
Segera.
Jika pernah kau padamkan, sekarang nyalakan.
Jika pernah kau abaikan, kembali untuk selesaikan
Mimpi itu sensai yang harus diimani untuk mendekatkan kita
akan Sang Pencipta, kehausan yang selama ini dirasakan karena jiwa yang kurang
siraman.
Motivasi juang yang wajib diciptakan dan menjelma menjadi
aksi nyata. Ia, tidak pernah pergi sejauh apapun aku berlari..
Jika terlambat, kejarlah!
Setiap jengkal mendekatkan pada perolehan yang mereka
dapatkan.
Senin, 18 Februari 2013. My room, 10:34 am
0 komentar:
Posting Komentar