Ini mengenai
letih. Dan setiap kita mengalaminya dengan intensitas berbeda.
Kadang aku berpikir, letih dan halus-kasar sama-sama ilusi.
Akan beradaptasi dengan sendirinya, jalan yang yang terlalui. Meski aku tak
menyangkal, menjadikannya bagian dari rasa bahagia telah merajut detik di hari
ini dengan penuh harga, merupakan satu kebanggaan penuh syukur pada Ia Sang
Pemberi Kesibukan.
Perasaan-perasaan itu hanya sebentar. Nantinya akan
menghilang, atau sekarang pun bisa saja pudar pabila semangat terpupuk subur
tumbuh dipikiran. Menumbuhkan semangatlah yang menjadi pekerjaan rumah lanjutan
dan perlu direnungkan. Lagi pula, untuk apa hidup, jika dihabiskan dengan
kemubadziran? Sayang bukan? Pun, kepuasannya tak akan sama, kerena setiap
perolehan memiliki kadar kualitas masing-masing. Karena tak ada perbuatan yang
tak berbalas, meski takdir berkarakteristik unik dalam membayar jerik kita yang
payah. Terkadang melalui canda untuk memahamkan akan kekufuran, seringkali
lewat nikmat tanpa batas menguji kesanggupan hamba mengucap segala puji.
Terlebih malam ini, berdosa sekali mengubur cita mereka untuk tulis
baca. Kegigikan dalam meningkatkan kualitas hidup, layaknya aku dengan
serangkai rutinitasku. Untuk memaknai kehidupan lebih lagi, memberi lebih
banyak, memperoleh lebih baik.
Kamis, 21-12-2012. My room, menjelang isya’.
0 komentar:
Posting Komentar