“Kita makin beda. Semoga tidak kujadikan alasan
untuk tetap mencintaimu punuh ketulusan. Mungkin melalui kitalah, kakek nenek
kita membalas salah mereka. Melalui keluarga yang terhubung kembali, secara
darah maupun ikatan suci pernikahan.”
Berkali ku ingatkan, namun tidak jua kau pedulikan.
Aku tidak sedang mengancam. Hanya berusaha mengindahkan masa depan, untuk itulah
aku berubah, dan kita membeda. Aku, dan kembaliku pada masa lalu, dimasa
sekarang menarikmu kencang sambil menyibak tinggi rerumputan, penghalang jalan.
Namun tak jua kau sadar, betapa yang ku lakukan semata demi kebaikkan. Tak jua
kau gunakan tanganmu yang lain, membantuku menyisir.
Selalu kubayang dalam angan, kita bergandeng tangan,
bersama mematah rintangan, bersenandung riang, dan pada akhirnya menemukan
rumah impian. Tawa dari keluarga yang penuh sahaja, mendoa sederhana untuk
jumpa di surga.
Kamis, 21-02-2012. My room, before I sleep.
0 komentar:
Posting Komentar