Diriku

on Jumat, 29 Maret 2013



Barangkali aku yang berpenyakit hati. Terlalu banyak membenci namun lupa mengintrospeksi diri, banyak mengatai namun luput menjawab tanya sendiri, banyak melihat salah namun alpa mengamati tingkah.
Aku malu, sungguh malu. Pada ego yang tak mampu ditahan., pada congkak yang mulai memuncak, pada emosi yang tak paham situasi. Namun salahku, ketika didzolimi aku membalas dengan tingkat rasa hampir sama. Ah, bukankah ia pernah berpetuah, hendaknya manusia membalas kejahatan dengan kebaikkan. Dan yang demikian itu merupakan sebaik-baik iman. Hinakah aku jika tidak bisa? Jika perilaku kasar ku balas dengan hantaman keras, jika hakku dilanggar berusaha ku rebut kesempatan memojokkan. Benar, aku membenci diriku yang jauh dari jalan Tuhan. Mengejar dunia sementara abai akan pencipta. Bukankah sesibuk apapun planet berputar, tak henti mengagungkan asma Sang Pemberi Kelelahan, yang sekaligus Perancang Pagi sedemikian indahnya.
Lalu, dimana tempatku yang melulu umpat, keluh, bualan, tanpa bosan merenda mulut yang sulit ditahan.
Allah, maafkan aku. Tak bersedia membagi ilmu-Mu pada anak-anak yang begitu rindu berjumpa denganku.
Allah, permudah langkahku. Aku baru saja meletakkan fondasi pertama untuk membuatkan rumah bagi jiwaku yang suka berkelana.
Allah, terima kasih. Nikmat-Mu tiada kira, di atas kesahku yang tidak berbatas.

My room, Senin, 11-03-2013. 17:50

0 komentar:

Posting Komentar