moRning

on Jumat, 29 Maret 2013


Pagi, apa kabar gerangan?
Maihkan berkutat dengan lelah yang menguras berat untuk mengimbangi ketertinggalan perlahan?
Baik, pagi..
Aku ingin bercerita padamu tentang kisah pulang ke rumahku senja lalu.
Bukan apa-apa, hanya saja lalu lintas tak banyak berhamburan, seakan mempersilahkanku berjalan tanpa halangan, atau mungkin menginginkan aspal rehat sejenak setelah sepanjang hari diinjak-injak.
Sama sepertiku yang sepagi-sore berjinjit mengelabuhi lelah dengan serangkai rutinitas.
Namun kau benar, pagi..
Lelah itu bagai ajal, dimanapun kamu, ia bersiap menjemput tanpa pernah luput. Dan kau, pagi, akan menjadi obat paling sakti yang bisa menangani,
Pun, entah mengapa aku menyetujui. Ronamu, embun, langit fajar, kicau burung, semilir angin yang menggesak dedaun berguguran, sapa antar tetangga, olahraga, selalu bisa membuatku penuh cinta serta merasa bahagia.

Ketika jiwa bermuka pasrah menutup hari pada malam, bersuka cita menyambutmu datang. Terbangun, membawa mimpi baru, menikmati secangkir kopi yang aromanya merangsang lidah untuk segera menyesap. Kau, yang membawa kembali, dari malam mencekam.

Doa rangkaian Hasan Al-banna lagi melantun.
“Ya Allah, berilah kesehatan pada badanku, berikan kesehatan pada pendengaranku, dan berilah kesehatan pada penglihatanku. Aku berlindung pada-Mu dari rasa susah dan sedih, dari sifat malas dan lemas, dari perbuatan pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang-orang.”

My room, Sabtu 09-03-2013. 06:39

0 komentar:

Posting Komentar