Candamu

on Rabu, 08 Januari 2014


Candamu,
Daun yang gugur pun tahu bahwa itu sekedar lucon. Namun mengapa subuh ini tetiba aku mengiyakan.
Candamu,
Barangkali aku yang angkuh mempercayai. Atau kealpaan hati mengakui. Namun semakin aku bangun sejauh itu pula aku sadar.
Dia miliknya, ia dan dirinya. Sedangkan aku.. Aku bersamamu, kau hidupi, kau lindungi, kau bela, kau naungi.
Hanya, aku terbangun dari tidur dengan kenyamanan yang meluntur. Ia mendahuluiku melenggang bersama pria punya. Sementara kita terbelakang karena uang. Karena kita HANYA guru dan aku benci olokan itu.
Aku tahu, hari ini kita hanya. Tapi ke depan, jalan masih terbentang panjang, kecuali tercut kematian. Dengan berdirinya kita di ikat suci tali, menabur kebaikan pada setiap yang membutuhkan pertolongan, tidak melulu diri, atau berbondong pujian, aku masih menyimpan impian. Impian untuk kita di hari esok. Anak manusia yang sempat terlunta dan merasa hidupnya tak ada daya.
witen by @niahaji

0 komentar:

Posting Komentar