Cerita subuh di pagi hari

on Rabu, 08 Januari 2014


"Subuh, aku masih ingin terlelap".
"Toh, aku juga tak ingin mengganggu tidurmu, Lelap".
"Kalau begitu terima kasih, silahkan mengantar fajar menemui pagi".
"Dan kamu,Lelap, silahkan menikmati tidurmu kembali".
Subuh memang baik hati. Begitu baiknya sampai banyak orang lalai betapa seharusnya mereka menghargai Subuh lebih dari Lelap mereka sendiri. Subuh meneteskan kesegaran pada setiap jiwa selepas sembahyang, Subuh membangunkan ayam-ayan tetangga dengan kokok bahagia, Subuh menghilangkan lelah atas aktivitas seharian, Subuh membawa air lekas2 mengembun menghijaukan sawah2 dan pepohon di dunia.

Namun, iya. Karena kebaikan yang tanpa pamrih, tanpa memandang siapa manusia yang ditolongnya, tidak menendang yang papa, dan hanya merangkul orang punya, ia dicintai tiap manusia. Namun iya. Manusia melulu alpa membalas susu dengan sungai anggur surga. Mereka menceloteh seakan balas mereka pada budi Subuh begitu luar biasa, sementara pemberian mereka hanyalah tuba. Namun iya. Subuh tak pernah mengeluh meski laku balas manusia tak sebanding dengan pemberiannya. Iya tak pernah mengurangi sedikit pun pemberiaan, atau mendesah masygul jika harapannya hanya mimpi bagi manusia. Ia tetap memberi, tidak peduli seberapa besar penerimaan kembali.

"Subuh, mengapa lama sekali"
"Maaf Fajar, Lelah mengajakku bercakap hingga aku terlambat menemuimu."
"Tak mengapa, Subuh. Aku selalu menunggumu selama apapun engkau. Hanya kau yang mampu memberi sebanyak ini padaku, pagi dunia, untuk manusia." "Jangan berkata begitu, Fajar. Itu sudah tugasku. Aku hanya menjalankan perintah yang Ia amanahkan padaku."
"Tapi Subuh, kau yang membebaskanku dari gelap malam, dan mengantar pada terang. Aku, aku mencintaimu Subuh. Aku tidak ingin kita berpisah"
"Mengapa kamu berkata demikian Fajar? Ini tugas kita. Setiap hari kita akan bertemu meski sebentar. Namun temu itu sulit hengkang dari benakku yang setiap 24 jam merindu untuk segera direalisasikan. Ini sunatullah, mari kita tetap bertemu seperti waktu yang jadwalkan."
"Subuh..."
Fajar menemui pagi.
witen by @niahaji

0 komentar:

Posting Komentar