"Subuh,
aku masih ingin terlelap".
"Toh,
aku juga tak ingin mengganggu tidurmu, Lelap".
"Kalau
begitu terima kasih, silahkan mengantar fajar menemui pagi".
"Dan
kamu,Lelap, silahkan menikmati tidurmu kembali".
Subuh memang baik hati. Begitu
baiknya sampai banyak orang lalai betapa seharusnya mereka menghargai Subuh
lebih dari Lelap mereka sendiri. Subuh meneteskan kesegaran pada setiap jiwa
selepas sembahyang, Subuh membangunkan ayam-ayan tetangga dengan kokok bahagia,
Subuh menghilangkan lelah atas aktivitas seharian, Subuh membawa air lekas2 mengembun
menghijaukan sawah2 dan pepohon di dunia.
Namun, iya. Karena kebaikan yang
tanpa pamrih, tanpa memandang siapa manusia yang ditolongnya, tidak menendang
yang papa, dan hanya merangkul orang punya, ia dicintai tiap manusia. Namun
iya. Manusia melulu alpa membalas susu dengan sungai anggur surga. Mereka
menceloteh seakan balas mereka pada budi Subuh begitu luar biasa, sementara
pemberian mereka hanyalah tuba. Namun iya. Subuh tak pernah mengeluh meski laku
balas manusia tak sebanding dengan pemberiannya. Iya tak pernah mengurangi
sedikit pun pemberiaan, atau mendesah masygul jika harapannya hanya mimpi bagi
manusia. Ia tetap memberi, tidak peduli seberapa besar penerimaan kembali.
"Subuh,
mengapa lama sekali"
"Maaf
Fajar, Lelah mengajakku bercakap hingga aku terlambat menemuimu."
"Tak
mengapa, Subuh. Aku selalu menunggumu selama apapun engkau. Hanya kau yang
mampu memberi sebanyak ini padaku, pagi dunia, untuk manusia."
"Jangan berkata begitu, Fajar. Itu sudah tugasku. Aku hanya menjalankan
perintah yang Ia amanahkan padaku."
"Tapi
Subuh, kau yang membebaskanku dari gelap malam, dan mengantar pada terang. Aku,
aku mencintaimu Subuh. Aku tidak ingin kita berpisah"
"Mengapa
kamu berkata demikian Fajar? Ini tugas kita. Setiap hari kita akan bertemu
meski sebentar. Namun temu itu sulit hengkang dari benakku yang setiap 24 jam
merindu untuk segera direalisasikan. Ini sunatullah, mari kita tetap bertemu
seperti waktu yang jadwalkan."
"Subuh..."
Fajar menemui pagi.
witen by @niahaji
0 komentar:
Posting Komentar