Untuk sekedar berdamai dengan masa
dimana aku merasa tidak ada pegangan untuk menguatkan, masa dimana orang tua
memiliki peran penting dalam menatih perkembangan anaknya yang meremaja.
Seharusnya tidak ada satu apapun
yang perlu disesalkan. Jauh, lalu dan mustahil ada pengulangan. Namun aku,
barangkali karena egoisku, berat untuk menghapusnya sebagai perih yang menusuk.
Menghapusnya sebagai sekedar masa lalu. Terlewat sudah dibelakangan tanpa ada
satuan jarak yang mampu mengukur.
Sementara, perlu ditegaskan bahwa
tidak ada bagian tubuhku yang terampas, atau hakku yang dilanggar. Hanya, aku
yang terlalu perasa, masa dimana aku dapat bertumbuh dengan baik melalui
dukungan moril orang tua, terberai karena tempat itu dan segenap congkaknya
menerimaku. Atau kesemuanya hanya perasaanku. Ah, sudah. Aku tidak tahu.
witen by @niahaji
0 komentar:
Posting Komentar