Dua malam lalu baca sebuah kiriman teman di grup WA. Tentang curhatan seorang pengajar sebuah SMA islam yang murid hafidzah tujuh juznya pacaran dan jatuh dalam zina maya terlalu dalam. Pengajar ini menuliskan bahwa si wanita merasa tidak tahu bagaimana menyudahi karena setiap tidak mau mengirimkan foto bagian tubuh yang seharusnya tidak diumbar, pacarnya mengancam neko-neko. Sedih sekali bacanya, dipandang dari kaca mata manapun rasa-rasanya si lelaki sangat jahat. Ditulis bahwa memang orang tua lelaki ini sibuk mengejar karir sementara anaknya punya kemudahan akses dalam semua hal karena terfasilitasi, baik itu internet, laptop, dan hp. Sementara pacarnya, si wanita, anak asrama yang aksesnya ke dunia maya dibatasi karena memang ada larangan bawa hp dan tidak ada akses internet di asrama.
Selama membaca pikiranku berkelana ke masa depan, memikirkan anak lelakiku akankah menjadi monster, serupa dengan anak orang yang kisahnya sedang kubaca ini. Sekaligus berpikir bahwa Kaisar harus punya aktivitas yang membuatnya tidak ingin buang-buang waktu untuk hal tidak penting semacam wanita. Kalaupun tetap jatuh cinta, mama harus tahu siapa wanitanya dan sejauh apa cerita mereka. Tapi diingat-ingat lagi tentang reviu kakak blogger kesayangan, annisast, tentang film Dua Garis Biru, kedua keluarga, baik mama Dara ataupun mama Bima tahu hlo kalau anaknya pacaran. Mereka berdua juga bukan anak bengal yang tidak punya kegiatan jadi pikirannya sebatas seks saja. Intinya Dara dan Bima dilihat dari banyak sudut hampir tidak mungkin akan kejadian hamil diluar nikah diusia yang sebelia itu. Tapi nyatanya hamil juga. Apa sebabnya? YA KARENA DIBOLEHKAN PACARAN!
Sebagai penutup tulisannya, pengajar itu menulis identitas dirinya dan ternyata beliau adalah guru SMAku. Tetiba dari pikiran seorang ibu berubah kepada masa lalu, masa remajaku, SMA. Lalu aku sangat bersyukur karena tidak mengalami masa SMA serupa dengan wanita tadi. Mungkin akan sama ceritanya kalau aku jatuh cinta tidak dengan suami orang. Iya, selama SMA aku jatuh cinta sedalam itu pada lelaki yang jelas sudah dimiliki, bahkan sudah jadi bapaknya seorang anak. Sedih ya nasibku. Tapi justru menyelamatkan sih karena selama remaja aku tidak pernah pacaran. Dan begitunya pacaran, pacarku adalah lelaki baik hati dan paling tidak neko-neko yang pernah kukenal. Terima kasih atas setiap jalan cerita dalam hidupku, Allah.
Semalaman tidak bisa tidur karena kembali kepikiran soal cerita pengajar tadi. Memikirkan Kaisar. Bagaimana kisahnya ketika nanti remaja? Kalau ternyata dia tetap jatuh cinta pada anak gadis orang, kalau ternyata aku larang pacaran dia malah main api dibelakang, kalau aku ijinkan tetap ada cerita yang aku kecolongan? Bingung!
Maunya ya Kaisar jadi anak badminton yang sehari-harinya tinggal di asrama Djarum dan tidak punya waktu untuk pacaran apalagi seks. Tapi tetaplah, atlet adalah lelaki yang pada akhirnya akan ada kemungkinan untuk jatuh hati dan kisah-kisah tidak rasional itu bisa jadi dimulai. Serius sampai sekarang masih bingung harus bagaimana. Yang jelas, aku masih berpikir bahwa membesarkan anak di jaman sekarang itu gampang karena ilmu parenting bertebaran tidak karuan. Hanya, aku tidak melihat apa tantangannya di masa depan. Ternyata jawabannya ketemu dua malam lalu; sesuatu yang membuat ilmu parenting bertebaran itu sendiri: teknologi. Tanpa X kenal dengan Y, mereka bisa saling kirim foto, video, uang, bahkan barang-barang dengan gampang dan tidak seorangpun punya seratus persen kendali atas aktivitas keduanya. Itu saja orang tidak kenal, apalagi kalau kenal dan saling jatuh cinta diusia remaja. Bisa habis seisi dunia; atau yang habis hati ibunya saja.
Dimulai dari yang serba maya bisa jadi mendadak menyata lalu ada dua garis biru di usia muda. Aih, tanpa ada dua garis biru pun aku tetap tidak ikhlas kalau anak lelakiku harus mengambil sesuatu yang bukan haknya di masa remajanya. Mungkin aku harus mulai memikirkannya bersama mas Bely karena mas Bely laki-laki jadi kemungkinan lebih tahu harus bagaimana mencegah hal-hal darurat begini terjadi di masa depan Kaisar. Semoga semua anak kita dilindungi dan dijauhkan dari dosa ya BuIbu. Aamiiin.
0 komentar:
Posting Komentar