Sedang merasa sangat inferior dan mendadak menuliskan segala-gala yang aku punya dan yang tidak aku punya. Ternyata aku hanya tidak punya satu:KARIR YANG BAGUS. Lalu kenapa harus seinferior ini? Sedih sama diri sendiri.
Percaya saja semua terjadi tepat waktu dan tetapan Allah adalah terindah. Meskipun tetap takut juga sih, bagaimana kalau yang aku tidak punya adalah sesuatu yang akan aku tidak punya selamanya. Masa iya Allah tidak berkenan memberi yang hambaNya mau sementara hambaNya sudah berusaha dan berdoa keras-keras? Bisa jadi hloh memang tidak dikasih, tapi diganti dengan yang lebih baik. Dulu bagiku konsep "diganti dengan yang lebih baik" ini absurd banget. Gimana banget wong yang diminta X kok dikasih Y dan itu lebih baik. Gimana kisahnya Y lebih baik dari X, jelas-jelas mintanya dan baiknya X. Makin dewasa dan banyak pengalaman tidak dikabulkan doa dan diganti yang lebih baik, berpikir lagi: oh iya memang benar lebih baik ternyata. Sadar aja gitu. Makanya sekarang kalau berdoa dikasih embel-embel "semoga iyaku adalah iyaMu, Ya Allah". Masih tetap maksa ya.
Aku juga pernah berada di masa tidak punya doa sama sekali karena merasa doa itu useless. Dan itu bikin hidup tidak terarah karena tanpa tujuan. Dan bikin aku kapok ternyata. Sangat tidak enak dan tidak nyaman hidup yang tanpa tujuan, gimana ceritanya dulu bisa nglakoni ya. Berbekal dari pengalaman buruk itu setelahnya aku selalu punya list mimpi agar aku berdoa; agar hidupku bertujuan jadinya terarah. Dan makin legowo juga kalau memang tidak dikasih yang aku mau tapi diganti ke versi yang menurut Allah lebih baik. Memang lebih baik kok pada akhirnya walaupun di awal-awal berpikir "ih, kok gini amat nggak adilnya sih".
Kalau kamu merasa inferior karena berpikir tidak punya apa-apa, coba tulis semua yang kamu punya. Pada akhirnya (paling-paling) kamu hanya akan tidak punya satu atau dua hal. Seperti kata orang-orang, dari banyak hal yang tidak menyenangkan, masih banyak hal yang bisa disyukuri. List dulu, kamu akan sadar bahwa kamu segalanya. Dan yang tidak kamu punya, boleh kalau kamu mau menjadikannya tujuan. Berusaha dan berdoa kencang-kencang saja semoga iyamu adalah iyaNya. Kalau harus iyamu bukan iyaNya, percayalah bahwa Ia tahu mana yang terbaik untuk hidupmu. Pastikan kamu selalu percaya, dan selalu SYUKURI apa yang telah Allah beri. Niscaya Ia akan menambah nikmat pemberianNya.
Mari menulis mimpi, mengusahakan, berdoa kencang dan syukuri segalanya. Putusan Allah tidak pernah tidak tepat, percaya saja. Berdiri dan buang jauh-jauh rasa inferior itu. Kalau dia kembali, duduk lagi dan baca ulang kepunyaan dan ketidakpunyaanmu. Lalu ke mimpimu; tentang menggapai ketidakpunyaanmu. Semangat mengejarnya dengan cara yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar