Memahami perbedaan (agama)

on Rabu, 04 September 2019

Mengkotakkan agama itu yang bagaimana? Kalau ada anak nyletuk? "Hloh, kamu kristen ya? Nggak boleh hlo, harus islam". Keliru nggak anaknya? Kalau dalam kitab Qur'an ya, celetuk anak tersebut tidak keliru. Memang agama satu-satunya yang diridai disisi Allah hanyalah Islam. Pintar itu anaknya.

Yang menjadi salah adalah ketika anaknya tidak memanusiakan mereka yang tidak seagama, yang tidak mau berteman, tidak mau berbagi makanan, tidak mau menghargai ibadah agama lain.

Selain agama, semua hal boleh beda dan semua hal harus ditolerensi asal tidak melanggar nilai dan norma yang berlaku. Kalau agama? Ya harus islam. Tapi boleh nggak kalau tidak mau berteman dengan mereka yang bukan muslim? Ya tidak boleh. Semua teman, dan berteman dengan yang berbeda itu tidak apa-apa.

Waktu SD aku punya kakak kelas kristiani dan jaman dulu dia satu-satunya murid non muslim. Mayoritas murid di SDku tidak mau berteman dengan dia. Aku? Ya mau-mau aja kenapa tidak. Padahal aku berjilbab sementara mereka yang suka menghujat dan menjauhi kakak kelas kristianiku itu tidak. Kenapa begitu? Karena bapakku bilang, tidak papa kalau dia kristiani, itu pilihan dia. Tapi seharusnya dia muslim agar bisa masuk surga. Dan aku harus tetap baik padanya karena aku adalah muslim yang baik. Hanya muslim yang baik yang bisa masuk surga. Karena surga dalam bayanganku terlalu indah, maka aku baik doong dengan siapapun karena aku ingin masuk surga. Lol.

Sekarang pun aku berteman dekat dengan seorang kristiani. Aku tidak pernah bermaksud mengislamkan dia demikian pula dia. Kami beragama sesuai keyakinan masing-masing dan tetap berkeras bahwa agama kami yang paling benar. Ya tidak apa-apa, karena setiap pemeluk agama yang taat harusnya demikian. Yang tidak perlu dilakukan adalah tidak menghargai satu sama lain.

Masalahnya bukan tentang mengkotak-kotakkan agama, tapi bagaimana bersikap kepada pemeluk agama lain. Jelas, agama yang paling benar adalah Islam karena aku muslim. Sebagai muslim yang baik tidak boleh mengolok-olok pemeluk agama lain karena nash Allah "bagiku agamaku, bagimu agamamu". Dan bertindak dengan sebaik-baik perilaku adalah cerminan diri seorang muslim yang kaffah.

Kembali ke kasus anak kecil di atas. Kira-kira kenapa anak itu bisa nyeletuk begitu? Karena orang tuanya tidak gamblang menjelaskan kenapa harus islam dan bagaimana seorang muslim bersikap. Kalau orang tuanya dengan jelas menjabarkan akhlak dan pribadi seorang muslim, anaknya akan tetap menghargai perbedaan agama meskipun dia tahu bahwa satu-satunya agama yang benar adalah agamanya.

Jadi, belajar Al-Qur'an dan mengamalkannya itu WAJIB bagi setiap jiwa yang beriman. Ayo belajar agar makin bijak duniawi dan ukhrawi. Muslim dilarang diam.

Eh tapi aku dulu juga pernah nanya sih kenapa dia bisa kristen gitu wkwk. Tidak papa menurutku nanya. Karena kakak kelasku juga bertanya kepadaku kenapa aku islam. Namanya juga anak kecil, penasaran banget wajarlah. Asal tidak memusuhi, menghina, dan merendahkan pemeluk agama lain; ya tidak apa-apa. Karena memang berteman dengan yang berbeda itu tidak apa-apa.

0 komentar:

Posting Komentar