Menjadi ibu dan (usaha) menjadi salihat

on Rabu, 04 September 2019

Seandainya Kaisar tidak lahir, barangkali Nia masih menjadi wanita muslim yang malas belajar agama, apalagi mengamalkan. Mana mau berpakaian sesuai yang Allah perintahkan, mana mau belajar keuangan islam yang sesuai aturan Allah, mana mau memedulikan kehalalan makanan yang dimakan; mana mau belajar berbenah menuju salihat. Iya, sudah berjalan saja rasanya kok tidak sampai-sampai. Apalagi kalau sekarang belum berjalan, kapan sampainya ya. Wkwk.

Memang salihat bukan tujuan, tapi proses. Menjadi jiwa yang takut akan Allah dan menjadikan ibadah sebagai kebutuhan sampai terbentuklah pribadi berakhlak mulia. Mungkin sekarang tarafku masih pada tahap pertama, masih jauh ya menjadi pribadi berakhak mulianya. Ah sudah, dicoba saja.

Kenapa Kaisar bisa jadi motivator terkuat? Sesimpel, aku pengen Kaisar menjadi lelaki yang salih. Mana bisa dia jadi lelaki yang salih kalau ibunya saja tidak tahu salihat itu bagaimana. Dapat contoh darimana kalau bukan dari ibunya (orang tuanya)? Maka aku memutuskan untuk bergerak; menjalankan perintah dan menjauhi larangNya dengan usaha sekeras mungkin. Susah hlo, anw, berbenah dari yang semula jilbab selehar sekarang menutup dada. Yang biasanya makan ayam tepung subhat itu dengan lahap, sekarang anti jajan kesana. Yang berkeras bahwa punya pinjaman di lembaga keuangan konvesional itu sama sekali nggak papa karena tanpa mereka financial kita akan segini-gini aja. Serius susah. Seandainya Kaisar tidak lahir aku mah nggak akan mikir sampai kesana karena toh dunia ini indah dan sebentar.

Maka Allah menitipkan Kaisar sementara doaku aku ingin menunda kehadiran nyawa baru dalam hidup kami. Karena ternyata Allah lebih tahu daripada aku. Sebelum memperbaiki duniaku, Allah ingin aku berbenah untuk akhiratku.

Jadi, misal harus ada dua garis kedua harusnya aku siap doong. Ya tetap enggak sih, karena taraf salihatku masih secuil, belum bisa berlelah jihad bak muslimah kaffah. Kecuali kalau memang takdirnya dititipi, mau bagaimana kalau bukan ikhlas. Semampunya kami hanya menjaga agar tidak ada nyawa baru lagi dalam hidup kami. Dosa ya. Mohon maaaf memang belum kaffah.

0 komentar:

Posting Komentar