Orang bilang, hidup adalah pantulan dari perjuangan diri. Tapi banyak tuh yang berjuang mati-matian hidupnya tetap B aja. Sementara yang berjuangnya B aja mendapat semua-mua yang diminta. Kalau menurutku memang ada beberapa hal di dunia ini yang disebut jatah. Maka salah satu perintah paling saklekNya adalah sabar dan syukur. Sabar ketika beberapa hal tidak Ia iyakan, dan syukur ketika iyaNya sefrekuensi dengan pinta.
Meskipun di dunia ini ada yang disebut jatah, bukan berarti pekerjaan manusia hanya berpangku tangan menunggu. Justru karena keberadaan jatah ini, yang bisa manusia lakukan adalah tetap berusaha dan berprasangka baik pada setiap tetapanNya. Ada kalanya berjuangan keras tidak sehasil dengan yang kita minta, itu tidak papa. Akan ada ganti yang lebih pas untuk kita dan jaminanNya bahwa pengganti itu adalah lebih baik daripada yang kita minta. Tetap percaya padaNya, sabar dan syukur. Sebaliknya, ketika mendapat hasil sesuai dengan harapan, ingat bahwa tidak ada satu kejadian pun bukan atas kehendakNya, maka bersyukurlah. Banyak hal di dunia ini sering di luar logika, tapi sepengalamanku ialah tanganNya yang sedang bekerja. Memang sabar dan syukur adalah sebaik-baik perilaku setelah lelah berusaha.
Aku nulis begini bukan berarti aku sudah sepenuhnya mengimani. Bisa nulis begini karena aku mulai inferior lagi. Mendadak pagi-pagi baca tulisan orang "hidupmu adalah pantulan perjuanganmu" padahal beberapa malam lalu seorang teman cerita kalau dia tidak punya usaha keras khusus sampai bisa mendapatkan apa yang sekarang paling aku inginkan. Sementara aku, belakangan sedang mati-matian keras bekerja demi mendapat yang sudah dia miliki. Kalau sampai aku tidak bisa meraih mimpiku, berarti pantulan diriku seburuk itu dong, padahal jelas aku sudah merasa kerja keras, jauh lebih keras dari temanku.
Nah kan, ujian saja belum sudah memikirkan kegagalan. Ya itu buruknya aku, tapi aku lebih nyaman memikirkan kemungkinan terburuk daripada membayangkan peluang terbaik. Karena aku suka depresi berat kalau gagal, maklum anaknya jarang gagal wkwk. Enggak sih, bukan jarang gagal tapi jarang mencoba jadi tidak pernah tahu akan gagal atau berhasil. Kenapa jarang mencoba? Karena takut. Wahaha. Ya gimana Allah akan mengubah hidup kalau aku saja tidak berusaha mengubahnya. Kalau sama perubahan saja takut gimana mau maju.
Aku dengar kalimat ini dari Najwa Shihab "kalau tidak ada yang dipertaruhkan dalam hidip, maka kamu tidak akan memenangkan apa-apa". Dan itu related sekali ternyata. Karena terlalu banyak takut, tidak mau bertaruh, makanya hidupku gini-gini aja. Padahal gagal setelah keras bekerja itu sangat tidak apa-apa wong usaha keras tetap dapat pahala dan gantiNya atas ketidakmampuan capai manusia jelas akan lebih baik. Asal tetap sabar, berprasangka baik pada tetapan, dan tidak lupa bersyukur atas semua pencapaian. Lagipula seperti yang pernah aku tulis, setelah dilist ternyata hanya akan satu dua hal yang kita tidak punya dalam hidup ini.
Memang orang bilang "nandur iku ngundhuh", tapi tidak papa kalau tidak ngundhuh yang ditandur kan? Insya Allah akan ngundhuh yang lebih baik meskipun bukan tanduran sendiri kalau memang itulah gantinya menurut Allah. Biarkan dia bekerja dengan tanganNya yang Maha Sempurna menulis skenario cerita kita. Tidak perlu banyak berkelak atau berkesah atau menampik segala rupa; CUKUP KERJA KERAS, SABAR, DAN SYUKUR.
0 komentar:
Posting Komentar