ANALISIS JURNAL
KEWIRAUSAHAAN
Untuk
Memenuhi Nilai Pada Mata Kuliah Kewirausahaan
Pengampu : Tri
Murwaningsuh, M.Pd.
Disusun oleh :
Nama : Nia Vita Kusuma Haji
NIM : K7411108
Kelas : B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2012
Analisis Jurnal “Pengaruh Komitmen
Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PTPN III di Sumatera
Utara”
Dalam jurnal ini dinyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja
karyawan. Sehingga para entrepeneur
harus memberikan kepuasan kerja yang tinggi. Contoh kepuasan kerja yang dapat
ditawarkan adalah reward, kenaikan
pangkat/jabatan, kenaikan upah/gaji, pemberian rumah tinggal, asuransi
kesehatan, dan sebagainya. Mungkin dalam memberikan kepuasan kerja pada
karyawan membutuhkan biaya yang tinggi, namun manfaat bagi perusahaan tinggi
pula. Hasil penelitian ini menunjukkan setiap peningkatan kepuasan kerja
sebanyak satu unit, kinerja karyawan bertambah sebesar 71,5%.
Kepuasan kerja ini berpengaruh
terhadap kinerja karena berkaitan dengan n-Ach
(need for achievment) seseorang. Setiap orang akan lebih giat berusaha
apabila n-Ach bertambah. Pertambahan n-Ach dapat dirangsang oleh pemberian
kepusan kerja seperti yang disebutkan di atas. Teori n-Ach ini dungkapkan oleh McClelland (Myron Weiner, 1984)
Dengan kepuasan kerja yang
ditawarkan, akan memotivasi karyawan untuk lebih giat bekerja sehingga kinerja
akan meningkat. Hal ini sesuia dengan teori motivasi Porter-Lowler. “Model
Portler-Lowler adalah memberi penghargaan dari motivasi dengan versi “orientasi
masa mendatang dan menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil”.
Usaha dijalankan atas dasar harapan dimas mendatang bukan pengalaman biasa yang
lalu. Dengan demikian prestasi dapat dicapai, penghargaan akan diterima,
kepuasan terjadi dan ini mengarahkan ke usaha di masa yang akan datang.” Ibid-(Riani,
Asri Laksmi, dkk. 2005. Dasar-dasar
Kewirausahaan. Surakarta :UNS Press halaman 52).
Sebagai wirausahawan yang ingin
bisnisnya berkembang, harus mampu menjalin kedekatan interpersonal yang baik.
Hal ini berkaitan dengan komitmen organisaional yang juga diteliti dalam jurnal
ini. Komitmen organisasional afektif ternyata memberikan pengaruh paling besar
dalam hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan dari pada komitmen lainnya ,
yaitu sebesar 46,7%.
Komitmen afektif yaitu keterkaitan
emosional karyawan dengan pekerjaan yang ia tekuni. Komitmen afektif ini timbul
salah satunya didorong oleh faktor kedekatan yang dijalin antara pihak
manajerial (selaku pewirausaha) dan karyawan. Kedekatan ini dapat terjalin
dengan baik apabila pihak manajerial mampu membangun hubungan interpersonal
yang baik.
Hubungan interpersonal didefinisikan
menurut pengertian yang luas dan sempit. Pengertian luas dari hubungan
interpersonal yaitu interaksi antar individu dalam segala bidang kehidupan pada
pada situasi tertentu. Menurut pengertian sempitnya, hubungan interpersonal
didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang hanya berkaitan dengan
pekerjaan.
Menurut analisis penulis, kinerja
yang bagus berpengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan ini
misalnya kenaikan produksi perusahaan diimbangi dengan kualitas produk yang
bagus sehingga laba perusahaan juga meningkat. Meningkatnya laba dapat
digunakan oleh perusahaan untuk memingkatkan produksi atau membuka cabang
perusahaan. Dampak positif dari ekspansi perusahaan ini adalah peningkatan
jumlah karyawan yang dibuthkan dan pembukaan lapangan kerja baru, sehingga
dapat menyerap pengangguran.
Analisis Jurnal “Analisis Faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap
Perusahaan Real Estate yang Go Public
di Bursa Efek Jakarta”
Jurnal
ini bermanfaat bagi masyarakat yang ingin berwirausaha di bidang persahaman
hendaknya memperhatikan masalah profitabilitas, struktur modal dan struktur
aktiva serta rasio hutang dari perusahaan yang ingin dibeli sahamnya. Meskipun
berkecimpung di dunia saham ini beresiko tinggi, namun sebagai orang yang
memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat, resiko merupakan tantangan yang harus
ditakhlukkan, sehingga bisnis di dunia saham ini dianggap menarik.
Seperti
yang dikemukan dalam jurnal ini, struktur modal terdiri atas hutang jangka
panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Weston & Copeland,
1999:19). Salah satu faktor yang mempengaruhi variabel struktur modal
perusahaan adalah growth of sales atau
pertumbuhan penjualan. Hal ini pernah diteliti secara empiris oleh Khrisnan
(1996), Badhuri (2002), Moh’d (1998), dan Majumdar (1999). Pertumbuhan
penjualan merupakan hal positif bagi perusahaan karena dengan penjualan yang
semakin bertambah, karena pertumbuhan penjualan berkoralasi positif dengan
kenaikan laba. Pertumbuhan penjualan ini tentunya tidak lepas dari berpikir
kreatif dan kreativitas pihak manajerial perusahaan selaku entrepeneur.
Berpikir kreatif
erat hubungannya dengan kreativitas, karena kreativitas merupakan hasil dari
berpikir kreatif. Berpikir kreatif menurut Coleman dan Hammen (Asri Laksmi
Riani, 2005) adalah berpikir yang mengasilkan metode baru, konsep baru,
pengertian baru, penemuan baru, dan seni baru. Menurut pendapat Rhodes yang
menemukan bahwa kreativitas merupakan kemampuan dalam 4P, yaitu person, process, press dan product. Menurut Selo Sumarjan,
kreativitas merupakan kemampuan yang efektif dalam menciptakan sesuatu yang
baru, yang berbeda dalam bentuk, susunan, gaya, tanpa atau dengan mengubah fungsi dari sesuatu yang dibuat itu.
Berpikir
kreatif dan kreativitas ini hendaknya juga mengikutsertakan karyawan agar komitmen
afektif karyawan meningkat sehingga kepuasan kerja meningkat yang pada akhirnya
kinerja karyawan meningkat. Hal ini seseuai dengan hasil penelitian Diani
Sulianti K. L. Tobing. Meningkatnya kinerja karyawan ini salah satu faktor yang
meningkatkan pertumbuhan penjualan.
Pertumbuhan
penjualan juga berhubungan dengan kemampuan perusahaan menjalin hubungan dengan
pihak lain. Kerja sama dengan pihak lain agar menjadi kokoh dan kuat,
memerlukan beberapa hal (Asri Laksmi Riani, 2005) :
1. Toleransi
2. Disiplin
3. Solidaritas
4. Kerukunan
5. Tekad
bersama untuk membangun dan mengembangkan usaha
Berpikir
kreatif, kreativitas, dan dibangunnya kerja sama dengan pihak lain berdampak
positif bagi pertumbuhan penjualan perusahaan yang berpengaruh pada menguatnya
struktur modal. Struktur modal yang kuat pada akhirnya berimbas pada
pertumbuhan penjualan. Namun demikian, hasil penelitian ini justru menyatakan
bahwa pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap harga saham hanya sebesar 12%.
Jurnal
ini menyebutkan, menurut Riyanto (1995:34) variabel lain yang mempengaruhi
struktur modal adalah sikat manajemen. Hal ini senada dengan pendapat Weston
dan Copeland (1999:35) dan Weston dan Brigman (1998:174). Variabel lain yang
mempengaruhi struktur modal menurut Riyanto adalah besarnya suatu perusahaan.
Namun menurut Weston dan Copeland serta Weston dan Brigman, besarnya perusahaan
tidak mempengaruhi struktur modal. Hal ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya
perusahaan bukan faktor pokok yang mempengaruhi struktur modal. Namun, sikap
manajerial lah yang justru merupakan salah satu pembentuk struktur modal. Sikap
manajerial ini berkaitan dengan langkah atau kebijakan yang diambil perusahaan
dalam kaitannya dengan menjalankan fungsi organisasi.
Analisis
Jurnal “Identifying the Drivers of Social Entrepreneurial Impact: Theoretical
Development and an Exploratory Empirical Test of SCALERS”
Penelitian dalam jurnal ini
memfokuskan pada ekonomi model SCALERS. SCALERS merupakan akronim dari staffing, communicating, alliance building,
lobbying, earning generation, dan
simulating market forces. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa
SCALERS merupakan faktor pendorong dari
social entrepreneurial impact.
Staffing
merupakan kemampuan perusahaan dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja yang
kemampuannya sesuia dengan posisi yang dibutuhkan. Kesulitan dalam staffing ini adalah memperoleh tenaga
kerja yang kompeten untuk mengisi posisi tertentu. Kemampuan organisasi dalam merekrut
dan mengembangkan sumberdaya manusianya dengan kemampuan yang mumpuni,
pendidikan yang tinggi dan pelatihan, termasuk dalam mengkombinasikan karyawan
dan buruh berpengaruh positif terhadap sosial impact.
Communicating
merupakan kemapuan perusahaan untuk mempengaruhi stakeholder yang mensuportnya.
Communicating yang sukses ditandai
dengan terciptanya hubungan baik antar stakeholder, baik itu konsumen, donatur,
partner, maupun karyawannya. Sehingga communicating ini erat hubungannya dengan
pengembang kekayaan sosial.
Alliance-Building
berhubungan dengan pembentukan jaringan dalam bentuk partnerships, koalisi,
joint venture dan jaringan lainnya untuk
mencapai tujuan yang disepakti bersama. Hal ini menegaskan bahwa
perusahan tidak bisa melakukan semua hal sendirian. Alliance-Building erat juga kaitannya dengan pengembangan kekayaan
sosial. Perbedaan antara communicating
dan Alliance-Building adalah Alliance-Building lebih eksplisit
mengenai perkembangan dari bentuk-bentuk hubungan dengan organisasi lain yang
membantu menyediakan sumber daya tambahan untuk menopang perkembangan perusahaan
tersebut.
Lobbying
adalah kemampuan untuk melakukan tawar menawar perjanjian yang berhubungan
dengan kepentingan perusahaan agar sesuia dengan apa yang diharapkan
perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pengembangan kemampuan kekayaan politik.
Kemampuan melobi ini sangat penting karena erat hubungannya dengan pengaruh
perusahaan baik terhadap partner maupun pemerintah.
Earnings-generation
berhubungan dengan aliran pedapatan yang digunakan untuk mendanai atau
membiayai beban perusahaan. Dana ini diperoleh dari kegiatan operasional
perusahaan, donasi, hadiah, sponsor, investor, atau sumber dana lain. Jadi Earnings-generation
ini dapat pula dikatakan sebagai sumberdaya finansial.
Replicating
merefleksikan seefektif apa perusahaan dapat merealisasikan program yang
dibuatnya. Nilai dari Replicating ini
berkaitan dengan pelayanan, program, dan usaha perusahaan lainnya yang dapat
diperdayakan ulang tanpa mengurangi kualitasnya. Tidak seperti SCALERS lainnya,
Replicating berhubungan langsung
dengan inovasi sosial dan mengacu pada kemampuan solusi sosial yang yang mudah
diterima.
Stimulating
Market Forces adalah kefektivan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari
mempromosikan produksi barangnya. Kesuksesan perusahaan dalam Stimulating Market Forces diukur dari
kesuksesan menciptakan atau memburu pangsa pasar.
Hasil dari penelitian ini
mengindikasikan bahwa indicate staffing,
communicating, alliance-building, lobbying, earning generation, replicating and
stimulating market forces merupakan alat yang dapat digunakan untuk
memprediksi sosial impact. Alliance-building
dan lobbying tidak terlalu
berpengaruh ketika komponen SCALERS dimasukkan dalam analisis regresi. Hal ini
mungkin dikarenakan adanya indikasi kebohongan dalam aliansi dan peraturan yang
membatasi ruang gerak.
Analisis Jurnal “The Dynamic of
Entrepreneur’s Success Factors in Influencing Venture Growth”
Hasil
penelitian dalam jurnal ini menyebutkan adanya pengaruh positif yang signifikan
antara pertumbuhan perusahaan dengan jiwa kewirausahaan yang dimiliki seseorang,
karena orang yang memiliki jiwa kewirausahaan memiliki inisitif tinggi, fokus
pada operasi, finansial, marketing dan sumber daya manusia dalam perusahaan.
Namun dalam penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan
antara pertumbuhan perusahaan dengan kekayaan sumberdaya manusia, keluasan
koneksi dan program pemerintah yang mendukung. Dapat disimpulkan bahwa yang
mempengaruhi pertumbuhan perusahaan adalah jiwa kewirausahaan yang melekat pada
diri wirausahawa. Meskipun perusahaan memiliki sumber daya kapita yang banyak,
jaringan yang luas, sumber daya manusia yang memadai, namun apabila tidak ada
manajemen yang baik dari pihak manajemen selaku wirausahawan, hal ini tidak
berpengaruh signifikan dengan pertumbuhan perusahaan.
Penelitian
ini juga menemukan bahwa usaha kecil dan menengah di Malaysia memainkan peranan
krusial dalam perekonomian dan memecahkan masalah pengagguran. Hal ini
diindikasikan bahwa dorongan sukses wirausahan kecil dan menengah begitu
tinggi. Dorongan sukses tersebut timbul karena kebutuhan berprestasi yang
tinggi (n-Ach) dari diri wirausahawan kecil dan menengah.
Pendidikan yang tinggi, pengalaman
dan orang tua yang juga wirausahawan, memiliki peranan yang signifikan dalam
menentukan kesuksesan seorang wirausahawan. Pendidikan yang tinggi membantu
seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan kempuan yang berguna dalam
mensukseskan perusahaan. Pengalaman memberikan pemahaman dan informasi terkait
dengan usaha yang ia jalankan. Orang tua yang juga wirausahawan memberikan
kesempatan besar bagi wirausahawan untuk mempelajari dan memahami kemampuan apa
saja yang harus dimiliki seorang wiraushawan. Orang tua yang juga wirausahawan
memiliki peranan penting dalam mendorong kesuksesan wirausahan.
Faktor kesuksesan lain yang mempengaruhi
adalah promosi produk yang dihasilkan dan mengetahui barang apa yang harus
diproduksi serta meminta feedback dari konsumen. Dengan mengetahui barang apa
yang akan diproduksi serta feedback konsumen, perusahaan akan berusaha akan
berusaha menjaga atau meningkatkan kualitas produksinya. Pengetahuan akan
barang apa yang dibutuhkan konsumen dan harus diproduksi menjaga
keberlangsungan perusahaan jangkan panjang.
Wirausahawan juga harus merencanakan
strategi yang ditempuh perusahaan dalam produksi dan marketing. Selain itu,
wirausahawan juga dituntut untuk mampu memimpin perusahaan dengan baik,
melakukan pembagian kerja yang jelas dan mendapatkan sumberdaya manusia yang
kompeten, serta memikirkan matang-matang mengenai sumber dana finansial perusahaan.
0 komentar:
Posting Komentar