ANALISIS JURNAL KEWIRAUSAHAAN

on Selasa, 05 Februari 2013


ANALISIS JURNAL KEWIRAUSAHAAN
Untuk Memenuhi Nilai Pada Mata Kuliah Kewirausahaan
Pengampu : Tri Murwaningsuh, M.Pd.


                                                      
                                                       Disusun oleh :

                                    Nama   : Nia Vita Kusuma Haji
                                    NIM    : K7411108
                                    Kelas   : B


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2012

Analisis Jurnal “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PTPN III di Sumatera Utara”

            Dalam jurnal ini dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Sehingga para entrepeneur harus memberikan kepuasan kerja yang tinggi. Contoh kepuasan kerja yang dapat ditawarkan adalah reward, kenaikan pangkat/jabatan, kenaikan upah/gaji, pemberian rumah tinggal, asuransi kesehatan, dan sebagainya. Mungkin dalam memberikan kepuasan kerja pada karyawan membutuhkan biaya yang tinggi, namun manfaat bagi perusahaan tinggi pula. Hasil penelitian ini menunjukkan setiap peningkatan kepuasan kerja sebanyak satu unit, kinerja karyawan bertambah sebesar 71,5%.
            Kepuasan kerja ini berpengaruh terhadap kinerja karena berkaitan dengan n-Ach (need for achievment) seseorang. Setiap orang akan lebih giat berusaha apabila n-Ach bertambah. Pertambahan n-Ach dapat dirangsang oleh pemberian kepusan kerja seperti yang disebutkan di atas. Teori n-Ach ini dungkapkan oleh McClelland (Myron Weiner, 1984)
            Dengan kepuasan kerja yang ditawarkan, akan memotivasi karyawan untuk lebih giat bekerja sehingga kinerja akan meningkat. Hal ini sesuia dengan teori motivasi Porter-Lowler. “Model Portler-Lowler adalah memberi penghargaan dari motivasi dengan versi “orientasi masa mendatang dan menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil”. Usaha dijalankan atas dasar harapan dimas mendatang bukan pengalaman biasa yang lalu. Dengan demikian prestasi dapat dicapai, penghargaan akan diterima, kepuasan terjadi dan ini mengarahkan ke usaha di masa yang akan datang.” Ibid-(Riani, Asri Laksmi, dkk. 2005. Dasar-dasar Kewirausahaan. Surakarta :UNS Press halaman 52).
            Sebagai wirausahawan yang ingin bisnisnya berkembang, harus mampu menjalin kedekatan interpersonal yang baik. Hal ini berkaitan dengan komitmen organisaional yang juga diteliti dalam jurnal ini. Komitmen organisasional afektif ternyata memberikan pengaruh paling besar dalam hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan dari pada komitmen lainnya , yaitu sebesar 46,7%.
            Komitmen afektif yaitu keterkaitan emosional karyawan dengan pekerjaan yang ia tekuni. Komitmen afektif ini timbul salah satunya didorong oleh faktor kedekatan yang dijalin antara pihak manajerial (selaku pewirausaha) dan karyawan. Kedekatan ini dapat terjalin dengan baik apabila pihak manajerial mampu membangun hubungan interpersonal yang baik.
            Hubungan interpersonal didefinisikan menurut pengertian yang luas dan sempit. Pengertian luas dari hubungan interpersonal yaitu interaksi antar individu dalam segala bidang kehidupan pada pada situasi tertentu. Menurut pengertian sempitnya, hubungan interpersonal didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang hanya berkaitan dengan pekerjaan.
            Menurut analisis penulis, kinerja yang bagus berpengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan ini misalnya kenaikan produksi perusahaan diimbangi dengan kualitas produk yang bagus sehingga laba perusahaan juga meningkat. Meningkatnya laba dapat digunakan oleh perusahaan untuk memingkatkan produksi atau membuka cabang perusahaan. Dampak positif dari ekspansi perusahaan ini adalah peningkatan jumlah karyawan yang dibuthkan dan pembukaan lapangan kerja baru, sehingga dapat menyerap pengangguran.
           

Analisis Jurnal “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap
Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”

            Jurnal ini bermanfaat bagi masyarakat yang ingin berwirausaha di bidang persahaman hendaknya memperhatikan masalah profitabilitas, struktur modal dan struktur aktiva serta rasio hutang dari perusahaan yang ingin dibeli sahamnya. Meskipun berkecimpung di dunia saham ini beresiko tinggi, namun sebagai orang yang memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat, resiko merupakan tantangan yang harus ditakhlukkan, sehingga bisnis di dunia saham ini dianggap menarik.
            Seperti yang dikemukan dalam jurnal ini, struktur modal terdiri atas hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Weston & Copeland, 1999:19). Salah satu faktor yang mempengaruhi variabel struktur modal perusahaan adalah growth of sales atau pertumbuhan penjualan. Hal ini pernah diteliti secara empiris oleh Khrisnan (1996), Badhuri (2002), Moh’d (1998), dan Majumdar (1999). Pertumbuhan penjualan merupakan hal positif bagi perusahaan karena dengan penjualan yang semakin bertambah, karena pertumbuhan penjualan berkoralasi positif dengan kenaikan laba. Pertumbuhan penjualan ini tentunya tidak lepas dari berpikir kreatif dan kreativitas pihak manajerial perusahaan selaku entrepeneur.
            Berpikir kreatif erat hubungannya dengan kreativitas, karena kreativitas merupakan hasil dari berpikir kreatif. Berpikir kreatif menurut Coleman dan Hammen (Asri Laksmi Riani, 2005) adalah berpikir yang mengasilkan metode baru, konsep baru, pengertian baru, penemuan baru, dan seni baru. Menurut pendapat Rhodes yang menemukan bahwa kreativitas merupakan kemampuan dalam 4P, yaitu person, process, press dan product. Menurut Selo Sumarjan, kreativitas merupakan kemampuan yang efektif dalam menciptakan sesuatu yang baru, yang berbeda dalam bentuk, susunan, gaya, tanpa atau dengan mengubah fungsi dari sesuatu yang dibuat itu.
            Berpikir kreatif dan kreativitas ini hendaknya juga mengikutsertakan karyawan agar komitmen afektif karyawan meningkat sehingga kepuasan kerja meningkat yang pada akhirnya kinerja karyawan meningkat. Hal ini seseuai dengan hasil penelitian Diani Sulianti K. L. Tobing. Meningkatnya kinerja karyawan ini salah satu faktor yang meningkatkan pertumbuhan penjualan.
            Pertumbuhan penjualan juga berhubungan dengan kemampuan perusahaan menjalin hubungan dengan pihak lain. Kerja sama dengan pihak lain agar menjadi kokoh dan kuat, memerlukan beberapa hal (Asri Laksmi Riani, 2005) :
1.      Toleransi
2.      Disiplin
3.      Solidaritas
4.      Kerukunan
5.      Tekad bersama untuk membangun dan mengembangkan usaha
Berpikir kreatif, kreativitas, dan dibangunnya kerja sama dengan pihak lain berdampak positif bagi pertumbuhan penjualan perusahaan yang berpengaruh pada menguatnya struktur modal. Struktur modal yang kuat pada akhirnya berimbas pada pertumbuhan penjualan. Namun demikian, hasil penelitian ini justru menyatakan bahwa pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap harga saham hanya sebesar 12%.
Jurnal ini menyebutkan, menurut Riyanto (1995:34) variabel lain yang mempengaruhi struktur modal adalah sikat manajemen. Hal ini senada dengan pendapat Weston dan Copeland (1999:35) dan Weston dan Brigman (1998:174). Variabel lain yang mempengaruhi struktur modal menurut Riyanto adalah besarnya suatu perusahaan. Namun menurut Weston dan Copeland serta Weston dan Brigman, besarnya perusahaan tidak mempengaruhi struktur modal. Hal ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya perusahaan bukan faktor pokok yang mempengaruhi struktur modal. Namun, sikap manajerial lah yang justru merupakan salah satu pembentuk struktur modal. Sikap manajerial ini berkaitan dengan langkah atau kebijakan yang diambil perusahaan dalam kaitannya dengan menjalankan fungsi organisasi.


Analisis Jurnal “Identifying the Drivers of Social Entrepreneurial Impact: Theoretical Development and an Exploratory Empirical Test of SCALERS”

            Penelitian dalam jurnal ini memfokuskan pada ekonomi model SCALERS. SCALERS merupakan akronim dari staffing, communicating, alliance building, lobbying, earning generation, dan simulating market forces. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa SCALERS merupakan faktor pendorong dari social entrepreneurial impact.
            Staffing merupakan kemampuan perusahaan dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja yang kemampuannya sesuia dengan posisi yang dibutuhkan. Kesulitan dalam staffing ini adalah memperoleh tenaga kerja yang kompeten untuk mengisi posisi tertentu. Kemampuan organisasi dalam merekrut dan mengembangkan sumberdaya manusianya dengan kemampuan yang mumpuni, pendidikan yang tinggi dan pelatihan, termasuk dalam mengkombinasikan karyawan dan buruh berpengaruh positif terhadap sosial impact.
            Communicating merupakan kemapuan perusahaan untuk mempengaruhi stakeholder yang mensuportnya. Communicating yang sukses ditandai dengan terciptanya hubungan baik antar stakeholder, baik itu konsumen, donatur, partner, maupun karyawannya. Sehingga communicating ini erat hubungannya dengan pengembang kekayaan sosial.
            Alliance-Building berhubungan dengan pembentukan jaringan dalam bentuk partnerships, koalisi, joint venture dan jaringan lainnya untuk  mencapai tujuan yang disepakti bersama. Hal ini menegaskan bahwa perusahan tidak bisa melakukan semua hal sendirian. Alliance-Building erat juga kaitannya dengan pengembangan kekayaan sosial. Perbedaan antara communicating dan Alliance-Building adalah Alliance-Building lebih eksplisit mengenai perkembangan dari bentuk-bentuk hubungan dengan organisasi lain yang membantu menyediakan sumber daya tambahan untuk menopang perkembangan perusahaan tersebut.
            Lobbying adalah kemampuan untuk melakukan tawar menawar perjanjian yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan agar sesuia dengan apa yang diharapkan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pengembangan kemampuan kekayaan politik. Kemampuan melobi ini sangat penting karena erat hubungannya dengan pengaruh perusahaan baik terhadap partner maupun pemerintah.
            Earnings-generation berhubungan dengan aliran pedapatan yang digunakan untuk mendanai atau membiayai beban perusahaan. Dana ini diperoleh dari kegiatan operasional perusahaan, donasi, hadiah, sponsor, investor, atau sumber dana lain. Jadi Earnings-generation ini dapat pula dikatakan sebagai sumberdaya finansial.
            Replicating merefleksikan seefektif apa perusahaan dapat merealisasikan program yang dibuatnya. Nilai dari Replicating ini berkaitan dengan pelayanan, program, dan usaha perusahaan lainnya yang dapat diperdayakan ulang tanpa mengurangi kualitasnya. Tidak seperti SCALERS lainnya, Replicating berhubungan langsung dengan inovasi sosial dan mengacu pada kemampuan solusi sosial yang yang mudah diterima.
            Stimulating Market Forces adalah kefektivan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari mempromosikan produksi barangnya. Kesuksesan perusahaan dalam Stimulating Market Forces diukur dari kesuksesan menciptakan atau memburu pangsa pasar.
            Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa indicate staffing, communicating, alliance-building, lobbying, earning generation, replicating and stimulating market forces merupakan alat yang dapat digunakan untuk memprediksi sosial impact. Alliance-building dan lobbying tidak terlalu berpengaruh ketika komponen SCALERS dimasukkan dalam analisis regresi. Hal ini mungkin dikarenakan adanya indikasi kebohongan dalam aliansi dan peraturan yang membatasi ruang gerak.

Analisis Jurnal “The Dynamic of Entrepreneur’s Success Factors in Influencing Venture Growth”

            Hasil penelitian dalam jurnal ini menyebutkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara pertumbuhan perusahaan dengan jiwa kewirausahaan yang dimiliki seseorang, karena orang yang memiliki jiwa kewirausahaan memiliki inisitif tinggi, fokus pada operasi, finansial, marketing dan sumber daya manusia dalam perusahaan. Namun dalam penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan perusahaan dengan kekayaan sumberdaya manusia, keluasan koneksi dan program pemerintah yang mendukung. Dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi pertumbuhan perusahaan adalah jiwa kewirausahaan yang melekat pada diri wirausahawa. Meskipun perusahaan memiliki sumber daya kapita yang banyak, jaringan yang luas, sumber daya manusia yang memadai, namun apabila tidak ada manajemen yang baik dari pihak manajemen selaku wirausahawan, hal ini tidak berpengaruh signifikan dengan pertumbuhan perusahaan.
            Penelitian ini juga menemukan bahwa usaha kecil dan menengah di Malaysia memainkan peranan krusial dalam perekonomian dan memecahkan masalah pengagguran. Hal ini diindikasikan bahwa dorongan sukses wirausahan kecil dan menengah begitu tinggi. Dorongan sukses tersebut timbul karena kebutuhan berprestasi yang tinggi (n-Ach) dari diri wirausahawan kecil dan menengah.
            Pendidikan yang tinggi, pengalaman dan orang tua yang juga wirausahawan, memiliki peranan yang signifikan dalam menentukan kesuksesan seorang wirausahawan. Pendidikan yang tinggi membantu seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan kempuan yang berguna dalam mensukseskan perusahaan. Pengalaman memberikan pemahaman dan informasi terkait dengan usaha yang ia jalankan. Orang tua yang juga wirausahawan memberikan kesempatan besar bagi wirausahawan untuk mempelajari dan memahami kemampuan apa saja yang harus dimiliki seorang wiraushawan. Orang tua yang juga wirausahawan memiliki peranan penting dalam mendorong kesuksesan wirausahan.
            Faktor kesuksesan lain yang mempengaruhi adalah promosi produk yang dihasilkan dan mengetahui barang apa yang harus diproduksi serta meminta feedback dari konsumen. Dengan mengetahui barang apa yang akan diproduksi serta feedback konsumen, perusahaan akan berusaha akan berusaha menjaga atau meningkatkan kualitas produksinya. Pengetahuan akan barang apa yang dibutuhkan konsumen dan harus diproduksi menjaga keberlangsungan perusahaan jangkan panjang.
            Wirausahawan juga harus merencanakan strategi yang ditempuh perusahaan dalam produksi dan marketing. Selain itu, wirausahawan juga dituntut untuk mampu memimpin perusahaan dengan baik, melakukan pembagian kerja yang jelas dan mendapatkan sumberdaya manusia yang kompeten, serta memikirkan matang-matang mengenai sumber dana finansial perusahaan.
           

0 komentar:

Posting Komentar