PENAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG

on Selasa, 05 Februari 2013


MAKALAH
PENAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG

Untuk Memenuhi Tugas Sebagai Pengganti UKD IV Mata Kuliah
Dasar-dasar Akuntansi Keuangan
Pengampu : Tim




Disusun oleh:

Nama          : Nia Vita Kusuma Haji
NIM                        : K7411108
Kelas           : B



PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
BAB II
PENAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG

Taksiran kerugian piutang ditentukan pada setiap akhir periode dan diakui sebagai pertambahan biaya dan cadangan kerugian piutang. Ada beberapa dasar atau pendekatan  untuk menentukan jumlah tersebut. Untuk menentukan dasar atau pendekatan mana yang akan dipakai tergantung kehendak manajemen terhadap biaya dan pendapatan, serta terhadap nilai realisasai bersih dari piutang.
Dasar atau pendekeatan yang digunakan untuk menentukan kerugian piutang yaitu sebagai berikut.
2.1 Penaksiran Kerugian Piutang Dengan Pendekatan Laba-Rugi
            Dengan pendekatan laba-rugi, taksiran kerugian piutang dihitung berdasarkan persentase jumlah penjualan kredit. Taksiran kerugian piutang dinyatakan dalam persentase tertentu dari penjualan kredit bersih setelah potongan dan retur penjualan berdasar pengalaman periode yang lalu. Pendekatan ini menitikberatkan pada masalah pembebanan biaya pada periode terjadinya pendapatan (matching). Contoh :
       PT JATI LUHUR menggunakan metode penghapusan cadangan dalam mencatat transaksi kerugian piutangnya. Di dalam menaksir besarnya kerugian piutang digunakan persentase dari hasil penjualan kredit bersih. Untuk menentukan persentase kerugian piutang, digunakan data 5 tahun terakhir sebagai berikut.
Tahun
Penjualan bersih
Penjualan Kredit bersih
Yang dinyatakan sebagai kerugian
Diperoleh kembali
1999
60.000.000
48.000.000
300.000
20.000
2000
68.000.000
56.000.000
320.000
25.000
2001
80.000.000
60.000.000
325.000
25.000
2002
100.000.000
75.000.000
350.000
30.000
2003
122.000.000
81.000.000
345.000
20.000
Jumlah
430.000.000
320.000.000
1.640.000
120.000

Persentase dari hasil penjualan bersih :
     {(1.640.000.000 - 120.000) : 430.000.000 x 100%} = 0,4% (pembulatan)
Persentase dari hasil penjualan kredit bersih :
     {(1.640.000 - 120.000) : 320.000.000} x 100% = 0,5% (pembulatan)
Adapun data mengenai hasil penjualan tahun 2004 adalah sebagai berikut.
     Jumlah penjualan bersih                                  Rp 125.000.000
     Jumlah penjualan kredit bersih                        Rp   85.000.000
Berdasarkan data di atas, jurnal penyesuaian yang dibuat oleh PT JATI LUHUR pada akhir 2004 adalah sebagai berikut.
Jika kerugian piutang dari hasil penjualan bersih, maka besarnya laba-rugi piutang adalah :
     0,4% x 125.000.000 = Rp 500.000
Jika kerugian piutang dari hasil penjualan kredit bersih, maka besarnya laba-rugi piutang adalah :
     0,5 x 85.000.000 = Rp 425.000
2.2 Penaksiran Kerugian Piutang Dengan Pendekatan Neraca
     Taksiran kerugian piutang berdasarkan saldo piutang dapat ditentukan secara komposit, yaitu dengan suatu persentase tertentu dari jumlah saldo piutang. Dapat pula dengan menganalisa saldo piutang menurut status masing-masing umur piutang bagi masing-masing debitur, atau yang disebut dengan analisa umur piutang.
2.1.1   Persentase Saldo Piutang
        Menaksir besarnya kerugian piutang berdasarkan persentase tertentu dari saldo piutang pada akhir periode. Penentuan besarnya persentase ini didasarkan pada pengalaman pada tahun-tahun yang lalu. Pendekatan ini menekankan pada nilai realisasi kas bersih yang dapat diterima dari piutang.
Contoh :
        PT NIRWANA mulai tahun 2004 memutuskan untuk menggunakan metode cadangan yang ditentukan berdasarkan persentase dari saldo piutang. Adapun data kerugian piutang selama 5 tahun terakhir yang akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya cadangan kerugian piutang adalah sebagai berikut.
Tahun
Saldo piutang usaha per 31 Desember
Jumlah kerugian piutang
Diperoleh kembali
1999
Rp 13.600.000
Rp 400.000
20.000
2000
Rp 14.000.000
Rp 350.000
25.000
2001
Rp 15.400.000
Rp 450.000
25.000
2002
Rp 17.000.000
Rp 500.000
30.000
2003
Rp 20.000.000
Rp 650.000
20.000
Jumlah
Rp 80.000.000
Rp 2.350.000
120.000
Rata-rata kerugian piutang per tahun adalah :
        {(2.350.000 – 120.000) : 80.000} x 100% = 3% (pembulatan)
Jika pada akhir tahun 2004 saldo rekening piutang usaha berjumlah Rp 25.000.000 maka besarnya taksiran kerugian piutang pada tahun 2004 adalah :
        3% x 25.000.000 = Rp 75.000
2.1.2   Analisis Umur Piutang
        Kerugian piutang dapat pula ditaksir dengan cara menganalisa umur dari saldo piutang debitur-debitur perusahaan. Umur piutang masing-masing debitur digolongkan, baik yang belum dan yang suda jatuh tempo.
        Bagi piutang yang sudah jatuh tempo, makin lama jaraknya dengan jatuh tempo, makin besar pula kemungkinan tak tertagihnya. Dengan demikian, dalam menaksir besarnya kerugian piutang, masing-masing kelompok umur piutang ditentukan besarnya persentase kerugian.
        Analisis piutang selain digunakan untuk menentukan jumlah piutang yang benar-benar tak tertagih, juga dapat berguna untuk pertimbangan pengambilan keputusan tentang penjualan kredit oleh bagian penjualan.


Contoh :
        Saldo piutang usaha CV MAKMUR per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp 30.000.000 yang terdiri atas :
Nama debitur
Saldo piutang per 31 Desember 2004
Tanggal jatuh tempo
Ali
Rp 4.000.000
19 November 2004
Budi
Rp 1.000.000
5 Desember 2004
Candra
Rp 3.750.000
3 Juli 2004
Djumai
Rp 1.250.000
23 Desember 2004
Edy
Rp 1.750.000
20 November 2004
Farida
Rp 5.000.000
23 Januari 2004
Gunadi
Rp 2.250.000
7 Februari 2004
Hardono
Rp 6.250.000
15 Desember 2004
Irawan
Rp 1.500.000
5 Agustus 2004
Yusuf
Rp 3.250.000
13 Oktober 2004
Jumlah
Rp 30.000.000

        Adapun penggolongan umur piutang dan besarnya persentase kerugian masing-masing umur tersebut adalah sebagai berikut :
Golongan Umur Piutang
% kerugian
a.          Belum jatuh tempo
0,5%
b.         Telah jatuh tempo

(1)      Lewat dari 1-30 hari
2,0%
(2)      Lewat dari 31-60 hari
5%
(3)      Lewat dari 61-90 hari
10%
(4)      Lewat dari 90 hari
20%
        Berdasarkan data di atas, besarnya kerugian piutang dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.    Membuat tabel analisa umur piutang
Langkah pertama dalam menaksir besarnya kerugian piutang dengan analisia umur piutang adalah membuat tabel analisa umur piutang. Dalam tabel tersebut piutang dari masing-masing debitur perusahaan dikelompokkan menurut umurnya. Umur piutang dihitung dengan cara membandingkan tanggal jatuh tempo piutang dengan tanggal saat dilakukan penaksiran kerugian piutang.
CV MAKMUR
ANALISIS UMUR PIUTANG
31 DESEMBER 2004 (Dalam Ribuan Rupiah)
Nama debitur
Saldo piutang
Belum jatuh tempo
Lewat jatuh tempo
1-30
31-60
61-90
>90
Ali
4.000.000
-
-
4.000.000
-
-
Budi
1.000.000
-
1.000.000
-
-
-
Candra
3.750.000
-
-
-
-
3.750.000
Djumai
1.250.000
-
1.250.000
-
-
-
Edy
1.750.000
-
-
1.750.000
-
-
Farida
5.000.000
5.000.000
-
-
-
-
Gunadi
2.250.000
2.250.000
-
-
-
-
Hardono
6.250.000
-
6.250.000

-
-
Irawan
1.500.000
-
-
-
-
1.500.000
Yusuf
3.250.000
-
-
-
3.250.000
-
Jumlah
30.000.000
7.250.000
8.500.000
5.750.000
3.250.000
5.250.000









b.    Menghitung besarnya taksiran kerugian piutang
Setelah saldo umur  piutang masing-masing debitur digolong-golongkan, maka besarnya taksiran kerugian piutang dapat dihitung dengan cara sebgai berikut:
0,5% x Rp 7.250.000= Rp 36.250
2,0% x Rp 8.500.000= Rp 170.000
5,0% x Rp 3.250.000= Rp 287.500
10% x Rp 3.500.000= Rp 325.000
20% x Rp 5.250.000= Rp 1.050.000
                                   Rp 1.868.750

2.3 Membandingkan Metode Estimasi
     Metode persentase penjualan dan analisis piutang untuk mengestimasi jumlah piutang tak tertagih dapat dibandingkan dengan dua cara. Pertama, dibandingkan berdasarkan penekanan pada laporan keuangan. Kedua, dibandingkan berdasarkan pada apakah beban piutang tak tertagih atau penyisihan piutang tak tertagih yang dijadikan pokus dalam menentukan estimasi.
     Metode persentase penjualan menekankan pada pemadanan beban piutang tak tertagih dengan penjualan secara kredit selama periode tersebut. Metode persentase penjualan menekankan pada laporan laba-rugi. Metode analisis piutang menekankan pada nilai realisasi bersih piutang akhir periode dan saldo penyisihan piutang tak tertagih terkait. Oleh karena itu, metode analisis piutang lebih menekankan pada neraca.
     Pada metode persentase penjualan, beban piutang tak tertagih adalah fokus dari proses estimasi, menekankan pada perolehan estimasi terbaik untuk beban piutang tak tertagih untuk periode tersebut. Saldo akhir penyisihan piutang tak tertagih adalah hasil dari estimasi beban piutang tak tertagih.
     Dalam metode analisis piutang, penyisihan piutang tak tertagih adalah fokus dari proses estimasi. Beban piutang tak tertagih menjadi hasil akhir dari estimasi penyisihan piutang tak tertagih.

                                                                       








Daftar Pustaka

Adi Wahyu, 2005. Akuntansi Keuangan Dasar, Surakarta: UNS Press
Haryono Yusuf Al, 2004. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid 2 Jogjakarta: BPAA          YKPN
Ikatan Akuntan Indonesia, 1984. Prinsip Akuntansi Indonesia. Jakarta: Ikatan      Akuntan Indonesia  
Mardiasmo, 1987. Akuntansi Keuangan Dasar 2. Jogjakarta: BPFE UGM
Naim Ainun, 1988. Akuntansi Keuangan 1. Jogjakarta: BPFE UGM
Soemarso SR, 1990. Akuntansi Suatu Pengantar. Jilid 2 Jakarta: Rineka Cipta
Sugiri Slamet, 2005. Akuntansi Pengantar 2. Edisi 2 Jogjakarta: UPP AMP           YKPN
Warren, Reeve, Yusuf, Djakman, 2009. Pengantar akuntansi Principles of            Accounting-Indonesia Adaptation. Jakarta: Salemba Empat

           

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Saat kita menggunakan analisa umur piutang, untuk menentukan persentase kerugian dengan menggunakan data 5 tahun sebelumnya itu gimana caranya, ya?

Rahma mengatakan...

Saat kita menggunakan analisa umur piutang, untuk menentukan persentase kerugian dengan menggunakan data 5 tahun sebelumnya itu gimana caranya, ya?

Unknown mengatakan...

Kalo menghitung "Penaksiran Kerugian Piutang Dengan Pendekatan Laba-Rugi" diambil dari bukunya siapa ya??trimakasij

Posting Komentar