PENGELOLAAN KELAS

on Selasa, 05 Februari 2013


MAKALAH
PENGELOLAAN KELAS

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Pengampu : Drs. Soemarsono, M.Pd



Disusun oleh:
Kelompok 3
1.      Margaretha Puspita A          K7411093
2.      Nia Vita Kusuma Haji         K7411108
3.      Noor Anisa Listyana            K7411110
4.      Nur Rahmi Akbarini            K7411115
5.      Rina Valia                            K7411131
6.      Rini Fatmawati                    K7411132



PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Peranan guru sebagai manajer dalam kegiatan belajar di kelas sudah lama diakui sebagai salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola pembelajaran saja tetapi juga harus mampu mengelola kelas, yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan, penerapan strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang diyakini dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang mendasar dari permasalahan pendidikan di tanah air. Peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.    Mengapa dibutuhkan strategi pengelolaan kelas?
2.    Apa peran guru dalam strategi pengelolaan kelas?
3.    Bagaimana penerapan sistem dalam pengelolaan kelas?

C.     TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.    Mengetahui strategi pengelolaan kelas
b.    Mengetahui apa saja peran guru dalam pengelolaan kelas
c.    Mengetahui sistem dan masalah pengelolaan kelas
d.   Mengetahui penggunaan berbagai metode dalam proses belajar mengajar
BAB II
ISI

A.      PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri asal katanya adalah ”kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu “management”, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto (1990;2) adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik (1987:311) adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.
Dalam konteks yang demikian itulah kiranya pengelolaan kelas penting untuk diketahui oleh siapapun juga yang menerjunkan dirinya kedalam dunia pendidikan.
Sedangkan menurut Sudirman N, dalam (dkk. 1991; 310), pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari Nawawi (1989;115), dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.

B.       TUJUAN PENGELOLAAN KELAS
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum pengelolaan kelas adalah penyedian fasilitas bagi bermacam macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dalam intelektual dalam kelas. Fasilitas yang demikian itu memungkinkan siwa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa. (Sudirman N, 1991, 311)
Suharsimi Arikunto (1988 : 68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Terkait dari penjelasan diatas dalam hal pengelolaan kelas dapat pula  ditinjau dari segi interaksi komunikatif. Artinya seorang guru dituntut mampu mengatur segala kondisi apapun yang terjadi didalam kelas saat pebelajaran berlangsung agar terciptanya komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan murid, murid dengan guru sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan baik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan sekaligus meringankan tugas guru atau wali kelas.

C.       PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN KELAS
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsi-prinsip pengelolaan kelas, yang di uraikan berikut ini :
1.      Hangat dan Antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar.guru yang hangat dan akrab engan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

2.      Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.      Bervariasi
Penggunaan alat atau media atau alat bantu,gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik mengurangi munculnya gangguan, kevariasian dalam penggunaan apa yang dsi sebut diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif.
4.      Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif..
5.      Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif, dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan Yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
6.      Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu,guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya iku disiplin berdisiplin dalam segala hal.




D.      PERLUNYA STRATEGI PENGELOLAAN KELAS
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator. Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.

E.       PERAN GURU DALAM STRATEGI PENGELOLAAN KELAS
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator.
a)    Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang idela bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai stauladan bagi siswanyadan contoh bagi peserta didik.
b)   Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting adalan rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kwalitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi.
Tingkat pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain:
ü  Mengetahui
ü  Mengerti
ü  Mengaplikasikan
ü  Analisis
ü  Sintesis (analisis dalam berbagai sudut)
ü  Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi:
ü Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik
ü Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi
ü Evalusi dilakuakn denga berbagai proses instrumen
ü Harus terbuka
c)    Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas :
ü  Merancang tujuan pembelajaran
ü  mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran
ü  Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reward
ü  Mengawasi segala sesuatu apakah bejalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
d)   Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai semberbalajar yang harus dipelajari oleh seorang guru.
Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Ketrampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.

F.        PENGATURAN KELAS
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk bejar dengan baik dan bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajart terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya  yangpengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan mengatur kelas. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan ptrestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap sisiwa dalam belajar, di perlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya:
1)        Pengaturan penggunaan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran
2)        Pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran dikelas agar tercipta suasana yang menggairahkan dalam belajar
3)        Pengelompokan siswa dalam belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa itu sendiri

G.      PENERAPAN SUATU SISTEM DALAM PENGELOLAAN KELAS
Mengelola kelas itu merupakan pembuatan  keputusan-keputusan yang direncanakan bukan keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadan darurat. Dasar dari pendekatan yaitu bahwa perilaku yang baik dikelas sebagiandapat dibentuk dengan cara memberikan ganjaran atau tidak.

·           Teknik mendekati
Bila seorang siswa mulai bertingkah,satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya .kehadiran guru bisa membuatnya takut,dan karena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang disruptif ,tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal,memindahkan tempat duduknya ke meja guru dapat berefek preventif.
·           Teknik memberikan isyarat
apabila siswa berbuat penakalan kecil,guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi. Isyarat tersebut dapat berupa petikan jari,pandangan tajam, atau lambaian tangan.
·           Teknik mengadakan humor
Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
·           Teknik tidak mengacuhkan
Untuk menerapkan  cara ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yag diketahuinya .dalam kasus-kasus tertentu,tidak mengcuhkan kenakalan justru dapat membawasiswa untuk di perhatikan
·           Teknik yang keras
Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan.contohnya mengngeluarkannya dalam kelas.
·           Teknik mengadakan diskusi secara terbuka
Bila kenakalan di kelas mulai bertambah ,sering guru menjadi heran.ia lalu menilai kembali tindakan dan pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
·           Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur
kadang-kadang masalah kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidak mampuan siswa melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.kesulitan ini terjadi apbila guru berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan,padahal sebenarnya tidak.masalah yang hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
·           Mengadakan analisis
Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurangi keresahan siswanya.
·           Mengadakan perubahan kegiatan
Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya, tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan mereka.
·           Teknik menghimbau
Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.

H.      MASALAH DALAM PENGELOLAAN KELAS
Keaneka macaman masalah perilaku siswa itu menimbulkan beberapa masalah pengelolaan kelas. Menurut Made Pidarta masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku siswa adalah:
1)        Kurang kesatuan, dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik, dan pertentangan jenis kelamin.
2)        Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, bergi kesana-kemari, dan sebagainya.
3)        Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan, merendahkan kelompok bodoh dan sebagainya 
4)        Kelas mentolerasi kekeliruan-kekeliruan temannya, ialah menerima dan mendorong perilaku siswa yang keliru.
5)        Mudah mereaksi negatif atau terganggu misalnya didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah dan sebagainya
6)        Moral rendah, permusuhan dan agresif misalnya dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang, kekurangan uang, dan sebagainya
7)        Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru dan sebagainya
Kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok menghendaki peninjauan pada aspek perbedaan individual anak didik. Postur tubuh anak didik yang tinggi sebaiknya di tempatkan di belakang. Anak didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya di tempatkan di depan kelas. Dengan begitu, mata anak didik yang minus dapat melihat tulisan di papantulis dengan cukup baik. Penempatan anak didik yang mengalami ganggung pendengaran didepan akan mempermudah si anak untuk menyimak apa yang disampaikan guru.
Pengaturan tempat duduk sebenarnya akan berhubungan dengan permasalahan siswa sebagai individu dengan perbedaan pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Tetapi di dalam perbedaan dari ketiga aspek itu ada juga terselip persamaannya, persamaan dan perbedaan dimaksud adalah:
1.         Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi)
2.         Persamaan dan perbedaan dalam kecakapan
3.         Persamaan dan perbedaan dalam hasil belajar
4.         Persamaan dan perbedaan dalam bakat
5.         Persamaan dan perbedaan dalam sikap
6.         Persamaan dan perbedaan dalam kebiasaan
7.         Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuan /pengalaman
8.         Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah
9.         Persamaan dan perbedaan dalam minat
10.     Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita
11.     Persamaan dan perbedaan dalam kebutuhan
12.     Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian
13.     Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo perkembangan
14.     Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan
Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa diatas, berguna dalam membantu usaha pengaturan kelas. Terutaman berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokan siswa guna menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama.


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Untuk tercapainya apa yang menjadi tujuan pembelajaran dalam proses pengelolaan kelas kami mengambil kesimpulan bahwa:
1.             Strategi guru dalam membuat perencanaan pembelajaran sebelum tahun ajaran baru, dan kepala sekolah mewajibkan semua guru membuat perencanaan pembelajaran yang meliputi: silabus, analisa materi pelajaran (AMP), program tahunan, program semester, dan Rencana program pengajaran.
2.             Membangun Kerjasama dengan Siswa dalam Pembelajaran. Membangun kerjasama dengan siswa, artinya dalam pembelajaran terjadi interaksi yang komunikatif atara guru dengan siswa. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dengan: (a) menjalin hubungan baik dengan siswa melalui kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler, (b) berusaha menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah di pahami siswa, (c) menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, (d) menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Dengan strategi ini suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga siswa menjadi on task dalam pembelajaran


DAFTAR PUSTAKA

Majid, abdul. Perencanaan pembelajaran. 2005. Rosda karya: Bandunng
Popham, James. Teknik mengajar secara sistematis. 1992. Rineka cipta: Jakarta
Setiawan, conny,dkk. Pengelolaan Kelas. 1985. Gramedia: Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar